Peringati Perang Dunia II, Jepang Sampaikan Penyesalan Mendalam

Ritual di Kuil Yasukuni sempat terhenti sejak 2013

Jakarta, IDN Times - Jepang menyampaikan penyesalan mendalam atas masa lalu mereka selama masa Perang Dunia II. Perdana Jepang Shinzo Abe bersumpah tidak akan mengulangi peperangan. Hal itu disampaikannya pada peringatan 75 tahun momen Jepang menyerah kepada Sekutu dalam Perang Dunia II, Minggu (15/8/2021)

"Tidak akan pernah mengulangi tragedi perang. Kami akan tetap berkomitmen pada sumpah tegas ini," kata Abe, yang mengenakan masker dalam upacara resmi mengenang para korban tewas dalam Perang Dunia II, di tengah pandemi COVID-19.

Baca Juga: 5 Mata-mata Perempuan Paling Berbahaya di Era Perang Dunia II

1. Ritual penghormatan di kuil Yasukuni

Peringati Perang Dunia II, Jepang Sampaikan Penyesalan MendalamKuil Yasukuni di Tokyo, Jepang. (Twitter.com/Japan_In_Image)

Abe mengirimkan persembahan ke Kuil Yasukuni di Tokyo bagi arwah korban. Sedikitnya empat menteri kabinet Jepang ikut dalam ritual penghormatan secara langsung di kuil tersebut, dilansir kantor berita ANTARA dari Reuters.

Kuil Yasukuni ialah tempat untuk mengenang 14 pemimpin perang Jepang, yang didakwa sebagai penjahat perang oleh pengadilan Sekutu, dan para korban tewas.

Kuil tersebut dianggap sebagai simbol agresi militer Jepang pada masa lampau oleh Tiongkok dan Korea Selatan. Abe sendiri tidak melakukan kunjungan secara langsung ke kuil itu sejak Desember 2013 karena adanya sentimen tersebut.

2. Kaisar Naruhito sampaikan penyesalan mendalam

Peringati Perang Dunia II, Jepang Sampaikan Penyesalan MendalamPerdana Menteri Jepang Shinzo Abe berjalan melewati Kaisar Naruhito saat upacara penobatan, yang disebut sebagai Sokuirei-Seiden-no-gi, di Imperial Palace di Tokyo, Jepang, pada 22 Oktober 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Issei Kato

Kaisar Naruhito mengungkapkan penyesalan yang mendalam atas masa lalu Jepang dalam perang saat memperingati 76 tahun kekalahan negaranya dalam Perang Dunia II. Pesan yang disampaikan sejatinya tidak berubah dari tahun sebelumnya.

"Melihat kembali masa damai pascaperang yang panjang, merenungkan masa lalu kita dan mengingat perasaan penyesalan yang mendalam, saya sungguh-sungguh berharap bahwa kerusakan akibat perang tidak akan pernah terulang lagi," tutur Naruhito pada upacara memperingati mereka yang gugur dalam perang.

Jepang terlibat dalam Perang Dunia II demi nama Kaisar Hirohito, kakek dari Naruhito. Naruhito berharap masyarakat menyatukan hati dan bergabung dalam kekuatan untuk mengatasi pandemi virus corona.

Baca Juga: Gencatan Senjata, 5 Kejadian Besar yang Mengakhiri Perang Dunia II 

3. Korsel terbuka untuk perbaiki hubungan

Peringati Perang Dunia II, Jepang Sampaikan Penyesalan MendalamPresiden Korea Selatan Moon Jae-In (www.twitter.com/@moonriver365)

Korea Selatan memperingati 15 Agustus, sebagai Hari Pembebasan Nasional. Di tanggal tersebut, penjajahan oleh Jepang sejak 1910 berakhir pada 1945 usai pembebasan Semenanjung Korea oleh pihak Sekutu.

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dalam pidatonya menyebut bahwa pemerintahannya selalu siap untuk mendiskusikan perselisihan sejarah masa lalu bersama Pemerintah Jepang.

"Kami sudah mulai berdiskusi dengan Pemerintah Jepang menyangkut sebuah solusi bersahabat yang dapat disetujui oleh para korban. Pintu untuk bernegosiasi selalu terbuka lebar," kata Moon di Seoul.

Hubungan antara Jepang dan Korea Selatan masih terganjal oleh perselisihan mengenai kompensasi bagi buruh paksa Korea yang bekerja di pabrik dan pertambangan pada masa penjajahan Jepang. Ketegangan hubungan kedua negara juga terkait dengan persoalan perempuan-perempuan Korea yang dipaksa bekerja sebagai penghibur di rumah prostitusi bagi pasukan militer Jepang.

Sementara bagi Tiongkok, invasi dan pendudukan oleh pasukan militer kerajaan Jepang selama 1931 hingga 1945 masih menyisakan kenangan pahit.

"Kita harus belajar dari sejarah, menjadikan sejarah sebagai peringatan bagi masa depan, dan menunjukkan bahwa kita telah siap untuk berjuang dalam perang," demikian komentar salah satu pejabat dalam surat kabar militer China, Tentara Pembebasan Rakyat.

Baca Juga: Veteran Perang Dunia II Sembuh dari COVID-19 di Usia 102 Tahun

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya