Pria Ini Meninggal setelah Jalani Hukuman karena Langgar Prokes

Ia diduga lakukan gerakan olahraga sebanyak 300 kali

General Trias, Filipina, IDN Times - Darren Manaog Peñaredondo (28) meninggal pada 3 April 2021 setelah diduga dipaksa menjalani hukuman gerakan olahraga sebanyak 300 kali karena keluar saat batas jam malam (curfew) melewati jam 6 sore di daerahnya. Bagaimana ini bisa terjadi?

1. Darren tertangkap oleh penjaga desa karena pergi ke luar rumah di atas jam 6 sore untuk beli minuman

Pria Ini Meninggal setelah Jalani Hukuman karena Langgar ProkesBerbagai Sumber

Penjaga wilayah setempat kemudian menyuruh Darren untuk melakukan gerakan olahraga sebanyak 300 kali. Keesokan harinya, Darren diketahui mengeluh tidak enak badan ke pasangannya, Reichelyn Balce, pada 2 April. Hukuman asli yang diterapkan seharusnya 100 squat jumps, dan Darren bukanlah satu-satunya pelanggar jam malam yang tertangkap. Penjaga desa memaksa mereka melakukan hukuman tersebut secara serentak, jika ada yang tak bisa mengikuti ritme, mereka harus mengulang dari awal.

Melansir Rappler, Balce mengaku Darren pulang ke rumah dibantu oleh sesama pelanggar jam malam yang ditangkap bersamanya. Saat ditanya Balce apakah Darren dipukuli, ia hanya tersenyum tapi ternyata sedang menahan sakit.

Baca Juga: Varian Baru COVID-19, Filipina Larang Turis Asing Masuk Negaranya

2. Setelah itu Darren mengalami kesulitan untuk berjalan

Sekembalinya dari tempat hukuman, Darren harus berjuang keras hanya untuk berjalan, ia bahkan harus merangkak berlutut jika harus bergerak ke sekitar rumah. Beberapa jam setelah kembali ke rumah, ia mulai kejang-kejang sebelum akhirnya jatuh pingsan.

Darren mengejang dan wajahnya berubah menjadi ungu. Jantungnya berhenti berdetak. Sesaat setelah tetangga ada yang melakukan pernapasan buatan, jantung Darren kembali berdetak. Tragisnya, dia meninggal tidak lama setelah disadarkan.

Letnan Kolonel Polisi Jenderal Trias Marlo Nillo Solero membantah klaim keluarga bahwa kepolisian melakukan hukuman seperti itu terhadap pelanggar jam malam COVID-19. Menurut Solero, pelanggar hanya diberi pengarahan tegas.

3. COVID-19 di Filipina

Pemerintah Filipina memperpanjang penguncian nasional setelah infeksi COVID-19 mulai membanjiri banyak rumah sakit di ibu kota dan daerah terpencil. Filipina telah melaporkan lebih dari 795.000 kasus dengan 13.425 kematian, jumlah tertinggi di Asia Tenggara setelah Indonesia.

Pemerintahan Filipina di bawah Duterte telah memperlakukan pandemi dengan cara yang sama seperti yang terjadi pada masalah nasional lainnya: tindakan yang keras hukum dan ketertiban dengan pengawasan ketat.

Duterte menempatkan mantan jenderal militer dan polisi untuk bertanggung jawab atas bidang-bidang utama respons pandemi, termasuk pelacakan kontak, vaksinasi, dan kesejahteraan sosial, serta menentang seruan baginya untuk meminta pakar kesehatan masyarakat.

Ketika pandemi mencapai Filipina pada Maret 2020, Duterte memberlakukan penguncian di Manila dan provinsi sekitarnya selama hampir 5 bulan, salah satu yang terpanjang di dunia.

Baca Juga: Filipina Minta Tiongkok Tarik Ratusan Kapal dari Laut China Selatan

Anastasia Jaladriana Photo Verified Writer Anastasia Jaladriana

Moonlight bae.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Febrianti Diah Kusumaningrum

Berita Terkini Lainnya