Dihujani Kritik soal Afghanistan, Ini Pembelaan Joe Biden

Keputusan perintahkan militer AS angkat kaki, dikritik habis

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat Joe Biden membela keputusannya untuk menarik mundur pasukan AS dari Afghanistan setelah berperang 20 tahun. Biden menegaskan dia harus memilih, antara meminta pasukan AS bertempur tanpa akhir dalam "perang sipil" Afghanistan atau mengikuti kesepakatan penarikan yang dinegosiasikan pendahulunya, Donald Trump.

Biden pun memilih opsi yang kedua.

"Saya berdiri teguh terhadap keputusan saya," kata Biden, seperti dilansir ANTARA dari Reuters, Selasa (17/8/2021).

"Setelah 20 tahun saya belajar dengan cara yang sulit bahwa tidak akan pernah ada waktu yang tepat untuk menarik pasukan AS. Itu sebabnya kita masih ada di sana."

Baca Juga: Taliban Berkuasa, Joe Biden Dinilai Gagal dan Panen Kritik

1. Biden salahkan pemimpin Afghanistan yang justru melarikan diri

Dihujani Kritik soal Afghanistan, Ini Pembelaan Joe BidenPresiden Afghanistan, Ashraf Ghani, dan Presiden AS, Donald Trump, bertemu di Markas Udara Bagram, Afghanistan, pada 29 Noveber 2019. twitter.com/ashrafghani

Biden menghadapi berbagai kritik atas keputusan itu, bahkan dari para diplomatnya sendiri. Dilansir dari The Straits Times, pemimpin Senat dari Partai Republik Mitch McConnell menyebut kebijakan Biden terhadap Afghanistan sebagai kegagalan atas kepemimpinan AS yang memalukan.

Biden dan keputusannya itu menjadi sasaran kritik karena pemberontak Taliban berhasil menguasai Kabul, ibu kota Afghanistan, dan mendeklarasikan kemenangan perang pada Senin (16/8/2021).

Menanggapi berbagai kritik itu, Biden menyalahkan kemenangan Taliban kepada para pemimpin Afghanistan yang kabur dan tentara mereka yang enggan untuk melawan.

2. Terlibat di perang Afghanistan selama 20 tahun telah kuras lebih dari 1 triliun dolar AS

Dihujani Kritik soal Afghanistan, Ini Pembelaan Joe BidenPara pasukan militer berjaga di salah satu wilayah Afghanistan. (pixabay.com/ArmyAmber)

Biden menarik seluruh personel militer AS dari Afghanistan pada 31 Agustus 2021, lebih cepat dari rencana awal pada September 2021.

Saat itu, Biden berkata bahwa tugas AS telah usai di Afghanistan dan Washington tidak bisa menanggung kerugian hanya untuk negara yang berurusan dengan konflik sipil. Biden sempat menyebut perang itu telah menghabiskan dana AS lebih dari 1 triliun dolar (sekitar Rp14.392,3 triliun).

Baca Juga: Kabur dari Afghanistan dan Taliban, Presiden Ashraf Ghani Disebut Aib

3. Kepanikan di bandara menghantui keputusan Biden

Dihujani Kritik soal Afghanistan, Ini Pembelaan Joe BidenHelikopter militer terbang diatas Kabul, Afghanista, Minggu (15/8/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer

Meski demikian, kini AS dihantui kondisi penuh kepanikan dan kebingungan di Kabul. Sebuah video pada Senin, memperlihatkan ratusan warga Afghanistan tengah berusaha menaiki pesawat militer AS, berharap dapat ikut dievakusi.

Pasukan AS pada Minggu (15/8/2021), mengambil alih bandara, satu-satunya akses untuk ke luar dari Afghanistan. Mereka melakukan proses evakuasi para diplomatnya segera setelah militan Taliban meraih kemenangan kilat.

Taliban mengambil alih kota-kota terbesar Afghanistan dalam hitungan hari, bukan beberapa bulan seperti prediksi intelijen AS. Mereka merebut Kabul tanpa perlawanan, setelah pasukan pemerintah yang tak bersemangat itu menyerah meski dilatih bertahun-tahun dan diperlengkapi oleh AS dan negara lain. 

Baca Juga: Negara-Negara yang Pernah Bercokol di Afghanistan, Bikin Perang Besar

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya