Indonesia Usulkan Penguatan ASEAN di Tengah Persaingan Kekuatan Besar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan Indonesia berpandangan bahwa Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) harus dapat menjadi lokomotif stabilitas dan kesejahteraan di kawasan. Ini penting dilakukan ASEAN di tengah situasi yang begitu dinamis dan diwarnai rivalitas antara kekuatan-kekuatan besar.
“Di saat seperti ini, ASEAN harus mampu menjaga kesatuan dan sentralitasnya, agar dapat merespons dinamika yang ada secara efektif,” kata Retno dalam pengarahan pers terkait KTT ke-38 dan ke-39 ASEAN, dilaporkan kantor berita ANTARA, Selasa (26/10/2021).
Baca Juga: Jokowi Bicara Pentingnya Pemerataan Vaksin di Forum ASEAN Business
1. Indonesia dorong penguatan institusi ASEAN
Dia menjelaskan bahwa pembahasan terkait pentingnya penguatan institusi ASEAN itu menjadi salah satu hal yang dibahas Presiden Joko "Jokowi" Widodo dalam KTT ASEAN itu. Untuk dapat mencapai hal tersebut, menurut Retno, Presiden mengatakan bahwa penguatan kapasitas dan efektivitas kelembagaan ASEAN perlu segera dilakukan.
“Indonesia telah menyampaikan Concept Paper tentang penguatan kelembagaan ASEAN dan meminta dukungan dari negara anggota ASEAN lainnya,” kata Menlu.
Baca Juga: Indonesia Kecewa Myanmar Tak Sambut Uluran Tangan ASEAN
2. Dorong High Level Task Force beri rekomendasi untuk penguatan
Indonesia mengusulkan agar High Level Task Force yang akan mulai bekerja tahun depan untuk mengembangkan Visi ASEAN pasca-2025, juga ditugasi memberikan rekomendasi tentang penguatan kelembagaan ASEAN.
Rekomendasi tersebut idealnya dapat diterima pada akhir tahun depan. Dengan begitu, pengambilan keputusan untuk penerapannya dapat segera diambil pada 2023. Maka, ASEAN akan siap dan dapat segera lepas landas untuk mewujudkan Visi Baru pasca-2025.
Baca Juga: 10 Poin yang Dilaporkan pada Pembukaan KTT ASEAN 38-39
3. Hanya 9 negara anggota ASEAN yang hadir
KTT ke-38 dan ke-39 ASEAN dijadwalkan berlangsung dari 26 hingga 28 Oktober, di bawah keketuaan Brunei Darussalam. KTT kali ini hanya dihadiri oleh sembilan pemimpin negara ASEAN, mengingat pemimpin junta Myanmar tidak diundang.
Selain Menteri Luar Negeri, Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar turut mendampingi Presiden Jokowi dalam hari pertama pertemuan tersebut.