Biden dan Pemimpin Negara ASEAN Kecam Junta Myanmar

Myanmar tuduh ASEAN tinggalkan norma karena intervensi asing

Jakarta, IDN Times - Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden sama-sama mengecam Myanmar yang tidak hadir di pembukaan KTT ASEAN pada Selasa (26/10/2021). Padahal, perwakilan nonpolitik Myanmar mendapatkan undangan meski pemimpin junta militer mereka ditolak kehadirannya.

ASEAN melarang Jenderal Min Aung Hlaing hadir di KTT ke-38 dan ke-39 karena tidak menjalankan rencana perdamaian yang telah disepakati. Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, yang akan menjadi ketua ASEAN tahun depan, mengatakan KTT kali ini hanya diikuti oleh sembilan anggota bukan karena ASEAN melainkan keputusan Myanmar sendiri.

"Hari ini, ASEAN tidak mengusir Myanmar dari kerangka ASEAN. Adalah Myanmar yang menyia-nyiakan haknya," kata Hun Sen, dilansir ANTARA dari Reuters, Rabu (27/10/2021).

Baca Juga: Jokowi Ingin Kerja Sama Infrastruktur ASEAN-Jepang Terus Terjalin

1. Brunei sebut perlu mediasi terhadap situasi Myanmar untuk menjaga kredibilitas ASEAN

Biden dan Pemimpin Negara ASEAN Kecam Junta MyanmarBendera ASEAN. (setnas-asean.id)

Brunei, dengan dukungan mayoritas anggota ASEAN, adalah pihak yang memutuskan untuk menolak kehadiran pemimpin junta Myanmar pada KTT. Meski demikian, ASEAN menerima kehadiran perwakilan nonpolitik dari Myanmar untuk mengikuti KTT.

Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, mengatakan Myanmar perlu diberi ruang untuk kembali ke kegiatan normal sesuai dengan prinsip ASEAN soal tidak mencampuri urusan dalam negeri negara-negara anggotanya.

"Para pemimpin negara ASEAN mendesak agar mediasi dilakukan terhadap situasi di Myanmar untuk menjaga kredibilitas ASEAN," kata Bolkiah yang saat ini merupakan ketua ASEAN, melalui pernyataan.

Penolakan terhadap kehadiran junta Myanmar pada KTT merupakan langkah berani yang jarang diambil oleh ASEAN. Biasanya, ASEAN dikenal menerapkan prinsip tidak mencampuri urusan dalam negeri anggotanya.

2. Biden desak Myanmar lepaskan para tahanan tidak sah

Biden dan Pemimpin Negara ASEAN Kecam Junta Myanmar(ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque)

Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyatakan "keprihatinan yang sangat mendalam" atas kekerasan yang terjadi di Myanmar. Selama pertemuan yang berlangsung secara virtual tersebut, Biden mendesak militer Myanmar untuk membebaskan orang-orang yang ditahan secara tidak sah, kata Gedung Putih.

Biden menjadi presiden Amerika Serikat pertama yang hadir pada pertemuan puncak dengan ASEAN dalam empat tahun terakhir. Amerika Serikat menganggap kelompok negara-negara Asia Tenggara itu sebagai kunci untuk menangkal sikap China yang semakin dominan. Biden mengatakan negara-negara ASEAN bisa berharap bahwa dirinya pada masa depan akan hadir di kawasan itu.

Baca Juga: Jelang KTT ASEAN, Amerika Serikat Temui Pemerintah Bayangan Myanmar

3. Respons Indonesia dan Thailand

Biden dan Pemimpin Negara ASEAN Kecam Junta MyanmarPresiden Jokowi hadiri KTT ASEAN ke-38 pada Selasa (26/10/2021). (dok. Biro Pers Kepresidenan)

Presiden Joko "Jokowi" Widodo menyayangkan tindakan Myanmar yang tidak menghargai niat baik Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk membantu menyelesaikan krisis politik negara tersebut. Hal tersebut disampaikan Jokowi saat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-39 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Selasa (26/10/2021).

“Sayangnya, uluran tangan keluarga ini tidak disambut baik oleh militer Myanmar. Akses yang diminta oleh utusan khusus ASEAN sampai saat-saat akhir KTT masih belum diberikan oleh militer Myanmar,” kata Jokowi.

Sementara itu, Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha, yang adalah pensiunan jenderal, mendesak Myanmar untuk menjalankan lima butir peta jalan yang telah disepakatinya dengan ASEAN. Prayuth sendiri dianggap sebagai sosok yang memiliki hubungan paling dekat dengan junta Myanmar dibandingkan dengan para pemimpin ASEAN lainnya.

4. Myanmar tuding ASEAN meninggalkan normanya karena intervensi asing

Biden dan Pemimpin Negara ASEAN Kecam Junta MyanmarKendaraan bersenjata Tentara Myanmar berkendara melewati sebuah jalan setelah mereka mengambil kekuasaan dalam sebuah kup di Mandalay, Myanmar, Selasa (2/2/2021). (ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer)

Myanmar sendiri mengatakan tidak mengikuti KTT karena ada penolakan terhadap kehadiran kepala negara atau kepala pemerintahan atau perwakilan tingkat menteri. Kementerian Luar Negeri Myanmar mengatakan pihaknya tidak berniat untuk memperlihatkan protes terhadap ASEAN ataupun memboikot ASEAN

Namun, mereka menuding ASEAN meninggalkan norma-norma yang dianutnya dengan menyatakan larangan bagi pemimpin junta untuk datang. Myanmar menuduh ASEAN membiarkan diri dipengaruhi oleh negara-negara lain, termasuk Amerika Serikat.

Baca Juga: Jokowi Ungkap Harapannya untuk Kerja Sama ASEAN-AS ke Depan

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya