Penelitian di Australia Buktikan Virus Corona Bukan dari Kebocoran Lab

Ada bukti baru yang patahkan teori COVID dari kebocoran lab

Jakarta, IDN Times - Sebuah studi baru dari Australia memberikan bukti yang mematahkan teori COVID-19 bermula dari "kebocoran laboratorium". Laporan studi yang dirilis via internet itu menyajikan bukti kuat yang mendukung teori 'limpahan alami' asal mula COVID-19

"Hasilnya sulit disamakan dengan teori 'keboccoran lab'," kata Hamish McCallum, direktur Center for Planetary Health and Food Security di Universitas Griffith, dalam artikel The Conversation pada Jumat (24/9/2021).

Baca Juga: Ilmuwan WHO: COVID Bukan Berasal dari Pasar Wuhan atau Kebocoran Lab

1. Pemeriksaan menggunakan pengurutan genetika

Penelitian di Australia Buktikan Virus Corona Bukan dari Kebocoran Lab(IDN Times/Arief Rahmat)

Studi tersebut didasarkan pada pemeriksaan pengurutan genetika secara teliti dari dua garis keturunan awal dari orang-orang yang terinfeksi pada akhir 2019 hingga awal 2020. Kedua garis keturunan itu dibedakan oleh dua nukleotida di dua tempat utama yang berbeda dalam pengurutan gen.

"Seandainya terjadi peristiwa kebocoran laboratorium tunggal, pemisahan menjadi garis keturunan A dan B pasti sudah terjadi setelah kebocoran laboratorium," tulis artikel yang juga dilansir Xinhua tersebut.

"Oleh karenanya kami berharap dapat menemukan sejumlah substansi dari garis keturunan perantara, dengan garis keturunan nukleotida A berada di satu tempat dan garis keturunan nukleotida B berada di tempat lain."

Baca Juga: Virus Corona: Apa Itu Virus? Ini Asal Muasal dan Cara Terbentuknya

2. Teori limpahan ini menunjukkan 'kebocoran lab' tidak terjadi

Penelitian di Australia Buktikan Virus Corona Bukan dari Kebocoran LabIlustrasi laboratorium. (Dok. Humas Jabar)

Artikel itu juga menyebut jika hampir semua pengurutan gen yang diperoleh dari manusia adalah murni garis keturunan A atau murni garis keturunan B, maka ini menunjukkan bahwa terdapat sedikitnya dua peristiwa limpahan berbeda, baik dari kelelawar langsung atau melalui inang perantara.

"Dan evolusi dari dua garis keturunan terjadi sebelum manusia terinfeksi."

"Karena itu, bukti genetik dengan sangat kuat memperlihatkan bahwa terdapat sedikitnya dua peristiwa limpahan berbeda pada populasi manusia," lanjutnya.

3. Asal muasal virus corona

Penelitian di Australia Buktikan Virus Corona Bukan dari Kebocoran Lab(Laboratorium Institut Virologi Wuhan) www.pharma-industry-review.com

Perdebatan tentang asal muasal virus corona terus berkembang hingga kini. Dugaan awal pada saat virus ini baru menyebar, virus corona berasal dari sebuah pasar di Wuhan, China. Namun, tim peneliti independen World Health Organization (WHO) yang menginvestigasi ke sana membantah kemungkinan itu.

Kemungkinan terbesarnya adalah pasar tersebut sebagai klaster awal penyebaran SARS-CoV-2. Namun, tidak ada bukti bahwa virus itu berasal dari sana. "Secara hipotesis, semua kondisi yang memungkinkan (virus) menyebar ada semua di sana,” kata Vladimir Dedkov, anggota tim peneliti WHO asal Rusia, dilansir dari Xinhua pada 7 Februari 2021.

Dedkov juga membantah teori virus corona yang bersumber dari laboratorium di Wuhan, seperti tudingan Amerika Serikat. Setelah sembilan peneliti WHO mengunjungi Institut Virologi Wuhan beberapa hari yang lalu, dia menjamin fasilitas laboratorium tersebut tidak memberikan peluang bagi virus untuk “berlalu-lalang”.

AS tidak puas dengan penelitian tersebut dan berniat menjalani investigasinya sendiri. Namun, hingga kini belum ada bukti kuat yang diumumkan.

Di lain pihak, China menuding balik AS. Epidemiolog senior China mengatakan AS harus menjadi prioritas dalam fase lanjutan terkait penyelidikan asal usul COVID-19. Peneliti tersebut mengatakan, besar kemungkinan virus itu telah beredar di AS sejak awal Desember 2019.

Epidemiolog itu mengutip sebuah studi yang diterbitkan oleh Institut Kesehatan Nasional AS (NIIH) pekan ini. Dilansir dari Channel News Asia, dikatakan bahwa tujuh orang di lima negara bagian AS telah terinfeksi SARS-CoV-2 beberapa minggu sebelum laporan resmi kasus pertama.

Baca Juga: Tak Puas dengan Temuan WHO di Wuhan, AS Telusuri Sendiri Asal Corona

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya