Gelar Pertemuan Dalam Kapal di Laut Merah, PBB Dorong Perdamaian Yaman

Ini untuk mengupayakan penarikan tentara dari Hudaidah

Dubai, IDN Times - Pihak-pihak yang berperang di Yaman bertemu dalam satu kapal pada perjalanan di Laut Merah, Minggu (3/2). Hal tersebut terjadi atas dorongan dari pimpinan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) guna melaksanakan penarikan tentara dari pelabuhan utama Hudaidah, Yaman. Penarikan tentara dari Yaman disepakati pada pembicaraan perdamaian Desember lalu.

1. Pertemuan di kapal itu merupakan upaya yang ketiga dalam rangka menyokong gencatan senjata

Gelar Pertemuan Dalam Kapal di Laut Merah, PBB Dorong Perdamaian Yamanun.org

Kelompok Al-Houthi dan pemerintah Yaman dukungan Saudi bertemu untuk ketiga kalinya dengan Komite Koordinasi Pengerahan Kembali atau Redeployment Coordination Committee (RCC) sebagai penengah. Komite pimpinan PBB itu dibentuk pada Desember.

Menurut pernyataan PBB, kapal itu menjemput delegasi dari pemerintahan Yaman di satu lokasi di Laut Merah sebelum berlayar ke Hudaidah menjemput delegasi Al-Houthi. Kedua belah pihak yang bertikai itu bertemu di sebuah kapal karena usaha-usaha untuk menyelenggarakan pertemuan ketiga di wilayah yang dikuasai pasukan koalisi telah gagal.

Pertemuan itu diadakan di atas kapal PBB setelah kelompok Al-Houthi menolak melintasi gars depan dan mengadakan pembicaraan di daerah-daerah yang dikuasai pemerintah. Sementara dua pertemuan sebelumnya diadakan di bawah kendali Al-Houthi. Hal itu dilakukan setelah kepala misi PBB yang bertugas mengawasi perjanjian itu, Patrick Cammaert, bertemu masing-masing pihak secara terpisah.

Pertemuan itu untuk mengatasi masalah dalam mengimplementasikan kesepakatan yang dicapai di Swedia pada bulan Desember. Kesepakatan itu menyerukan gencatan senjata di Hudaidah yang dikuasai pemberontak Al-Houthi, penarikan pasukan dari kota pelabuhan, dan pembukaan koridor kemanusiaan.

Sadiq Dweid, juru bicara delegasi pemerintahan Yaman untuk RCC, mengatakan komite itu telah membahas proposal Camaert bagi penarikan tentara pada pertemuan yang Minggu tersebut. "Pertemuan-pertemuan akan dilanjutkan," ujarnya sebagaimana dilansir Reuters.

2. Pembicaraan di kapal berlangsung konstruktif

Gelar Pertemuan Dalam Kapal di Laut Merah, PBB Dorong Perdamaian Yamanun.org

Dalam pertemuan di kapal itu, Kepala misi PBB di Yaman Patrick Cammaert memperingatkan pemerintah Yaman yang didukung Saudi dan kelompok Al-Houthi untuk menegakkan gencatan senjata di kota pusat konflik, Hudaidah.

Pensiunan jenderal Belanda itu, "memperingatkan kedua pihak tentang rapuhnya gencatan senjata dan mendesak mereka untuk menginstruksikan para komandan mereka di lapangan untuk menahan diri dari pelanggaran lebih lanjut, yang akan membahayakan Perjanjian Stockholm dan proses perdamaian yang lebih luas untuk Yaman," kata sebuah pernyataan PBB sebagaimana dilansir AFP.

Pernyataan PBB itu menyebutkan pembicaraan akan dilanjutkan pada hari Senin, menggambarkan pertemuan itu "ramah dan konstruktif."

3. Upaya penarikan tentara dari Hudaidah telah gagal

Gelar Pertemuan Dalam Kapal di Laut Merah, PBB Dorong Perdamaian Yamannu.or.id

PBB mengawasi pelaksanaan gencatan senjata dan persetujuan penarikan tentara dari Hudaidah, pintu masuk utama bagi sebagian besar barang-barang impor ke Yaman. PBB berharap gencatan senjata itu akan mengarah pada penyelesaian politik bagi perang yang berlangsung hampir empat tahun.

Kedua pihak yang bertikai yakni kelompok Al-Houthi--yang bersekutu dengan Iran, dan pemerintah Yaman dukungan Saudi, tidak sepakat mengenai siapa yang seharusnya mengendalikan kota tersebut serta pelabuhan-pelabuhan. Kedua belah pihak telah menuduh satu sama lain melanggar gencatan senjata yang mulai berlaku pada 18 Desember itu.

Berdasarkan kesepakatan tersebut kedua pihak harus menarik tentaranya pada 7 Januari sebagai upaya menghindari serangan skala-penuh atas Hudaidah. Namun, upaya melakukan langkah itu telah gagal. Tenggat waktu untuk penarikan pasukan dari Hudaidah dan pertukaran tahanan telah molor. Hal ini memicu kekhawatiran bahwa perjanjian yang dicapai dengan susah payah itu bisa kembali tercerai berai.

Baca Juga: Resmi Jadi Anggota Tidak Tetap DK PBB, Ini Misi yang Diusung Indonesia

4. Konflik sejak 2015, krisis kemanusiaan terburuk di dunia

Gelar Pertemuan Dalam Kapal di Laut Merah, PBB Dorong Perdamaian Yamanun.org

Gencatan senjata sudah diberlakukan di Hudaidah sejak 18 Desember. Namun, bentrokan-bentrokan telah meningkat dalam beberapa pekan belakangan. Utusan PBB untuk Yaman Martin Griffiths telah mendesak semua pihak untuk mengurangi ketegangan. Kekerasan telah berlangsung di bagian-bagian lain dari Yaman yang tidak tercakup dalam perjanjian tersebut.

Dalam surat yang dikirim ke Dewan Keamanan PBB pada Kamis (31/1), Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan pemerintah Yaman yang mereka dukung, menuduh Al-Houthi melanggar gencatan senjata di Hudaidah 970 kali.

Pada Minggu (3/1) seorang komandan penting Yaman, Mayor Jenderal Saleh al-Zandani, meninggal karena luka-luka dari serangan pesawat tak berawak bulan lalu. Menteri informasi Yaman mengatakan itu adalah pesawat kelompok Al-Houthi pada parade militer di sebuah pangkalan udara.

Pemberontak Yaman terlibat dalam perang dengan pasukan pemerintah yang didukung oleh koalisi pimpinan Saudi sejak 2015. Konflik telah memicu--apa yang oleh PBB disebut sebagai--krisis kemanusiaan terburuk di dunia, dengan jutaan orang berisiko kelaparan.

Organisasi Kesehatan Dunia telah menyatakan angka kematian akibat konflik sejak 2015 itu mencapai sekitar 10.000 orang. Namun, kelompok hak asasi mengatakan angka itu bisa lima kali lebih tinggi.

5. Paus Fransiskus memberi pesan untuk mengakhiri krisis kemanusiaan di Yaman

Gelar Pertemuan Dalam Kapal di Laut Merah, PBB Dorong Perdamaian YamanInstagram/@franciscus

Pada saat keberangkatan menuju Pertemuan Persaudaraan Manusia di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA) Minggu (3/2), Paus Fransiskus menyampaikan permohonan mendesak untuk mengakhiri krisis kemanusiaan di Yaman. Ia menyerukan "perhatian" darurat atas gencatan senjata terbatas yang terjadi di Yaman sejak Desember.

"Saya sangat peduli pada krisis kemanusiaan yang terjadi di Yaman," ujar Paus sebelum berangkat menuju kunjungan tiga harinya yang bersejarah ke semenanjung Arab.

Hal itu dilakukannya sebagai salah satu cara agar konflik tidak kembali pecah dan tuan rumah tempat kunjungannya tidak dipermalukan dengan hal itu. Dalam konflik Yaman, UEA terlibat sebagai bagian dari koalisi yang dipimpin Saudi.

Paus pun meminta agar bantuan makanan dan obat-obatan segera disampaikan kepada mereka yang menderita dalam krisis kemanusiaan terburuk di dunia tersebut.

"Orang-orang kelelahan oleh konflik panjang dan banyak anak-anak yang kelaparan, tetapi bantuan kemanusiaan tidak dapat diakses," kata Fransiskus dalam pemberkatan Minggu (3/2) siang waktu setempat. "Tangisan anak-anak ini dan orang tua mereka naik kepada Tuhan," sambungnya. 

Tahun lalu, Paus pun telah mengimbau masyarakat internasional "untuk menghindari memburuknya situasi kemanusiaan yang sudah tragis" di Yaman.

Baca Juga: Konflik Yaman, Kedua Pihak Bertemu di Atas Kapal PBB

Topik:

  • Anata Siregar
  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya