OPCW Konfirmasi Penggunaan Klorin Sebagai Senjata Kimia di Suriah

Senjata kimia tersebut menewaskan puluhan warga sipil Suriah

Den Haag, IDN Times - Badan senjata kimia internasional, Organization for Prohibitation of Chemical Weapons (OPCW) menyatakan bahwa gas klorin digunakan sebagai senjata kimia dalam perang sipil di Kota Saraqeb, Propinsi Idlib, Suriah pada awal Februari lalu.

Berdasarkan laporan OPCW, tim pencari fakta yang menyelidiki dugaan penggunaan senjata kimia di perang Suriah mengklaim bahwa klorin dilepaskan di wilayah Al Talil Saraqeb. Tim pencari fakta mendapatkan laporan bahwa beberapa orang mengalami kesulitan bernapas pasca insiden penyerangan yang dilakukan oleh pemerintah Suriah pada 4 Pebruari tersebut.

Mengutip Time, sebuah badan amal medis, The Syria American Medical Society menyebutkan bahwa ada 11 pasien yang keracuanan gas klorin sedang dirawat di rumah sakit di Idlib.

1. Silinder berisi senjata kimia dijatuhkan dari helikopter

OPCW Konfirmasi Penggunaan Klorin Sebagai Senjata Kimia di SuriahAleppo Media Centre Via aljazeera.com

Dilaporkan National Public Radio, korban selamat mengatakan bahwa sebuah helikopter melintas di Al Talil dan menjatuhkan dua tabung silinder (139 cm x 25cm) ke lapangan terbuka. Sesaat setelah itu, delapan pria yang berlindung di ruang bawah tanah di dekat area itu merasakan sesak napas, mual sensasi terbakar di mata, dan bahkan ada yang kehilangan kesadaran.

Selain di Saraqeb, OPCW juga melakukan investigasi pada penyerangan lebih besar yang terjadi di Kota Douma yang menewaskan 40 orang pada April lalu.

2. Tim pencari fakta mengambil sampel korban senjata kimia

OPCW Konfirmasi Penggunaan Klorin Sebagai Senjata Kimia di Suriaheaworldview.com

Tim pencari fakta sempat mengalami kesulitan ketika melakukan investigasi. Pemerintah Suriah sempat melarang mereka masuk ke lokasi pertempuran. Hal ini tentu semakin menyulitkan tim untuk membuktikan adanya penggunaan senjata kimia dalam perang sipil tersebut karena gas klorin sangat oksidatif.

Melansir Deutsche Welle, kemungkinan sebagian besar jejak serangan gas beracun akan hilang dalam kurun waktu dua hingga tiga hari pasca penyerangan. Namun, sisa gas klorin masih dapat ditelusuri dari gejala yang muncul akibat paparan gas beracun tersebut. Gejala itu akan terus muncul hingga beberapa minggu pasca korban terpapar gas.

Selain itu, sampel darah, urin, dan bagian tubuh korban yang terkena paparan gas klorin juga akan menunjukkan pola karakteristik tertentu. Hal ini menjadi bukti kuat bahwa penyerangan menggunakan gas beracun memang benar-benar terjadi.

Selain mengambil sampel pada korban, tim juga melakukan analisa terhadap residu yang masih tertinggal pada benda-benda di sekitar area penyerangan.

3. Berbagai pihak menuding Bashar Al Assad sengaja menggunakan senjata kimia

OPCW Konfirmasi Penggunaan Klorin Sebagai Senjata Kimia di Suriahnangalama.blogspot.com

Meski telah menemukan bukti kuat atas penggunaan senjata kimia dalam perang sipil, tetapi OPCW tidak menyebutkan pihak mana yang mengunakan senjata tersebut.

Namun, sejak awal berbagai pihak telah menuding pemerintah Suriah sebagai dalangnya. Begitu pula Amerika Serikat dan sekutunya yang menuduh Bashar Al Assad sengaja menggunakan senjata kimia untuk menghalau kelompok ekstrimis yang menentang dirinya.

Andes Septa Photo Verified Writer Andes Septa

The Second of Me

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya