China ke Rusia: Setop Perang di Ukraina, Jangan Sampai Efeknya Meluas!

China mulai tegas meminta Rusia hentikan perang

Jakarta, IDN Times – Menteri Luar Negeri China Wang Yi, pada Sabtu (24/9/2022), mendesak Rusia dan Ukraina untuk tidak membiarkan perang berlarut dan membiarkan efeknya meluas. Pernyataan yang dibarengi dengan seruan resolusi diplomatik itu disampaikan saat Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Kemudian, Wang juga mengeluarkan peringatan baru di Taipei di tengah ketegangan di Selat Taiwan, dengan mengatakan Beijing akan mengambil langkah tegas untuk mencegah pihak luar memberi dukungan atas kemerdekaan pulau itu.

"Kami menyerukan semua pihak terkait untuk menjaga agar krisis tidak meluas dan untuk melindungi hak dan kepentingan sah negara-negara berkembang," kata Wang, dikutip dari The Straits Times.

1. China mendorong Rusia-Ukraina segera berdamai

China ke Rusia: Setop Perang di Ukraina, Jangan Sampai Efeknya Meluas!ilustrasi bangunan pemerintah Ukraina berlubang oleh serangan Rusia (Twitter.com/Defence of Ukraine)

Sejak invasi dimulai pada 24 Februari, China memilih untuk bersikap netral, yaitu dengan tidak mengutuk Rusia namun tetap menyerukan resolusi damai. China juga sebelumnya mengamini istilah operasi militer khusus yang digunakan oleh Presiden Vladimir Putin sebagai dalih menginvasi Ukraina.

Tapi, di forum PBB, China tampaknya tidak lagi mendukung invasi tersebut. Dia menyerukan pembicaraan damai secara adil dan pragmatis untuk menyelesaikan semua masalah global.

"China mendukung semua upaya yang kondusif untuk penyelesaian damai krisis Ukraina. Prioritas mendesak adalah memfasilitasi pembicaraan untuk perdamaian. Solusi mendasar adalah untuk mengatasi masalah keamanan yang sah dari semua pihak dan membangun arsitektur keamanan yang seimbang, efektif, dan berkelanjutan,” kata Wang.

Baca Juga: Presiden Palestina: Siapa yang Lindungi Israel? Tentu PBB dan AS!

2. China peringatkan AS soal Taiwan

China ke Rusia: Setop Perang di Ukraina, Jangan Sampai Efeknya Meluas!Kunjungan Menlu China, Wang Yi ke ASEAN Secretariat, Jakarta (youtube.com/Sekretariat FPCI)

Selama kunjungannya ke PBB, Wang bertemu dengan Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba. Pertemuan itu menjadi yang pertama kalinya sejak invasi terjadi.

Awal bulan ini, Presiden Putin mengakui kekhawatiran China tentang Ukraina selama pertemuan dengan timpalannya Presiden Xi Jinping. Sebelum perang, Putin telah mengunjungi Beijing dan kedua negara menyatakan aliansi yang erat.

Tetapi, para pejabat Amerika Serikat (AS) nampaknya berbesar hati dengan apa yang mereka lihat sebagai kurangnya dukungan China untuk menghentikan perang. Kendati begitu, Beijing telah menolak permintaan untuk mengirim peralatan militer, sehingga memaksa Rusia untuk bergantung pada Korea Utara dan Iran lantaran persediaan yang terus berkurang.

3. China juga tegaskan komitmennya untuk merebut kembali Taiwan

China ke Rusia: Setop Perang di Ukraina, Jangan Sampai Efeknya Meluas!Xi Jin Ping dan Tsai Ing-wen (instagram.com/tsai_ingweninstagram.com/chinaxinhuanews)

Reaksi China terhadap Rusia sedang diawasi dengan ketat oleh negara-negara Barat, yang diprediksi menjadi langkah lanjutan Beijing untuk merebut kembali Taiwan.

Pada Jumat, Wang sempat bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan memperingatkan tentang upaya untuk mendukung Taiwan, di tengah dorongan Kongres AS untuk memasok bantuan militer langsung ke pulau itu.

Berbicara di Majelis Umum, yang mana hanya Beijing dan bukan Taipei yang memiliki kursi, Wang menegaskan komitmen China untuk bersatu kembali dengan Taiwan.

"Kita harus memerangi kegiatan separatis kemerdekaan Taiwan dengan tekad yang paling kuat dan mengambil langkah paling kuat untuk menentang campur tangan eksternal. Setiap langkah untuk menghalangi reunifikasi China pasti akan dihancurkan oleh roda sejarah," tutur Wang.

Beijing mengatakan Taiwan secara historis menjadi bagian dari China dan nasionalis daratan yang kalah melarikan diri ke Taipei, setelah kalah dalam perang saudara pada 1949.

Tetapi, Taiwan mengatur dirinya sendiri dan banyak orang Taiwan tidak melihat adanya hubungan dengan China, meskipun kepemimpinan Taipei tidak secara resmi mendeklarasikan kemerdekaan.

Baca Juga: Rusia Akan Lindungi Wilayah Ukraina yang Dicaplok dengan Nuklir  

Andi IR Photo Verified Writer Andi IR

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya