Negosiasi Rusia-Ukraina Babak 3, Putin: Banyak Opsi Bisa Dirundingkan

Putin: misi penghancuran fasilitas militer Ukraina tuntas

Jakarta, IDN Times - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan ada banyak opsi berbeda yang bisa dirundingkan dengan Ukraina. Rusia dan Ukraina akan mengadakan negosiasi putaran ketiga pada Senin (7/3/2022), dilansir CNN.

Rusia menuntut demiliterisasi Ukraina, di tengah rencana negara itu bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Putin mengatakan peluncurkan operasi militer khusus di Ukraina merupakan keputusan yang sulit tapi perlu dilakukan.

"Karena ada ancaman yang benar-benar nyata terhadap Rusia," ujar Putin Sabtu (5/3/2022), dalam pertemuan dengan para perempuan awak penerbangan dari beberapa maskapai Rusia, dilansir Xinhua.

Putin merujuk pada upaya Ukraina untuk bergabung NATO. Jika itu terjadi, ujarnya, seluruh blok militer itu wajib mendukung Kiev secara militeristik dan Ukraina mungkin masuk ke Krimea. "Sehingga mengakibatkan bentrokan langsung antara Rusia dan NATO," kata Putin.

Baca Juga: Putin Sebut Sanksi Barat Serupa Deklarasi Perang tapi Rusia Tetap Oke

1. Putin sebut misi penghancuran fasilitas militer Ukraina tuntas

Negosiasi Rusia-Ukraina Babak 3, Putin: Banyak Opsi Bisa DirundingkanPuing-puing berserakan di sekitar lubang di sebuah jalan di lokasi dimana beberapa rumah yang rusak akibat ledakan, menyusul serangan udara di Bila Tserkva, Kyiv Oblast, Ukraina, Sabtu (5/3/2022), dalam foto yang didapatkan dari media sosial. (ANTARA FOTO/Kyiv Oblast Police/Handout via REUTERS/WSJ/cfo)

Putin mengatakan pasukannya telah menyelesaikan misi penghancuran infrastruktur militer utama Ukraina, dilansir Xinhua. Fasilitas militer Ukraina yang dihancurkan itu termasuk gudang senjata, gudang amunisi, serta sistem penerbangan dan pertahanan udara.

"Pasukan Rusia akan memenuhi seluruh tugas yang telah diberikan dan operasi di Ukraina berjalan sesuai rencana dan jadwal," kata Putin.

Baca Juga: Dialog Damai Ronde 2 Rusia-Ukraina: Sepakat Bentuk Koridor Kemanusiaan

2. Perundingan masuk babak ketiga

Salah satu negosiator dari pihak Ukraina, David Arakhamia, mengatakan tentang rencana perundingan Senin, dalam sebuah posting Facebook pada Sabtu (5/3/2022), tanpa memberikan rincian lebih lanjut. Ukraina mengatakan pembicaraan belum membuahkan hasil tetapi akan terus melakukan negosiasi.

Sementara pihak Rusia belum memberikan kepastian, hanya mengatakan bahwa pembicaraan mungkin dimulai pada Senin, dilansir Reuters.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan Presiden Vladimir Putin mengklarifikasi posisi yang dimiliki delegasi Rusia dalam pembicaraan yang diselenggarakan Belarusia dengan Ukraina.

“Krimea adalah bagian dari Rusia. Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk harus diakui dalam perbatasan wilayah Donetsk dan Lugansk. Ada kebutuhan untuk demiliterisasi dan harus ada pengaturan untuk itu, yang belum disepakati. Tidak ada senjata yang dapat mengancam keamanan Rusia harus tetap ada di sana," kata Lavrov dalam sebuah wawancara dengan Al-Jazeera, dilansir Tass.

Baca Juga: Rusia Langgar Gencatan Senjata di 2 Kota Ukraina, Evakuasi Mandek

2. Ukraina tuding Rusia langgar kesepakatan dari perundingan babak dua

Negosiasi Rusia-Ukraina Babak 3, Putin: Banyak Opsi Bisa DirundingkanPresiden Ukraina Volodymye Zelenskyy dan Presiden Rusia Vladimir Putin (readingsexy.com)

Delegasi dari Ukraina dan Rusia telah melakukan dua putaran pembicaraan sejak Rusia meluncurkan invasi skala penuh pada 24 Februari. Pada Kamis (3/3/2022), kedua belah pihak sepakat untuk membuka koridor kemanusiaan untuk memungkinkan warga sipil keluar dari beberapa zona pertempuran.

Hal itu dilakukan melalui gencatan senjata parsial di Kota Mariupol dan Volnovakha pada Sabtu pukul 10.00 waktu setempat, dilansir The Guardian. Meski demikian evakuasi dan koridor kemanusiaan terpaksa ditunda karena pasukan Rusia kembali menembaki Kota Volnovkha pada pukul 11.45.

Menteri Reintegrasi Wilayah Penduduk Ukraina, Iryna Vereshchuk, Minggu (6/3/2022), menuding Rusia melanggar perjanjian gencatan senjata yang telah disepakati. Pemerintah Ukraina menyebut pasukan Rusia masih menggempur daerah itu sehingga tidak aman untuk melakukan evakuasi.

"Pasukan Rusia kembali menembaki Kota Volnovkha pada pukul 11.45 waktu setempat walaupun perjanjian gencatan senjata telah disetujui," ujar  dikutip CNN. 

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya