Rapat Darurat, Otoritas Sri Lanka Aktifkan Jam Malam Pascaledakan Bom

Total korban bertambah tewas 156 orang

Kolombo, IDN Times - Serangkaian ledakan telah mengguncang gereja dan hotel-hotel kelas atas di Kolombo dan Batticaloa, Sri Lanka pada Minggu (21/4) ketika para jemaah menghadiri kebaktian Paskah pukul 08.45 waktu setempat.

Berdasarkan keterangan terbaru dari Kepolisian Sri Lanka, yang dilaporkan AFP, jumlah korban tewas bertambah menjadi 156 orang. Sedangkan ratusan lainnya mengalami luka-luka.

Selain itu, polisi mencatat ada delapan ledakan yang terjadi di empat lokasi yakni St Anthony’s Shrine, sebuah gereja di Kolombo, dan Gereja St Sebastian di Negombo serta hotel-hotel Shangri-La, Kingsbury, dan Cinnamon Grand di Kolombo.

1. Pemerintah berlakukan jam malam

Rapat Darurat, Otoritas Sri Lanka Aktifkan Jam Malam Pascaledakan BomANTARA FOTO/REUTERS/Dinuka Liyanawatte

Kementerian Pertahanan Sri Lanka memberlakukan jam malam pascaterjadinya ledakan bom tersebut. Hal itu diputuskan setelah pertemuan darurat yang melibatkan sekretaris pertahanan dan urusan luar negeri, bersama dengan kepala tentara, angkatan udara dan angkatan laut.

Sebelumnya, Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe mengatakan lewat cuitan di Twitter bahwa sidang dewan keamanan nasional digelar di kediamannya Minggu siang.

"Pemerintah mengambil langkah segera untuk mengatasi situasi ini," tulisnya di Twitter.

Menteri reformasi ekonomi Sri Lanka, Harsha de Silva mengonfirmasi pertemuan darurat otoritas negara tersebut. Dia mengatakan, rapat tersebut akan segera mengeluarkan pernyataan tentang teror ledakan bom.

“Adegan yang mengerikan. Saya melihat banyak bagian tubuh berserakan. Kru darurat berada di semua lokasi dengan kekuatan penuh," tulisnya dalam cuitan Twitter setelah mengunjungi Shangri-La dan St. Anthony's.

“Kami membawa beberapa korban ke rumah sakit. Semoga menyelamatkan banyak nyawa. ”

2. Perdana Menteri Sri Lanka mengutuk teror bom tersebut

Rapat Darurat, Otoritas Sri Lanka Aktifkan Jam Malam Pascaledakan BomANTARA FOTO/Zabur Karuru

Wickremesinghe pun mengutuk keras serangan-serangan yang disebutnya sebagai "tindakan pengecut itu atas rakyat kami hari ini," kata dia dalam cuitannya di Twitter.

Ia mengimbau rakyat Sri Lanka tetap bersatu dan kuat selama masa-masa sulit ini. "Mohon hindari untuk menyiarkan laporan-laporan dan spekulasi yang belum terverifikasi. Pemerintah sedang mengambil langkah-langkah untuk mengatasi situasi."

Sementara itu, Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena meminta warga tetap tenang pascaledakan bom tersebut.

4. Kondisi Sri Lanka sudah lama tenang dari ledakan pascaperang saudara

Rapat Darurat, Otoritas Sri Lanka Aktifkan Jam Malam Pascaledakan BomTwitter/@CBSNews

Tahun lalu, telah terjadi 86 insiden yang sudah terverifikasi, ancaman-ancaman dan kekerasan terhadap umat Kristen, menurut the National Christian Evangelical Alliance of Sri Lanka (NCEASL) yang mewakili lebih 200 gereja dan organisasi Kristen.

Tahun ini NCEASL mencatat 26 insiden serupa, termasuk satu insiden yang dilakukan kelompok lain untuk mengganggu misa Minggu, dengan satu insiden lainnya dilaporkan pada 25 Maret.

Dari total 22 juta penduduk Sri Lanka, 70 persen di antaranya pemeluk agama Budha; 12,6 persen Hindu; 9,7 persen Muslim; dan 7,6 persen Kristen; menurut sensus penduduk di negara itu pada 2012.

Ledakan kembali terjadi setelah kondisi tenang dari serangan-serangan besar sejak akhir perang saudara 10 tahun lalu. Selama beberapa dekade perang dengan para pemberontak Tamil hingga 2009, ledakan bom kerap terjadi di Kolombo, ibu kota Sri Lanka.

Indonesia kecam teror bom itu

Rapat Darurat, Otoritas Sri Lanka Aktifkan Jam Malam Pascaledakan Bom(Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir) Suwandy/Kemenlu

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan Indonesia mengecam keras aksi pengeboman di berbagai lokasi di Sri Lanka pada 21 April 2019, sekitar pukul 09:00 waktu setempat.

"Pemerintah dan rakyat Indonesia menyampaikan duka cita mendalam kepada korban dan keluarga korban. Pemerintah Indonesia meyakini bahwa Pemerintah Sri Lanka dapat mengatasi situasi dengan baik, dan juga bersedia memberikan bantuan yang diperlukan," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima IDN Times, Minggu (21/4) sore.

Hingga saat ini tidak ada informasi mengenai WNI yang menjadi korban dalam insiden tersebut. Terdapat sekitar 374 WNI di Sri Lanka, termasuk 140 di Kolombo Ibu Kota Sri Lanka. Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kolombo terus memantau perkembangan situasi dan telah berkoordinasi dengan otoritas keamanan, rumah sakit dan Perhimpunan WNI setempat.

Pemerintah menghimbau agar WNI di Sri Lanka untuk tetap waspada dan berhati-hati serta mengikuti arahan dari otoritas keamanan setempat. Bagi keluarga dan kerabat yang membutuhkan informasi lebih lanjut dan bantuan konsuler, dapat menghubungi hotline KBRI Kolombo +94772773127

Baca Juga: [BREAKING] Pascaledakan Bom, WNI di Sri Lanka Diimbau Waspada

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya