Banjir di Sudan, 52 Orang Tewas dan Ribuan Rumah Hancur

Banjir di Afrika menyebabkan kerugian ratusan juta dolar AS

Jakarta, IDN Times - Banjir bandang akibat hujan lebat di Sudan menewaskan sedikitnya 52 orang dan menghancurkan ribuan rumah, per Minggu (14/8/2022).

Hujan lebat biasanya turun di Sudan antara Mei dan Oktober. Curah hujan yang tinggi kerap menyebabkan banjir besar setiap tahun, yang merusak properti, infrastruktur, dan tanaman.

"Sebanyak 52 orang tewas dan 25 lainnya luka-luka akibat hujan lebat dan banjir di Sudan sejak awal musim gugur," kata Abdel Jalil Abdelreheem selaku juru bicara Dewan Nasional Pertahanan Sipil Sudan, dikutip dari RTE.

1. Ribuan rumah di Sudan hancur

Banjir di Sudan, 52 Orang Tewas dan Ribuan Rumah HancurIlustrasi banjir (IDN Times/Mardya Shakti)

Abdelreheem mengatakan, sebanyak 5.345 rumah telah hancur dan 2.862 rumahh rusak di seluruh Sudan. Fasilitas umum lainnya seperti pertokoan dan lahan pertanian juga rusak.

Negara bagian Kordofan Utara dan Selatan, negara bagian Sungai Nil, dan Darfur Selatan termasuk di antara yang paling terkena dampak di seluruh Sudan.

Pada Senin lalu, Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) memperkirakan, sekitar 38 ribu orang di seluruh Sudan telah terkena dampak banjir di Sudan sejak awal musim hujan.

Sekitar 314.500 orang terkena dampak di seluruh Sudan selama musim hujan 2021, menurut OCHA.

Di Sudan timur, banjir di Sudan meruntuhkan lebih dari 2.500 rumah. Adapun di negara bagian Sungai Nil, sekitar 546 rumah hancur, per Kamis (11/8/2022). Di antara korban tewas adalah dua anak yang berada di wilayah Nil Putih Tengah.

Baca Juga: Seoul Melarang Rumah Tipe 'Parasite' usai Banjir Bandang

2. Banjir juga terjadi di berbagai negara Afrika

Banjir di Sudan, 52 Orang Tewas dan Ribuan Rumah HancurIlustrasi banjir (IDN Times/Mardya Shakti)

Menurut pengamat lingkungan, negara-negara di Afika sedang berjibaku dengan perubahan iklim yang menyebabkan banjir bandang.

Dari Januari 2022 hingga 4 Agustus, data FloodList menunjukkan bahwa lebih dari 682 orang tewas dan ribuan kehilangan tempat tinggal akibat banjir, tanah longsor, dan angin topan di negara-negara seperti Pantai Gading, Republik Demokratik Kongo, Madagaskar, Malawi, Mozambik, Niger, Nigeria, Rwanda, Afrika Selatan, Sudan, dan Uganda.

Direktur perencanaan di Komisi Sumber Daya Air Ghana, Bob Alfa, mengatakan kepada SciDev.Net bahwa banjir menyebabkan masalah kesehatan di Ghana, kerawanan pangan, dan menyebabkan krisis migrasi desa-kota.

“Banjir perkotaan di Ghana terutama disebabkan oleh pembangunan yang tidak diatur dan tersumbatnya jaringan saluran air, karena praktik sanitasi yang buruk ditambah dengan perubahan iklim,” jelasnya.

Sepanjang 2011–2020, Nigeria menyaksikan setidaknya 1.187 kematian akibat banjir, sekitar 15 persen dari total korban di Afrika.

3. Banjir menyebabkan kerugian di Afrika mencapai 904,5 juta dolar AS

Banjir di Sudan, 52 Orang Tewas dan Ribuan Rumah HancurIlustrasi dolar AS (IDN Times/Holy Kartika)

Studi ini juga mengungkap, banjir bandang menyebabkan kerusakan properti senilai 904,5 juta dolar AS atau sekitar 21 persen dari kerugian di benua hitam itu.

“Dampak banjir menghambat pertumbuhan ekonomi di Afrika jika tidak ditangani,” kata Alfa.

Konsultan lingkungan dan risiko banjir dari Inisiatif Pemetaan Risiko Geohazards, Taiwo Ogunwunmi, mengatakan bahwa dampak banjir sangat membebani petani kecil.

“Saat banjir, banyak petani kehilangan lahan pertanian mereka, dan ini kemudian menyebabkan kelangkaan pangan dan kenaikan harga. Pasar dan toko hancur, kemudian memengaruhi mata pencaharian masyarakat,” kata Ogunwumi.

Baca Juga: Banjir Korsel Menelan Korban Jiwa, Presiden Yoon Suk Yeol Minta Maaf

Andi IR Photo Verified Writer Andi IR

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman
  • Eddy Rusmanto

Berita Terkini Lainnya