Tiongkok Tak Segan Gelar Pasukan Demi Penyatuan dengan Taiwan

Mereka peringatkan agar AS tak menghalangi unifikasi

Beijing, IDN Times - Tiongkok akan memerangi siapa saja yang berusaha campur tangan dalam "unifikasi" mereka dengan Taiwan. Menteri Pertahanan Tiongkok Wei Fenghe memperingatkan agar Amerika Serikat (AS) tidak ikut campur dalam upaya 'reunifikasi' Tiongkok dengan Taiwan. Wei menegaskan, Beijing tidak segan-segan melakukan serangan pasukan demi merealisasikan One-China policy (kebijakan Satu-Tiongkok).

"Kami akan upayakan proses reunifikasi secara damai dengan sepenuh hati, namun kami tidak menjanjikan tak bakal menggunakan kekuatan (militer) untuk mencapainya," ujar Wei di sela-sela Shangri-la Dialogue di Singapura, Minggu (2/6) seperti dikutip Reuters oleh Antara.

Baca Juga: Tiongkok Dikhawatirkan Intervensi Referendum Taiwan

1. Tiongkok marah atas dukungan AS kepada Taiwan untuk memiliki pemerintahan sendiri

Tiongkok Tak Segan Gelar Pasukan Demi Penyatuan dengan TaiwanYoutube/The International Institute for Strategic Studies

Tiongkok marah terhadap langkah-langkah yang diambil pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang meningkatkan dukungan bagi Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri dan demokratis. Dukungan itu termasuk pengerahan kapal-kapal Angkatan Laut AS melalui Selat Taiwan, yang memisahkan pulau itu dari daratan Tiongkok.

Wei mengatakan AS tidak punya hak dalam mencampuri urusan domestik Tiongkok. "Upaya-upaya memisahkan Tiongkok akan gagal. Intervensi asing terkait isu Taiwan ditakdirkan untuk gagal," ujarnya.

2. Tiongkok menggunakan istilah reunifikasi, sedangkan Taiwan yang tidak setuju menyebut unifikasi

Tiongkok Tak Segan Gelar Pasukan Demi Penyatuan dengan Taiwan(Presiden Taiwan Tsai Ing-wen) REUTERS/TYRONE SIU via ANTARANEWS

Menurut Wei, Tiongkok mengikuti 'teladan' Presiden AS ke-16 Abraham Lincoln dalam upaya reunifikasi. Pada masa perang sipil, Lincoln sukses mencegah pemisahan diri sejumlah negara bagian di AS. "Amerika Serikat tidak bisa dipisahkan, begitu juga China. Tiongkok harus dan akan melaksanan reunifikasi, bersatu kembali," imbuhnya.

Tiongkok menggunakan istilah "tong yi" yang diterjemahkan sebagai "reunifikasi" yang bermakna penyatuan kembali, dalam konteks upaya mereka terhadap Taiwan yang mereka anggap melepaskan diri.

Istilah itu juga diterjemahkan sebagai "unifikasi", satu istilah yang lebih disukai oleh Taiwan dan para pendukung kemerdekaan Taiwan. Mereka menyatakan pemerintahan komunis Tiongkok tidak pernah memerintah Taiwan. Oleh sebab itu, tidak bisa "disatukan kembali" karena tidak pernah bersatu sebelumnya.

3. AS mendukung Taiwan, termasuk soal persenjataan

Tiongkok Tak Segan Gelar Pasukan Demi Penyatuan dengan TaiwanANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Barria

AS, seperti sebagian besar negara, tak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan, tetapi memberikan dukungan kuatnya dan menyediakan sumber utama senjata. AS berjanji tak akan membiarkan kawasan Indo-Pasifik dikuasai satu per satu oleh Tiongkok.

AS menjual senjata pertahanan ke Taiwan sebagaimana disepakati kedua negara dalam Taiwan Relations Act tahun 1979. Pada Maret lalu, Presiden AS Donald Trump bahkan menyetujui penjualan 60 unit F-16 produksi Lockheed Martin ke Taiwan.

Pelaksana tugas (Plt) Menteri Pertahanan AS Patrick Shanahan bahkan menegaskan, AS tidak akan lagi ragu-ragu bersikap dalam mempertahankan kemerdekaan kawasan Indo-Pasifik.

"Kami tidak akan lagi membuang muka melihat negara-negara tertentu menggunakan retorika damai untuk mengaburkan tindakan-tindakan tidak bersahabat yang mereka lakukan," kata Shanahan di venue Shangri-la Dialogue, dua hari sebelumnya.

Baca Juga: Dubes Tiongkok Ungkap Hal Tentang Perang Dagang dengan AS

4. Tensi hubungan AS dan Tiongkok terus memanas

Tiongkok Tak Segan Gelar Pasukan Demi Penyatuan dengan TaiwanREUTERS via ANTARANEWS

Dalam beberapa bulan terakhir, tensi antara AS dan Tiongkok terus meningkat. AS secara reguler mengirimkan kapal perangnya berlayar melintasi Selat Taiwan. Pemerintah Tiongkok menuding langkah AS tersebut sebagai bentuk provokasi.

Beijing mengklaim kawasan Laut China Selatan termasuk daratan Taiwan sebagai bagian dari teritori mereka. Presiden China Xi Jinping bahkan menegaskan tak akan melepas satu jengkal pun wilayah yang 'dikuasai' Tiongkok itu ke pihak asing.

Tiongkok menganggap Taiwan di Pulau Formosa alias Taiwan sebagai bagian dari mereka dan menggunakan kekuatan untuk membawa pulau demokratis tersebut di bawah kendalinya.

Taiwan merupakan salah satu momok dalam hubungan antara Amerika Serikat dan Tiongkok, yang mencakup perang dagang, sanksi Amerika Serikat serta posisi militer China yang semakin kuat di Laut China Selatan, wilayah tempat Amerika Serikat juga melakukan patroli kebebasan pelayaran, sebagaimana dikatakan Reuters.

5. Taiwan gelar latihan militer dalam mengantisipasi ancaman Tiongkok

Tiongkok Tak Segan Gelar Pasukan Demi Penyatuan dengan Taiwan

Di sisi lain, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen telah berulangkali menegaskan negaranya tidak tertarik untuk bergabung dengan China. Tsai berjanji akan mempertahankan demokrasi dan independensi Taiwan.

"Kami tidak akan membuat kompromi apa pun di wilayah kami, bahkan untuk satu inci. Kami selalu berpegang teguh pada demokrasi dan kebebasan," kata Tsai saat menghadiri peringatan hubungan Taiwan-AS di Taipei. Ia menambahkan bahwa pembelian senjata oleh Taiwan dari AS akan membantu memperkuat kemampuan Pasukan Udara Taiwan.

Pasukan darat, laut, dan udara Taiwan menggelar simulasi untuk mengusir pasukan penjajah, Kamis (30/5), saat menteri pertahanan mereka berjanji akan mempertahankan pulau yang diperintah sendiri terhadap ancaman militer Tiongkok.

Seperti diberitakan Antara, Sejumlah jet tempur melancarkan serangan sedangkan kapal perang melepaskan tembakan guna menghancurkan benteng musuh, saat lebih dari 3.000 tentara bergabung dalam simulasi di wilayah selatan Pingtung.

Selama latihan militer tahunan di seluruh wilayah berlangsung pekan ini, jet-jet tempur mendarat di jalan raya utama Taiwan dan latihan serangan udara menutup sejumlah kota-kota besar. Meskipun hanya sekedar simulasi Menteri Pertahanan Taiwan, Yen Teh-fa, sudah yakin di mana ancaman terbesar berada.

"Pasukan militer Partai Komunis Tiongkok terus melakukan ekspansi tanpa melepaskan penggunaan kekuatan untuk menyerang Taiwan," kata Yen kepada awak media saat memantau simulasi.

Baca Juga: Partai Pemerintah Kalah Pemilu, Taiwan Masih Dibayangi Tiongkok

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya