Filipina Tolak ICC Lakukan Investigasi Soal Pelanggaran HAM Duterte 

Rodrigo Duterte disebut melanggar HAM saat memerangi narkoba

Jakarta, IDN Times – Filipina menolak bekerja sama dalam penyelidikan yang diluncurkan oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC), terkait kejahatan kemanusiaan dalam kebijakan “perang melawan narkoba” yang diinisiasi oleh Presiden Rodrigo Duterte.

Hakim ICC pada Rabu (15/9/2021) menyetujui investigasi resmi terhadap kampanye anti-narkotika khas Duterte yang telah menewaskan ribuan orang, sebuah langkah yang disambut baik oleh kelompok-kelompok hak asasi manusia (HAM).

Hakim ICC menilai, berdasarkan tuntutan yang diajukan jaksa ICC, kebijakan Duterte bukanlah operasi penegakan hukum, melainkan serangan sistematis terhadap warga sipil, demikian dikabarkan The Straits Times.

1. Filipina tidak akan bekerja sama dengan ICC

Filipina Tolak ICC Lakukan Investigasi Soal Pelanggaran HAM Duterte Gedung International Criminal Court (ICC) di Kota Den Haag, Belanda. icc-cpi.int

Duterte berusaha untuk mengabaikan penyelidikan yang dilakukan ICC. Kemudian, pada Kamis (16/9/2021), Kepala Penasihat Hukum Kepresidenan Salvador Panelo menambahkan, ICC tidak memiliki yurisdiksi atas penyelidikan tersebut.

"Posisi Presiden tidak berubah. ICC pada awalnya bertekad untuk melanjutkan kasus ini, yang mana melanggar Konstitusi kami, bahkan menentang undang-undang Roma sendiri," kata Panelo kepada stasiun radio DZBB.

Panelo mengatakan, penyelidik ICC tidak akan diizinkan memasuki negara itu untuk melakukan investigasi.

Ketegangan antara ICC dengan Manila sudah terjadi sejak Maret 2018, setelah Duterte membatalkan keanggotaan Filipina dalam perjanjian ICC. Tetapi, di bawah undang-undang ICC, pengadilan itu memiliki yurisdiksi untuk kejahatan kemanusiaan yang dilakukan antara 2016-2019.

Baca Juga: ICC Buka Investigasi Formal Perang Lawan Narkoba di Filipina

2. Lebih dari 6.100 pengedar meninggal dalam operasi melawan narkoba

Filipina Tolak ICC Lakukan Investigasi Soal Pelanggaran HAM Duterte Ilustrasi Pengguna Narkoba (IDN Times/Mardya Shakti)

Kampanye “perang melawan narkoba” telah membunuh lebih dari 6.100 pengedar. Duterte berdalih kebijakan itu sangat efektif dalam mengurangi kejahatan dan meningkatkan perdamaian serta ketertiban.

Hal yang menarik adalah Duterte menentang penyelidikan ICC, sekalipun dia tidak menyangkal bahwa dia menyingkirkan HAM untuk memerangi narkoba. Namun, dia menegaskan bahwa kampanye itu bukan kebijakan destruktif untuk menghancurkan negara. 

Kelompok HAM mengutuk keras pendekatan Duterte, yang telah membunuh pengedar narkoba walaupun tidak bersenjata. Namun, pihak kepolisian menyangkal tuduhan itu. Di sisi lain, mereka “bersembunyi” di balik perintah Duterte bahwa polisi boleh membunuh untuk membela diri.

"Duterte dan pengikutnya harus bertanggung jawab atas kejahatan ini," kata kelompok HAM Filipina Karapatan setelah keputusan ICC untuk memulai penyelidikan.

Baca Juga: Presiden Duterte Ancam Penjarakan Warga yang Tolak Divaksin COVID-19

3. Lebih dari 200 ribu operasi melawan narkotika telah dilancarkan

Filipina Tolak ICC Lakukan Investigasi Soal Pelanggaran HAM Duterte Presiden Filipina Rodrigo Roa Duterte (rappler.com)

Duterte mulai menjabat sebagai presiden sejak 2016 dan telah berjanji untuk melawan narkoba serta korupsi. Sudah lebih dari 200 ribu operasi melawan narkotika dilancarkan. Namun, para pegiat HAM meyakini angka aktual operasi dan jumlah korban jauh lebih tinggi daripada laporan resmi.

Dikutip dari France 24, ICC mengatakan hakim telah menemukan bukti yang memperkuat tuduhan pelanggaraan kemanusiaan yang dilakukan Duterte.

Sebelumnya, pada Juni lalu, mantan jaksa ICC Fatou Bensouda telah meminta hakim membuka penyelidikan penuh atas tuduhan bahwa polisi secara tidak sah telah membunuh puluhan ribu warga sipil.

Masa jabatan Duterte akan habis pada Juni 2022. Tapi, lelaki berusia 76 tahun itu dikabarkan siap untuk mengikuti kontestasi politik periode mendatang sebagai wakil presiden, yang berarti kebijakan “perang melawan narkoba” sangat mungkin terus berlanjut.  

Baca Juga: Duterte Setuju Maju Sebagai Calon Wapres di Pemilu Filipina 2022

Andi IR Photo Verified Writer Andi IR

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya