[LINIMASA] Serangan Bom di Sri Lanka, Rusak Kondisi Tenang Satu Dekade

Salah satu terduga pelaku ialah anak pengusaha kaya terkenal

Kolombo, IDN Times - Serangkaian serangan bom di yang tampaknya terkoordinasi di di Kolombo dan Batticaloa, Sri Lanka pada Minggu (21/4) adalah yang paling mematikan yang melanda negara itu dalam satu dekade ke belakang sejak berakhirnya perang saudara berdarah.

Serangan itu membangkitkan kenangan menyakitkan bagi rakyat Sri Lanka yang sudah lama dalam kondisi tenang pascaperang saudara. Ada kekhawatiran bahwa serangan tersebut kembali membangkitkan kekerasan antarmasyarakat. 

Ledakan bom itu mengguncang gereja dan tiga hotel kelas atas di di Kolombo dan Batticaloa, Sri Lanka pada Minggu (21/4) ketika para jemaah menghadiri kebaktian Paskah sekitar pukul 09.00 waktu setempat.

Polisi melaporkan delapan ledakan terjadi di gereja St Anthony’s Shrine, sebuah gereja di Kolombo, gereja St Sebastian di Negombo, gereja Zion di kota pantai timur Batticaloa, serta hotel-hotel Shangri-La, Kingsbury, dan Cinnamon Grand di Kolombo.

(26/4) Menteri Bidang Petrtahanan Sri Lanka mengundurkan diri dari kabinet

[LINIMASA] Serangan Bom di Sri Lanka, Rusak Kondisi Tenang Satu DekadeANTARA FOTO/REUTERS/Dinuka Liyanawatte

Menteri Kabinet Bidang Pertahanan Hemasiri Fernando memilih untuk mengundurkan diri pascatragedi memilukan tersebut. Hal itu dilakukan di tengah banyak pihak yang mempertanyakan kemampuan pemerintah dan intelijen Sri Lanka dalam mendeteksi ancaman terorisme berskala besar seperti itu.

(26/4) Terduga pelaku Zahran Hashim dipastikan tewas

[LINIMASA] Serangan Bom di Sri Lanka, Rusak Kondisi Tenang Satu DekadeANTARA FOTO/AMAQ via SITE INTEL GROUP/Handout via REUTERS TV

Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena menginformasikan Zahran Hashim, penceramah radikal yang diduga memimpin pengeboman pada Minggu Paskah (21/4), telah tewas di Hotel Shangri-La Colombo. Hotel yang ramai sebagai tujuan wisatawan tersebut menjadi salah satu lokasi pengeboman yang merenggut lebih dari 250 nyawa.

"Lembaga intelijen mengatakan kepada saya bahwa Zahran terbunuh saat serangan di Shangri-La," katanya pada Jumat (26/4).

Nama Zahran sebenarnya sudah muncul berulang kali usai pengeboman. Ia diduga menjadi pemimpin penyerangan. Dalam sebuah video yang dirilis oleh ISIS, wajah Zahran muncul tanpa penutup. Ia memimpin enam orang lainnya yang menggunakan penutup muka--diduga sebagai pelaku--untuk mengucapkan janji setia kepada kelompok itu.

Ketika ditemukan sudah tak bernyawa, Zahran ditemani oleh pelaku pengeboman kedua yang disebut bernama Ilham Ibrahim. Laporan itu berdasarkan rekaman sejumlah kamera CCTV yang ada di hotel bintang lima itu. Ilham Ibrahim adalah anak laki-laki dari pengusaha kaya terkenal di Sri Lanka bernama Mohammed Yusuf Ibrahim.

(24/4) Umat kedua agama bersatu lawan aksi teror

[LINIMASA] Serangan Bom di Sri Lanka, Rusak Kondisi Tenang Satu DekadeANTARA FOTO/REUTERS/Athit Perawongmetha

Anggota parlemen dari kelompok Muslim di Sri Lanka telah melakukan kunjungan belasungkwa ke Uskup Agung Kardinal Malcolm Ranjith, setelah serangan teror bom.

Menurut siaran pers yang dikeluarkan Presiden Jamiyyathul Ulama Se-Ceylon Mufti MIM Rizwe, Ranjith mengatakan pemeliharaan perdamaian dan keharmonisan antara masyarakat sangat penting pada masa sulit saat ini.

"Perbuatan kejam dan jahat yang dilakukan oleh orang dari satu masyarakat tidak mencerminkan seluruh masyarakat pada umumnya," kata Ranjith, sebagaimana dikutip siaran pers tersebut.

Kedua pihak menekankan diperkuatnya hubungan baik di masyarakat demi kebaikan Sri Lanka. "Mereka juga berjanji akan memberi dukungan sepenuhnya dalam melaksanakan tindakan yang perlu guna menghadapi semua pelaku teror," kata siaran pers itu, sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Turki, Anadolu yang dilansir Antara.

"Pada saat tragedi besar ini, mari lah kita bergandeng tangan dalam solidaritas dan menghadapi tantangan dengan cinta timbal-balik dan saling menghormati untuk maju sebagai orang Sri Lanka."

(23/4) ISIS mengklaim serangan tersebut aksi mereka

[LINIMASA] Serangan Bom di Sri Lanka, Rusak Kondisi Tenang Satu DekadeREUTERS/ATHIT PERAWONGMETHA

Kelompok ISIS mengklaim pengeboman terkoordinasi di Sri Lanka yang menewaskan 321 orang dan melukai sekitar 500 orang itu sebagai aksi mereka. Hal tersebut dirilis Kantor Berita AMAQ milik ISIS, Selasa (23/4) waktu setempat. Namun, mereka tidak memberikan bukti apapun atas klaim mereka.

Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe mengatakan ia percaya serangan pada hari Paskah memiliki hubungan dengan ISIS, setelah kelompok fanatik tersebut mengeluarkan klaim tersebut.

Dia mengatakan kepada wartawan, lembaga keamanan pemerintah terus memantau warga Sri Lanka yang pernah bergabung dengan ISIS dan pulang ke negeri itu. "Kami akan menindak-lanjuti pernyataan IS, kami percaya ada hubungan," katanya.

(23/4) Menteri Pertahanan Sri Lanka menyebut bom itu aksi balas dendam atas serangan di Selandia Baru

[LINIMASA] Serangan Bom di Sri Lanka, Rusak Kondisi Tenang Satu DekadeANTARA FOTO/REUTERS/Dinuka Liyanawatte

Menteri Pertahanan Muda Ruwan Wijewardene mengatakan serentetan serangan bom saat Paskah di Sri Lanka merupakan aksi balas dendam atas serangan brutal di dua masjid di Selandia Baru, yang baru-baru ini terjadi. Ia juga menyebutkan bahwa dua kelompok Islamis lokal diyakini bertanggung jawab atas peristiwa keji itu.

"Penyelidikan awal mengungkapkan bahwa serangan ini merupakan aksi balas dendam atas serangan terhadap dua masjid di Selandia Baru," kata dia kepada parlemen.

"Aksi tersebut didalangi oleh National Thawheed Jama'ut (NTJ) bersama dengan JMI," ungkapnya, merujuk pada kelompok lokal lainnya, Jammiyathul Millathu Ibrahim.

Tidak ada WNI yang jadi korban maupun pelaku bom Sri Lanka

[LINIMASA] Serangan Bom di Sri Lanka, Rusak Kondisi Tenang Satu DekadeKaro Penmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol. Dedi Prasetyo (Axel Jo Harianja/IDN Times)

Mabes Polri memastikan sampai saat ini tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang  menjadi korban maupun pelaku dalam kejadian pengeboman di Sri Lanka akhir pekan lalu.

"Kejadian bom Sri Lanka tidak ada WNI sampai dengan hari ini ya," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo di Kantor Divisi Humas Polri, Selasa (23/4).

Melalui koordinasi dengan Kementrian Luar Negeri (Kemenlu) dan Kepolisian Sri Lanka, dipastikan tidak ada WNI yang menjadi korban maupun pelaku pengeboman. Hal tersebut berdasarkan hasil identifikasi sementara yang telah dilakukan.

"Kepolisian RI dan Sri Lanka sudah mengidentifikasi seluruh pelaku dan korban. Sampai hari ini kita belum dapat informasi bahwa korban dan pelaku ada yang WNI," ujar Dedi.

(23/4) Pelaku Bom di Hotel Shangri-La berhasil diidentifikasi

[LINIMASA] Serangan Bom di Sri Lanka, Rusak Kondisi Tenang Satu DekadeIlustrasi Terorisme / IDN Times (Sukma Shakti)

Identitas pengebom bunuh diri di Hotel Shangri-La, Kolombo, Sri Lanka berhasil diungkap oleh polisi pada Senin (22/4). Laman Times of India edisi kemarin menulis pelaku merupakan warga Sri Lanka bernama Insan Seelavan.

Harian Daily Mirror menyebut Insan merupakan pemilik sebuah pabrik tembaga di Jalan Avissawella-Wellampitiya. Selain mengetahui identitas pengebom bunuh diri, polisi setempat juga menahan 9 tersangka lainnya ketika dilakukan penggeledahan. Para tersangka kemudian dihadirkan di dalam persidangan yang digelar pada Senin kemarin. Laman Newsfirst menyebut para tersangka akan ditahan hingga (6/5) mendatang. 

Uniknya, sempat terjadi insiden penulisan di media Newsfirst. Jurnalis media tersebut sempat menulis nama pelaku bom bunuh diri sebagai Insan Setiawan, sehingga seolah-olah ia merupakan WNI. Informasi di media itu pun membuat heboh dan akhirnya diklarifikasi oleh Kementerian Luar Negeri. 

Direktur Perlindungan WNI Kemenlu, Lalu Muhammad Iqbal menepis spekulasi tersebut. Ia tegas menyebut pelaku adalah warga Sri Lanka. 

"KBRI telah melakukan komunikasi langsung dengan otoritas keamanan Sri Lanka dan memperoleh informasi bahwa nama yang benar adalah Insan Seelawan. Dia adalah warga negara Sri Lanka," kata Iqbal melalui keterangan tertulis pada hari ini, Selasa (23/4). 

(23/4) Korban bertambah menjadi 310 orang

[LINIMASA] Serangan Bom di Sri Lanka, Rusak Kondisi Tenang Satu DekadeANTARA FOTO/REUTERS/Dinuka Liyanawatte

Kepolisian Sri Lanka mengatakan korban tewas dalam serangan teror bom tersebut bertambah menjadi 310 orang. Sedangkan, sekitar 500 ratus orang lainnya mengalami luka-luka.

(23/4) Warga berkabung dengan mengheningkan cipta selama tiga menit

[LINIMASA] Serangan Bom di Sri Lanka, Rusak Kondisi Tenang Satu DekadeANTARA FOTO/REUTERS/Dinuka Liyanawatte

Warga Sri Lanka di seluruh penjuru negara itu mengheningkan cipta selama tiga menit sebagai penghormatan kepada sekitar 300 orang yang tewas dalam serangkaian serangan bunuh diri.

Bendera nasional diturunkan setengah tiang dan orang-orang menundukkan kepala pada Selasa (23/4) pukul 8.30 pagi, bertepatan waktu serangan pertama dari seluruh serangan bom pada Minggu.

Warga telusuri rumah sakit, kamar mayat, dan lokasi kejadian untuk mecari keluarga mereka

[LINIMASA] Serangan Bom di Sri Lanka, Rusak Kondisi Tenang Satu DekadeANTARA/REUTERS/ATHIT PERAWONGMETHA

Warga Sri Lanka pada Senin memeriksa rumah sakit dan kamar mayat untuk mencari keluarga tercinta mereka, sehari setelah serangan bom.

Di luar rumah sakit nasional di Kolombo, seorang perempuan yang bernama Rameshwary mengatakan ia sedang mencari temannya  yang berusia 17 tahun dan menghadiri misa pagi di St. Anthony's Shrine, satu dari tiga Gereja Katholik yang menjadi sasaran serangan terkoordinasi tersebut.

"Kami terus menelepon dia setelah kami mendengar mengenai peristiwa itu, tapi tak ada jawaban," kata wanita tersebut, yang memperlihatkan gambar di telepon genggamnya perempuan muda yang hilang,

Pastur Katolik bergabung dengan keluarga dan teman yang berusaha mengidentifikasi jenazah di kamar mayat. Seorang lelaki mengatakan seorang temannya sedang mencari saudarinya, Kiruba --yang telah menghadiri misa Ahad. Mereka mencari perempuan itu di gereja yang dibom dan satu rumah sakit di dekatnya, tapi tak menemukan jejaknya.

"Itu sebabnya mengapa saya datang ke sini," kata lelaki tersebut kepada Reuters Television seperti diberitakan Antara.

Anggota keluarga salah seorang dari tiga polisi yang tewas mengatakan mereka merasa khawatir ketika ia tidak menjawab teleponnya setelah serangan tersebut. "Lalu kami menerima pesan polisi yang mengatakan ia telah meninggal," kata Ranjith Wijesinghe, seorang kerabat personel polisi itu.

Beberapa penyintas menggambarkan kekacauan di gereja tempat orang yang sedang mengikuti misa telah berkumpul. Banyak gambar memperlihatkan mayat di tanah dan patung serta bangku gereja yang diperciki darah.

M.M. Mohomed, seorang penjaga toko di Kolombo, sedang mencari seorang pekerja yang hilang di tengah bangku yang terbakar dan puing-puing beton di gereja St. Anthony's.

"Tak ada keterangan mengenai dia sejak ia meninggalkan toko," katanya. "Orang tuanya berada di instalasi gawat darurat untuk mencari wanita pegawai toko tersebut. Saya pergi ke kamar mayat polisi untuk melihat apakah ia ada di sana."

Beberapa pelaku serangan bom bunuh diri juga menyerang tiga hotel di Kolombo pada saat yang sama, saat tamu berkumpul untuk sarapan. Seorang pegawai di Hotel Kingsbury mengatakan ia sedang berdiri di dekat restoran Hotel Harbour Court ketika ledakan mengguncang gedung itu.

"Para tamu yang datang untuk sarapan tergeletak di lantai, darah di mana-mana. Kami mengangkat setiap orang, meninggal atau hidup, dan mengungsikan mereka," katanya.

(22/4) Para turis memadati bandara untuk meninggalkan negara itu

[LINIMASA] Serangan Bom di Sri Lanka, Rusak Kondisi Tenang Satu DekadeANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Para turis berusaha keras untuk melarikan diri dari Sri Lanka dan membatalkan liburan mereka setelah serangkaian ledakan bom bunuh diri yang mematikan. Hal ini memicu kekhawatiran industri pariwisata negara itu.

Serangan bom di hotel-hotel dan gereja-gereja itu terjadi ketika Sri Lanka muncul sebagai tempat wisata terkenal, masuk sebagai tujuan utama dunia 2019 oleh sebuah buku panduan wisata internasional.

Di bandara internasional Kolombo, para pelancong yang gelisah dan lelah berbaris untuk meninggalkan negara itu. Sementara tentara bersenjata lengkap menjaga titik-tik masuk dan keluar.

Seorang guru sekolah Jerman, Martin Ewest tiba di negara kepulauan itu dua hari lalu, berharap liburan yang damai bersama istri dan putrinya yang berusia 12 tahun. Tetapi semua itu berubah ketika dia mendengar tentang serangan itu.

"Kami ingin pergi sesegera mungkin ... tetapi kedutaan kami tidak dapat membantu karena mereka sedang berlibur, maskapai kami mengatakan mereka tidak dapat melakukan apa-apa, dan hotel kami belum menawarkan bantuan kepada kami," ujar pria 44 tahun itu kepada AFP, Senin.

Seorang eksekutif Pakistan, Kashif Ali, menjadi salah seorang turis yang selamat dari maut. Pria 33 tahun telah sempat mencoba untuk memesan kamar bagi keluarganya di Cinnamon Grand tapi tidak ada kamar yang tersedia.

"Kami memiliki semua rencana ini untuk melakukan perjalanan keliling negara itu tetapi sekarang kami takut untuk pergi ke mana pun," katanya kepada AFP, seraya menambahkan bahwa ledakan itu membawa kembali ingatan yang mengganggu tentang sejarah Pakistan sendiri terkait kekerasan militan.

"Kami datang ke sini untuk melarikan diri dari semua ini (kekerasan) - kami ingin bersantai, tidak menghabiskan sepanjang hari di sebuah hotel. Sekarang kami hanya menunggu untuk pergi - itu adalah liburan yang sia-sia," kata saudara iparnya Sobia Samreen kepada AFP.

Rasa cemas terasa di hotel-hotel di sepanjang pinggir pantai bintang lima di ibu kota, seperti Taj Samudra Colombo dan Galle Face Hotel. Mereka menempatkan keamanan ekstra, termasuk penjaga bersenjata yang mencegah siapa pun kecuali tamu masuk.

Amerika Serikat telah merevisi larangan perjalanan mereka untuk Sri Lanka, memperingatkan kemungkinan serangan teroris lebih lanjut. Sementara negara-negara lain seperti Australia dan Irlandia juga menyarankan warga untuk berhati-hati saat berada di negara itu.

(22/4) Pemberlakuan jam malam dicabut

[LINIMASA] Serangan Bom di Sri Lanka, Rusak Kondisi Tenang Satu DekadeANTARA FOTO/REUTERS/Dinuka Liyanawatte

Pihak berwenang mencabut jam malam di Sri Lanka pada Senin (22/4), sehari serangkaian teror bom. Sementara itu, masih ada pula peringatan soal kemungkinan serangan susulan.

Sumber pemerintah menyebutkan kepada Reuters bahwa Presiden Maithripala Sirisena, yang berada di luar negeri saat ledakan terjadi, menggelar pertemuan dengan Dewan Keamanan Nasional pada Senin pagi. Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe turut hadir dalam pertemuan tersebut.

Militer Sri Lanka, yang melakukan penyisiran rute kepulangan Sirisena dari bandara Kolombo pada Minggu malam, menemukan sebuah bom rakitan di dekat terminal keberangkatan. Hal itu diungkapkan juru bicara angkatan udara. Menurutnya, pasukan tentara berhasil menjinakkan bom.

(22/4) Pemerintah memblokir media sosial

[LINIMASA] Serangan Bom di Sri Lanka, Rusak Kondisi Tenang Satu Dekadehttps://unsplash.com/@firmbee

Pemerintah Sri Lanka memutuskan untuk memblokir media sosial setelah serangan bom bunuh diri yang mematikan. Ini sekaligus menunjukkan ketidakpercayaan yang semakin besar terhadap platform online. Pemerintah Sri Lanka mengatakan akan mempertahankan pemblokiran itu sampai investigasinya selesai.

Langkah ini dilakukan di tengah frustrasi pemerintah di seluruh dunia yang semakin meningkat terhadap platform internet atas perannya menyebarkan informasi yang salah dan hasutan untuk tindak kekerasan.

Menurut kelompok hak digital NetBlocks, Sri Lanka memblokir Facebook, Facebook Messenger, Instagram, Snapchat, Viber, WhatsApp dan YouTube. Langkah Sri Lanka memblokir jaringan sosial adalah yang kedua kalinya. Sebelumnya tindakan serupa dilakukan setelah pecahnya kekerasan pada 2018.

"Pemerintah di seluruh dunia, termasuk mereka yang mengeksploitasi media sosial dan media pemerintah telah menyadari risiko yang terkait dengan platform seperti WhatsApp. Mereka cepat mengambil tindakan sekarang setelah terorisme untuk mencegah desas-desus dan kerusuhan sosial," Jennifer Grygiel, seorang profesor komunikasi di Universitas Syracuse, dikutip dari AFP, Senin (22/4).

Akan tetapi para kritikus mengatakan langkah juga berpotensi membatasi aliran berita dan informasi penting. Menurut NetBlocks, kelompok hak digital dan kelompok keamanan dunia maya, penutupan di Sri Lanka dapat terbukti kontraproduktif dengan menghapus sumber informasi otentik.

"Pembatasan internet secara nasional mempercepat penyebaran disinformasi selama krisis karena sumber informasi otentik dibiarkan offline. Ini memungkinkan pihak ketiga untuk mengeksploitasi situasi demi keuntungan pribadi dan keuntungan politik," kata NetBlocks dalam cuitan di akun Twitter mereka.

Sementara itu Jennifer Grygiel menilai langkah pemerintah yang menutup platform jmedia sosial dengan mudah itu juga mengungkapkan seberapa besar kekuasaan dan kontrol pemerintah terhadap perusahaan-perusahaan tersebut. "Itu juga sekalgus memunculkan wacana perlunya melindungi kebebasan media."

Direktur Prakarsa HAM di Pusat Kajian Strategis dan Internasional--sebuah think tank di Washington, Amy Lehr menyebut langkah pemerintah Sri Lanka itu menyusahkan. "Kita semua memiliki simpati ketika ada serangan teroris, tetapi bagaimana jika itu adalah protes demokrasi di Iran?" Lehr bertanya.

"Siapa yang memutuskan apa itu darurat?"

Dengan memblokir Facebook, Sri Lanka juga mematikan fitur "pemeriksaan keamanan" jejaring sosial terkemuka yang memungkinkan pengguna untuk berkomunikasi dengan teman dan keluarga setelah bencana.

"Serangan-serangan ini mengerikan. Dan orang-orang membutuhkan platform media sosial untuk memperoleh informasi yang akurat & untuk menghubungi orang-orang yang dicintai," tulis Allie Funk, seorang peneliti dari kelompok hak asasi manusia Freedom House, dalam akun Twitternya seperti diberitakan AFP.

"Keputusan pemerintah untuk membatasi aplikasi ini adalah keputusan yang berbahaya."

(22/4) Korban jiwa bertambah hingga 290 orang

[LINIMASA] Serangan Bom di Sri Lanka, Rusak Kondisi Tenang Satu DekadeTwitter/@CBSNews

Jumlah korban tewas terus merangkak naik. Berdasarkan keterangan terbaru dari Kepolisian Sri Lanka pada Senin (22/4), yang dilaporkan AFP, jumlah korban tewas bertambah menjadi 290 orang. Sedangkan 500 ratusan lainnya mengalami luka-luka.

Laporan itu muncul beberapa jam setelah terungkap bahwa sebuah bom yang ditemukan di bandara utama di Kolombo telah dijinakkan.

Pemerintah Sri Lanka mengatakan korban tewas termasuk tiga warga India, tiga warga Inggris, dua warga Turki, dan satu warga negara Portugal. Dua orang yang memegang paspor Inggris dan AS juga di antara korban jiwa.

"Selain itu, sementara sembilan warga negara asing dilaporkan hilang, ada 25 mayat tak dikenal yang diyakini orang asing," kata kementerian luar negeri.

Kementerian luar negeri Jepang mengatakan salah satu warga negara mereka ada di antara datar korban yang meninggal.

(22/4) Polisi tangkap puluhan orang meski belum ada klaim pertanggungjawaban dari kelompok manapun

[LINIMASA] Serangan Bom di Sri Lanka, Rusak Kondisi Tenang Satu DekadeANTARA FOTO/Zabur Karuru

Tidak ada klaim pertanggungjawaban atas ledakan-ledakan tersebut, bahkan dari NTJ. Akan tetapi, polisi mengatakan, pada Senin (22/4) 24 orang telah ditangkap. Pemerintah sebelumnya mengatakan para penyelidik akan memeriksa apakah para penyerang memiliki "hubungan di luar negeri".

Delapan ledakan kuat berturut-turut dalam waktu singkat, kemudian dua ledakan tambahan beberapa jam kemudian, melukai sekitar total 450 orang. Sedikitnya dua ledakan melibatkan pelaku bom bunuh diri, termasuk satu yang mengantri sarapan prasmanan di hotel sebelum melepaskan serangan.

(21/4) Tidak ada WNI dalam daftar nama korban

[LINIMASA] Serangan Bom di Sri Lanka, Rusak Kondisi Tenang Satu DekadeIDN Times/Vanny El Rahman

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan hingga Minggu (21/4) malam, tidak ada informasi mengenai WNI yang menjadi korban dalam insiden tersebut. Terdapat sekitar 374 WNI di Sri Lanka, termasuk 140 di Kolombo Ibu Kota Sri Lanka.

Sementara itu Direktur Perlindungan WNI Kemenlu, Lalu Muhammad Iqbal mengatakan saat terjadinya ledakan di Hotel Shangri La sekitar pukul 09.00, seorang WNI berinisial KW sedang berada di hotel tersebut.

Namun KBRI Kolombo sudah memastikan bahwa yang bersangkutan dalam keadaan selamat dan sudah dievakuasi oleh aparat keamanan Sri Lanka. Beberapa WNI lainnya yang menginap di hotel Shangri La tidak berada di hotel saat kejadian.

Pemerintah mengimbau agar WNI di Sri Lanka untuk tetap waspada dan berhati-hati serta mengikuti arahan dari otoritas keamanan setempat.

KBRI Kolombo terus memantau perkembangan situasi, termasuk kondisi WNI di sekitar lokasi kejadian, berkoordinasi dengan otoritas setempat. Bagi keluarga dan kerabat yang membutuhkan informasi lebih lanjut dan bantuan konsuler, dapat menghubungi hotline KBRI Kolombo +94772773127.

Sudah ada informasi intelijen sebelumnya

[LINIMASA] Serangan Bom di Sri Lanka, Rusak Kondisi Tenang Satu DekadeANTARA FOTO/REUTERS/Dinuka Liyanawatte

Wickremesinghe mengakui bahwa "sudah ada informasi sebelumnya" tentang kemungkinan serangan. Maka penyelidikan saat ini akan fokus menyelidiki "mengapa tindakan pencegahan yang memadai tidak dilakukan".

Menurut laporan AFP, terdapat dokumen peringatan intelijen atas keungkinan serangan yang dirilis pihak kepolisian. Kepala polisi Sri Lanka Pujuth Jayasundara pada Senin (22/4) mengeluarkan peringatan intelijen kepada perwira tinggi 10 hari yang lalu, memperingatkan bahwa pelaku bom bunuh diri berencana untuk menyerang "gereja-gereja terkemuka".

"Sebuah agen intelijen asing telah melaporkan bahwa NTJ (National Thowheeth Jama'ath) berencana untuk melakukan serangan bunuh diri yang menargetkan gereja-gereja terkemuka serta komisi tinggi India di Kolombo," isi peringatan itu.

NTJ adalah kelompok Muslim radikal di Sri Lanka yang dikaitkan tahun lalu dengan vandalisasi patung Buddha.

Kecaman terhadap pelaku aksi teror

[LINIMASA] Serangan Bom di Sri Lanka, Rusak Kondisi Tenang Satu DekadeANTARA FOTO/REUTERS/Dinuka Liyanawatte

Wickremesinghe mennyerukan untuk "memegang persatuan kita sebagai orang Sri Lanka" dan berjanji untuk "menghapus ancaman ini untuk selamanya".

Uskup Agung Kolombo, Malcolm Ranjith, menggambarkan para pelaku serangan sebagai "binatang" dan meminta pihak berwenang untuk "menghukum mereka tanpa ampun".

Serangan itu menuai kecaman dari pemimpin di seluruh dunia, termasuk dari Presiden AS Donald Trump dan Paus Fransiskus. Indonesia juga menyampaikan kecaman atas serangan itu.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan insiden ledakan bom terjadi di tiga gereja dan tiga hotel mewah di Sri Lanka merupakan tragedi kemanusiaan.

"Ironi, tragedi kemanusiaan terjadi justru di momen umat Kristiani sedang memperingati hari besar keagamaannya. Kami turut berduka. Umat Kristiani diharap tabah, tapi waspada dan tetap menjadi pembawa damai bagi sesama," kata Menag Lukman dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin (21/4).

Sebelumnya, juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan Indonesia mengecam keras aksi pengeboman di berbagai lokasi di Sri Lanka pada 21 April 2019, sekitar pukul 09:00 waktu setempat.

"Pemerintah dan rakyat Indonesia menyampaikan duka cita mendalam kepada korban dan keluarga korban. Pemerintah Indonesia meyakini bahwa Pemerintah Sri Lanka dapat mengatasi situasi dengan baik, dan juga bersedia memberikan bantuan yang diperlukan," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima IDN Times, Minggu (21/4) sore.

Hingga saat ini tidak ada informasi mengenai WNI yang menjadi korban dalam insiden tersebut. Terdapat sekitar 374 WNI di Sri Lanka, termasuk 140 di Kolombo Ibu Kota Sri Lanka. Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kolombo terus memantau perkembangan situasi dan telah berkoordinasi dengan otoritas keamanan, rumah sakit dan Perhimpunan WNI setempat.

Kedutaan-kedutaan besar di ibu kota memperingatkan warga untuk tetap berada di dalam rumah. Sementara kondisi di bandara Kolombo dipenuhi gelombang para pelancong yang membentuk antrian panjang di satu-satunya konter taksi yang terbuka untuk meninggalkan negara tersebut.

Sejarah konflik di Sri Lanka

[LINIMASA] Serangan Bom di Sri Lanka, Rusak Kondisi Tenang Satu DekadeIDN Times/ Masdalena Napitupulu

Ledakan kembali terjadi setelah kondisi tenang dari serangan-serangan besar sejak akhir perang saudara 10 tahun lalu. Selama beberapa dekade perang dengan para pemberontak Tamil hingga 2009, ledakan bom kerap terjadi di Kolombo, ibu kota Sri Lanka.

Kekerasan etnis dan agama telah melanda Sri Lanka selama beberapa dekade. Ada konflik selama 37 tahun dengan pemberontak Tamil dan disertai oleh bentrokan antara mayoritas Buddha dan Muslim dalam beberapa tahun terakhir. 

Tahun lalu, telah terjadi 86 insiden yang sudah terverifikasi, ancaman-ancaman dan kekerasan terhadap umat Kristen, menurut the National Christian Evangelical Alliance of Sri Lanka (NCEASL) yang mewakili lebih 200 gereja dan organisasi Kristen.

Tahun ini NCEASL mencatat 26 insiden serupa, termasuk satu insiden yang dilakukan kelompok lain untuk mengganggu misa Minggu, dengan satu insiden lainnya dilaporkan pada 25 Maret.

(21/4) Ada potensi konflik horizontal antarumat beragama

[LINIMASA] Serangan Bom di Sri Lanka, Rusak Kondisi Tenang Satu DekadeUnsplash.com/andirentaylor

Ada kekhawatiran bahwa serangan tersebut kembali membangkitkan kekerasan antarmasyarakat. Kekhawatiran muncul terkait dengan laporan kepolisian pada Minggu malam soal serangan bom molotov di sebuah masjid di barat laut serta aksi pembakaran di dua toko, yang pemiliknya beragama Islam, di wilayah barat.

Sri Lanka terlibat perang dengan separatis Tamil selama beberapa dekade. Namun kekerasan ekstremis semakin berkurang sejak perang saudara berakhir 10 tahun yang lalu. Negara Asia Selatan yang berpenduduk sekitar 22 juta orang tersebut memiliki penduduk kalangan Kristen, Muslim dan Hindu antara delapan hingga 12 persen.

Kristen--minoritas di Sri Lanka dengan enam persen dari 21 juta populasi-- telah menjadi sasaran kekerasan di masa lalu, tetapi tidak pernah sebrutal serangan ini. Dari total 22 juta penduduk Sri Lanka, 70 persen di antaranya pemeluk agama Budha; 12,6 persen Hindu; 9,7 persen Muslim; dan 7,6 persen Kristen; menurut sensus penduduk di negara itu pada 2012.

Pemerintah Sri Lanka segera sikapi dengan rapat keamanan darurat

[LINIMASA] Serangan Bom di Sri Lanka, Rusak Kondisi Tenang Satu DekadeANTARA FOTO/REUTERS/Dinuka Liyanawatte

Hingga Senin (21/4), barisan lengkap aparat keamanan masih tampak di Gereja St Sebastien di kota itu, tempat salah satu ledakan dahsyat.

Kementerian Pertahanan Sri Lanka memberlakukan jam malam tak lama pascaterjadinya ledakan bom tersebut. Hal itu diputuskan setelah pertemuan darurat yang melibatkan sekretaris pertahanan dan urusan luar negeri, bersama dengan kepala tentara, angkatan udara dan angkatan laut.

Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe mengatakan lewat cuitan di Twitter bahwa sidang dewan keamanan nasional darurat digelar di kediamannya Minggu siang. "Pemerintah mengambil langkah segera untuk mengatasi situasi ini," tulisnya di Twitter.

Sri Lanka bagaikan lautan darah

[LINIMASA] Serangan Bom di Sri Lanka, Rusak Kondisi Tenang Satu DekadeANTARA FOTO/REUTERS/Dinuka Liyanawatte

Menteri reformasi ekonomi Sri Lanka Harsha de Silva menggambarkan kondisi mengenaskan di lokasi ledakan di gereja St Anthony.

“Adegan yang mengerikan. Saya melihat banyak bagian tubuh berserakan. Kru darurat berada di semua lokasi dengan kekuatan penuh," tulisnya dalam cuitan Twitter setelah mengunjungi Shangri-La dan St. Anthony's.

“Kami membawa beberapa korban ke rumah sakit. Semoga menyelamatkan banyak nyawa,” tulis Harsha de Silva.

Gereja-gereja yang menjadi sasaran termasuk St Anthony's Shrine yang bersejarah di Kolombo, tempat ledakan meledakkan sebagian besar atap. Atap yang hancur dan pecahan kaca berserakan di lantai, bersama dengan potongan-potongan plester meledak dari dinding oleh ledakan.

Mayat-mayat tergeletak di lantai gereja, ditutupi syal bermotif dan seprai putih, beberapa di antaranya bernoda darah. "Saya berlari ke dalam untuk membantu. Pendeta keluar dan dia berlumuran darah," katanya kepada AFP. "Itu adalah sungai darah," ujar salah seorang saksi NA Sumanapala, yangberada di dekat gereja ketika ledakan terjadi.

Ledakan kedua menghantam Gereja St Sebastian selama Misa Paskah. Gabriel, yang menolak menyebutkan nama keluarganya, mengatakan saudara lelakinya terluka dalam ledakan itu. "Kami tidak ingin negara kembali ke masa lalu yang gelap di mana kami harus hidup dalam ketakutan akan ledakan bunuh diri sepanjang waktu."

Segera setelah dua ledakan gereja pertama, polisi mengkonfirmasi bahwa gereja Zion di kota pantai timur Batticaloa juga telah dihantam, bersama dengan tiga hotel kelas atas di ibu kota - Grand Cinnamon, Shangri-La dan Kingsbury.

Seorang manajer di Cinnamon Grand--hotel yang berada dekat kediaman resmi perdana menteri di Kolombo, mengatakan seorang pengebom bunuh diri meledakkan dirinya di restoran hotel. "Dia naik ke puncak antrian dan memulai ledakan," kata manajer itu.

Kemudian pada sore hari, dua orang tewas dalam serangan di sebuah hotel di selatan Kolombo. Selain itu, seorang pengebom bunuh diri menewaskan tiga petugas polisi ketika mereka menggerebek sebuah rumah di pinggiran utara kota.

Ledakan terjadi saat misa Paskah Minggu (21/4) pagi

[LINIMASA] Serangan Bom di Sri Lanka, Rusak Kondisi Tenang Satu DekadeANTARA/Anadolu Agency

Ledakan bom itu mengguncang gereja dan tiga hotel kelas atas di di Kolombo dan Batticaloa, Sri Lanka pada Minggu (21/4) ketika para jemaah menghadiri kebaktian Paskah sekitar pukul 09.00 waktu setempat.

Polisi melaporkan delapan ledakan terjadi di gereja St Anthony’s Shrine, sebuah gereja di Kolombo, gereja St Sebastian di Negombo, gereja Zion di kota pantai timur Batticaloa, serta hotel-hotel Shangri-La, Kingsbury, dan Cinnamon Grand di Kolombo.

Baca Juga: Rapat Darurat, Otoritas Sri Lanka Aktifkan Jam Malam Pascaledakan Bom

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya