64 Warga Sipil Tewas, Ini 3 Seruan Palang Merah Internasional ke Rusia

Korban sipil terus berjatuhan di Ukraina

Jakarta, IDN Times - Komite Internasional Palang Merah (ICRC) mendesak militer Rusia dan Ukraina untuk melindungi hak-hak kemanusiaan dalam peperangan di Ukraina. Presiden ICRC Peter Maurer menyerukan tiga hal utama menyikapi kondisi di Ukraina pascaoperasi militer dilancarkan Rusia.

"Hal pertama, yakni hak-hak kemanusiaan, harus ditegakkan, baik kepada warga sipil maupun tahanan. Selain itu fasilitas sipil dapat terus beroperasi, seperti sekolah, rumah sakit, sehingga dapat terus melayani," kata Maurer saat menyampaikan tiga keputusan lembaganya melalui video di Twitter pada Minggu (27/2/2022).

Baca Juga: Deretan Sanksi Dunia untuk Rusia akibat Menginvasi Ukraina

1. Mencegah peningkatan kekerasan dan mengizinkan akses bantuan internasional

64 Warga Sipil Tewas, Ini 3 Seruan Palang Merah Internasional ke RusiaSeorang anggota layanan Ukraina berjalan di sepanjang parit pada posisi di garis depan dekat kota Novoluhanske di wilayah Donetsk, Ukraina, Selasa (22/2/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Gleb Garanich.

Kedua, Maurer meminta seluruh pihak dan masyarakat internasional untuk mendukung pencegahan peningkatan kekerasan. Menurutnya, kekerasan hanya berdampak kepada masyarakat sipil.

Hal ketiga yang dia tekankan adalah agar pihak-pihak yang bertikai mengizinkan masuknya bantuan internasional bagi masyarakat sipil Ukraina. "Sehingga gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, maupun lembaga kemanusiaan lain, dapat terus memberi bantuan kepada masyarakat sipil Ukraina," kata Maurer.

Baca Juga: Daftar Negara yang Tutup Akses bagi Pesawat Rusia, Terus Bertambah!

2. Korban dari warga sipil berjatuhan

64 Warga Sipil Tewas, Ini 3 Seruan Palang Merah Internasional ke RusiaSeorang anggota tentara Rusia menembakkan sebuah howitzer dalam latihan militer di Kuzminsky di selatan Rostov, Rusia, Rabu (26/1/2022). ANTARA FOTO/Sergey Pivovarov/File Photo.

Sebelumnya, badan bantuan PBB melaporkan bahwa sedikitnya 64 warga sipil tewas setelah pasukan Rusia menyerbu Ukraina sejak Kamis (24/2/2022). Hingga 26 Februari pukul 17.00 waktu setempat, Kantor PBB untuk HAM (OHCHR) mengumumkan bahwa sedikitnya 240 warga sipil menjadi korban, termasuk korban tewas tersebut.

"OCHA memperkirakan bahwa jumlah korban yang sebenarnya kemungkinan jauh lebih banyak," demikian laporan Kantor Koordinasi untuk Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), dilansir ANTARA dari Reuters.

Baca Juga: Google Blokir Media Rusia Menghasilkan Uang dari Iklan

3. Ratusan ribu warga mengungsi

64 Warga Sipil Tewas, Ini 3 Seruan Palang Merah Internasional ke RusiaWarga yang dievakuasi naik ke kereta di stasiun kereta sebelum meninggalkan kota Makiivka (Makeyevka) yang dikontrol separatis di luar Donetsk, Ukraina, Rabu (23/2/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Alexander Ermochenko.

Laporan itu mengutip badan pengungsi PBB yang mengatakan lebih dari 160 ribu mengungsi ke wilayah lain di dalam negeri dan lebih dari 116 ribu orang terpaksa menyelamatkan diri ke negara-negara tetangga.

Selain itu, kerusakan pada infrastruktur sipil menyebabkan ratusan ribu orang tidak mendapatkan aliran listrik atau air. Ratusan rumah rusak atau hancur, sementara jembatan-jembatan dan jalanan dihantam oleh tembakan mortir yang menyebabkan sejumlah komunitas tidak dapat mengakses pasar, katanya.

"Badan-badan PBB dan mitra kemanusiaan untuk sementara terpaksa tidak beroperasi lantaran situasi keamanan yang semakin parah. PBB dan mitranya mempertahankan kehadiran mereka di seluruh negeri dan tetap berkomitmen untuk bertahan di lapangan serta merespons keperluan kemanusiaan yang terus bertambah dan risiko perlindungan begitu situasinya memungkinkan."

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya