Arkeolog Temukan Situs Masjid Berusia Lebih Dari 1200 Tahun di Israel 

Dianggap masjid tertua di negeri Yahudi itu

Jakarta, IDN Times – Tim Arkeolog menemukan situs masjid pedesaan kuno di Gurun Negev di Israel. Temuan ini berada di kota Badui Rahat, diduga berasal dari abad ke-7 atau ke-8. Ini adalah salah satu masjid paling awal yang diketahui dari awal periode Islam di Israel. Tim mendapati sisa-sisa masjid ini termasuk bangunan persegi panjang dengan Mihrab menghadap Makkah. 

Arkeolog mengatakan bahwa ada kemungkinan petani lokal membentuk jamaah masjid ini. Mereka juga menemukan sisa-sisa pertanian yang dibangun di era Bizantium. Penggalian juga menghasilkan pemukiman yang dibangun selama periode waktu yang sama dengan masjid.

1. Situs masjid kuno di Israel ini adalah temuan luar biasa dan penting

Arkeolog Temukan Situs Masjid Berusia Lebih Dari 1200 Tahun di Israel 

"Sebuah masjid kecil di kota--yang berasal dari abad ke-7 atau ke-8--akan menjadi penemuan langka di mana pun di dunia, tapi terutama di daerah utara Be'er Sheva," kata direktur penggalian Jon Seligman dan Shahar Zur, seperti dimuat laman Haaretz.com. 

Be’er Sheva adalah kota terbesar di Gurun Negev. Tidak pernah ada struktur serupa ditemukan di daerah tersebut. Arkeolog Gideon Avni mengatakan bahwa itu adalah salah satu masjid tertua yang diketahui saat ini di Israel, karena daerah tersebut pertama kali ditaklukkan oleh orang Arab pada tahun 636 Masehi.

Masjid itu diberi tanggal,  menggunakan metode arkeologi tradisional, seperti tembikar, koin dan gaya lampu minyak. Avni, menambahkan bahwa "kita tahu jangkauan waktunya dalam 30 hingga 40 tahun." Tidak banyak sisa-sisa bangunan kuno ini, tapi fondasi dinding menampilkan ceruk doa menghadap ke tenggara, menuju Makkah.

Baca Juga: Tempat-Tempat ‘Tak Lazim’ untuk Suarakan Konflik Israel-Palestina 

2. Temuan situs masjid memberikan wawasan penting tentang sejarah Islam di Israel

Arkeolog Temukan Situs Masjid Berusia Lebih Dari 1200 Tahun di Israel 

Sisa fondasi bangunan masjid ini - yang berukuran 6-meter persegi dan mungkin dibangun hanya untuk melayani satu atau dua keluarga di desa - memberikan kesaksian untuk penyebaran Islam yang cepat setelah kedatangannya di daerah yang sekarang terkenal sebagai Israel sekitar tahun 636 Masehi. 

Sementara pada masa itu masjid-masjid besar dibangun di Madinah, Damaskus dan Yerusalem membuktikan penyebaran agama di pusat-pusat kota. “Struktur yang baru ditemukan di Rahat menunjukkan bagaimana Islam dengan cepat mencapai daerah-daerah pedesaan,” kata Gideon Avni dari Otoritas Bangunan Antik Israel.

Menempatkan tanggal yang tepat pada awal Islam sulit, tapi agama ini umumnya dianggap berasal di Makkah dan Madinah pada awal abad ke-7, sekitar 600 tahun setelah agama Kristen muncul. Taksiran arkeolog, runtuhan masjid di Rahat - yang ditemukan pada awal pembangunan lingkungan baru - berasal dari akhir abad ke-7 atau awal abad ke-8. 

Bagaimana mereka tahu bahwa masjid harus menghadapi ke Makkkah sekitar 1,300 tahun yang lalu?

"Pengetahuan astronomi," kata Avni. Telah dibuktikan bahwa orang-orang Mesopotamia dan Levant memiliki pengetahuan astronomi yang sangat maju, berasal lebih dari 4 ribu tahun. 

Pengetahuan Babilon tentang langit mendahului orang-orang Yunani kuno berabad-abad. Ini menimbulkan pertanyaan seberapa akurat pembacaannya. “Ini tidak seakurat kompas dan GPS, tetapi penyimpangan mereka kecil, paling banyak sekitar 5 persen. Mereka tahu arah mana yang harus dihadapi,” kata Avni. 

3. Situs kuno masjid di Israel ditemukan di dekat pemukiman tua

Arkeolog Temukan Situs Masjid Berusia Lebih Dari 1200 Tahun di Israel Pixabay/Walkerssk

Sebuah sisa situs kuno pemukiman kecil juga ditemukan, termasuk rumah-rumah dengan ruang tamu, halaman, ruang penyimpanan, dan perapian untuk persiapan makanan. Masjid itu letaknya  sekitar 20 dan 30-meter dari runtuhan sebuah pertanian, yang berasal dari akhir periode Bizantium (akhir abad ke-6 sampai awal abad ke-7) - atau awal periode Islam. 

Avni mendalilkan bahwa masjid melayani rakyat petani, meskipun hanya ada sedikit sisa pertanian--hanya runtuhan rumah dengan kamar di sekitar halaman terbuka, serta ruang penyimpanan. Arkeolog mengatakan mereka telah mengidentifikasi area yang digunakan untuk menyiapkan makanan, yang menampilkan perapian untuk dipanggang dalam gaya “tabun” atau oven tanah liat setempat.

“Penemuan masjid di dekat permukiman pertanian antara Be'er Sheva dan Ashkelon juga menunjukkan proses perubahan budaya dan agama yang dialami negara itu selama transisi dari Bizantium ke periode awal Islam,” kata Avni. 

Salah satunya adalah bahwa menurut sumber-sumber Islam historis, rezim Islam yang masih muda memberikan tanah kepada para wakilnya - termasuk komandan Amr ibn al-ʻAs, seorang kontemporer dari Nabi Muhammad. Amr, seorang mualaf yang mula-mula masuk Islam, kemudian memimpin penaklukan Islam abad ke-7 di Mesir. 

Dalam perjalanannya,  ia dan pasukannya secara perlahan berjalan ke Suriah dan Israel. Dan mungkin, dia mengalokasikan tanah untuk masjid ini, di mana umat yang masih muda bisa bersujud ke arah Makkah.

 

Laporan Naila Pringgadani

Baca Juga: Israel Mulai Hancurkan Bangunan di Pinggiran Yerusalem

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya