Inggris Tekan Perusahaan Medsos untuk Lawan Penyebaran Info Antivaksin

Pertemuan dengan perusahaan medsos akan digelar

London, IDN Times - Perdana Menteri Boris Johnson menyatakan keprihatinannya atas meningkatnya insiden campak. Dilansir dari Associated Press, Senin (19/8), Boris mengatakan Inggris memiliki catatan yang sangat baik dalam memerangi penyakit ini. Akan tetapi, segala sesuatunya tiba-tiba “mengarah ke arah yang salah,” dengan adanya 230 kasus campak baru dalam beberapa bulan pertama tahun ini.

Dia mengatakan pihak berwenang perlu menangani informasi menyesatkan online tentang vaksinasi. Pemerintah Inggris berencana untuk mengadakan pertemuan akbar sejumlah perusahaan media sosial menyusul lonjakan kasus campak. Dalam pertemuan itu, akan dibahas langkah yang bisa dilakukan untuk melawan informasi yang salah tentang vaksin

"Saya khawatir orang-orang mendengarkan omong kosong takhayul di internet, semua hal antivaksin dan berpikir bahwa vaksin MMR adalah ide yang buruk," kata Boris saat mengunjungi rumah sakit di Inggris barat daya.

"Itu salah."

1. Perusahaan media sosial telah berjuang untuk memerangi segala macam hoaks

Inggris Tekan Perusahaan Medsos untuk Lawan Penyebaran Info AntivaksinPexels/Amornthep Srina

Meskipun sentimen antivaksin telah ada selama vaksin ada, ahli kesehatan khawatir bahwa propaganda antivaksin dapat menyebar lebih cepat di media sosial. Hal itu bisa mendorong orang tua yang khawatir tentang vaksin untuk menolak menyuntik anak-anak mereka terhadap berbagai penyakit.

Perusahaan media sosial telah berjuang untuk memerangi segala macam hoaks, mulai dari propaganda politik hingga peringatan palsu tentang vaksin seperti MMR untuk campak, gondok, dan rubella.

Pinterest, sebuah gudang penyimpanan informasi vaksin online, mengambil langkah yang tampaknya drastis pada tahun 2017 dengan memblokir semua pencarian untuk istilah "vaksin." Facebook, mengatakan pada bulan Maret bahwa tidak akan lagi merekomendasikan grup dan halaman yang menyebarkan tipuan tentang vaksin dan akan menolak iklan yang melakukan ini.

Baca Juga: Boris Johnson Gantikan Theresa May sebagai Perdana Menteri Inggris

2. Beberapa info antivaksin tetap ada di media sosial

Inggris Tekan Perusahaan Medsos untuk Lawan Penyebaran Info Antivaksinpexels.com/Tracy Le Blanc

Itu termasuk gagasan yang terbuki salah bahwa vaksin menyebabkan autisme atau bahwa pengawet merkuri dan zat lain di dalamnya bisa membahayakan orang. Beberapa perusahaan, seperti Twitter, tidak punya kebijakan terhadap informasi yang salah, sehingga propaganda antivaksin tidak akan melanggar aturan mereka.

Untuk melawan materi seperti itu, Twitter mengatakan pengguna AS dan Inggris yang mencari informasi tentang vaksin bisa mencarinya di situs informasi pemerintah negara masing-masing terlebih dahulu. Di Inggris, ini adalah Layanan Kesehatan Nasional.

Tentu saja, bagi orang-orang yang sudah tidak percaya kepada pemerintah dalam hal informasi kesehatan, hal ini mungkin tidak banyak berpengaruh. Para ahli mengatakan bahwa selain memerangi informasi yang buruk, orang perlu diberikan ilmu dan data berbasis bukti yang dapat mereka percayai dan pahami.

Jumlah kasus campak telah meningkat secara signifikan di Inggris dan AS. Campak sangat menular dan pejabat kesehatan mengatakan setidaknya 95 persen dari populasi harus diimunisasi untuk mencegah wabah. Pada bulan Mei, Kesehatan Masyarakat Inggris memperkirakan bahwa sekitar 87 persen anak-anak berusia lima tahun mendapatkan kedua dosis tersebut.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, ada lebih banyak kasus campak yang dilaporkan di seluruh dunia dalam enam bulan pertama tahun 2019 dibandingkan tahun mana pun sejak 2006, “dengan wabah yang melanda sistem perawatan kesehatan dan mengarah pada penyakit serius, cacat, dan kematian.” AS telah melaporkan jumlah kasus campak tertinggi dalam 25 tahun.

3. Layanan kesehatan Inggris telah berjuang

Inggris Tekan Perusahaan Medsos untuk Lawan Penyebaran Info AntivaksinANTARA FOTO/Peter Powell/Pool via REUTERS

Beberapa pejabat kesehatan Inggris menyambut usulan Boris tetapi mengatakan layanan kesehatan negara itu sudah berjuang untuk mengatasi tuntutan yang ada. Helen Bedford, seorang profesor di Institut Kesehatan Anak di University College London, mencatat banyak klinik dokter tutup dan jumlah petugas kesehatan di negara itu telah menurun secara signifikan baru-baru ini.

"Ini adalah sistem di bawah tekanan," kata Helen di dalam pernyataan.

Boris menetapkan rencana untuk meningkatkan tingkat vaksinasi di Inggris. Ia menyerukan pemimpin kesehatan untuk memperbarui upaya untuk memastikan bahwa 95 persen penduduk memiliki kedua dosis vaksin MMR.

Departemen Kesehatan akan memberikan strategi untuk mengatasi masalah ini pada musim gugur ini dan diharapkan untuk mempertimbangkan menggunakan teknologi untuk mengidentifikasi siapa yang mungkin telah melewatkan vaksinasi dan untuk membuat janji pemesanan lebih mudah.

Laporan oleh: Naila Pringgadani

Baca Juga: Dari Ebola Hingga Antivaksin, Ini Ancaman Kesehatan Global Menurut WHO

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya