Inggris: Saat Ini Bukan Waktu yang Tepat Kirim Jet Tempur ke Ukraina

Inggris sebut jet tempurnya tidak mudah dikendalikan

Jakarta, IDN Times - Inggris belum membuat keputusan yang kuat untuk tidak mengirim jet tempurnya ke Ukraina. Sebaliknya, Inggris menilai saat ini bukan waktu yang tepat untuk mengirim senjata berat itu, kata Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace.

“Saya sudah terlibat dengan ini untuk waktu yang cukup lama. Dan saya telah belajar bahwa tidak pernah mengesampingkan apa pun," katanya ketika ditanya mengapa Inggris tidak mengirim jet ke Ukraina.

"Ini bukan keputusan yang solid. Untuk saat ini, menurut saya itu bukan pendekatan yang tepat. Apa yang akan terjadi dalam konflik tahun ini adalah kemampuan Ukraina untuk mengerahkan kendaraan lapis baja Barat melawan Rusia,” tambahnya pada Rabu (2/2/2023), dilansir The Straits Times.  

1. Wallace sebut tidak mudah mengendalikan jet Inggris

Inggris: Saat Ini Bukan Waktu yang Tepat Kirim Jet Tempur ke UkrainaBen Wallace bertemu dengan Menteri Pertahanan Polandia Mariusz Blaszczak untuk membicarakan kerjasama militer. (Twitter/DefenceHQ)

Pada Selasa, juru bicara Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengatakan, tidak praktis mengirim jet ke Ukraina karena akan memakan waktu berbulan-bulan untuk belajar menerbangkannya.

Wallace menambahkan, jet Inggris sangat kompleks dan mungkin tidak berlaku di Ukraina.

“Yang mereka butuhkan saat ini adalah baju besi dan tank. Saya pikir kita harus cukup yakin bahwa (jet) akan menjadi persyaratan pemenang pertempuran berikutnya. Tapi untuk saat ini, saya pikir kami fokus pada tank, pertempuran darat,” tutur dia.

Baca Juga: Jelang 1 Tahun Perang di Ukraina, Rusia Semakin Galak di Timur

2. Situasi di timur Ukraina semakin gawat

Inggris: Saat Ini Bukan Waktu yang Tepat Kirim Jet Tempur ke UkrainaPresiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy. twitter.com/ZelenskyyUa

Presiden Volodymyr Zelenskyy, pada Rabu, mengatakan bahwa situasi di garis depan timur Ukraina menjadi lebih sulit karena pasukan Rusia yang meningkatkan serangan. Moskow mengumumkan kemajuan di utara dan selatan kota Bakhmut, target utamanya selama berbulan-bulan.

“Peningkatan yang pasti telah dicatat dalam operasi ofensif penjajah di garis depan di timur negara kita. Situasinya menjadi lebih sulit,” kata Zelenskyy pada pidato malamnya tentang situasi Ukraina terkini, dikutip dari Reuters.

Zelenskyy mengatakan, Rusia berupaya untuk membuat keuntungan yang mereka bisa tunjukkan pada peringatan pertama perang pada 24 Februari 2023.

Wakil Menteri Pertahanan, Hanna Malyar, sempat mengatakan bahwa pertempuran sengit terus berlanjut di Ukraina timur, di mana pasukan Rusia berusaha mendapatkan tempat di dekat pusat logistik strategis Lyman.

Menulis di aplikasi Telegram, Malyar mengatakan meskipun mengalami kerugian besar, Rusia juga terus maju dengan serangan di dekat kota Bakhmut dan Avdiivka.

3. Ukraina tuduh Rusia mulai menyasar warga dan infrastruktur sipil

Inggris: Saat Ini Bukan Waktu yang Tepat Kirim Jet Tempur ke UkrainaIlustrasi perang/konflik. (IDN Times/Aditya Pratama)

Sementara itu, roket Rusia menghancurkan gedung apartemen di timur kota Kramatorsk pada Rabu malam. Setidaknya dua orang tewas dan tujuh lainnya luka-luka, kata gubernur regional Pavlo Kyrylenko.

“Penyelamat, penegak hukum, dan utilitas publik sedang bekerja di tempat kejadian untuk melewati puing-puing bangunan yang hancur. Kemungkinan masih ada orang di bawahnya,” ujarnya.

Sedikitnya, 44 orang tewas bulan lalu ketika rudal Rusia menghantam apartemen di timur kota Dnipro.

Kyrylenko mengunggah gambar yang memperlihatkan bangunan empat lantai mengalami kerusakan besar.

Outlet Radio Free Europe Ukraina menerbitkan klip video singkat yang menunjukkan penyelamat bekerja di bawah lampu sorot saat salju turun di atas puing-puing.

Ukraina menuduh pasukan Rusia menembaki infrastruktur sipil tanpa pandang bulu, tuduhan yang secara rutin ditolak oleh Moskow.

Pada April lalu, Ukraina mengatakan 57 orang tewas ketika rudal Rusia menghantam stasiun kereta api di Kramatorsk. Moskow membantah bertanggung jawab, dengan mengatakan rudal itu milik Ukraina.

Baca Juga: AS Siapkan Paket Bantuan Terbaru ke Ukraina Senilai Rp29 Triliun

Andi IR Photo Verified Writer Andi IR

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya