Jadi Ketua ASEAN, Ini Strategi Kamboja Pulihkan Stabilitas di Myanmar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Kamboja, yang mulai tahun depan akan menjabat Ketua ASEAN, berjanji akan mendorong junta Myanmar untuk membuka dialog dengan lawan politiknya. Pernyataan itu diungkap oleh Menteri Luar Negeri Kamboja, Prak Sokhonn, pada Kamis (28/10/2021).
Dilansir Reuters, Prak menyebut Myamar berada di ambang perang saudara. Langkah awal Kamboja adalah menunjuk utusan khusus ASEAN untuk Myanmar yang baru, menggantikan utusan saat ini dari Brunei Darussalam Erywan Yusof.
"Sementara kita semua menghormati prinsip non-intervensi dalam urusan dalam negeri negara-negara anggota, situasi di Myanmar terus menjadi perhatian serius. (Itu) memiliki dampak negatif di kawasan, kredibilitas asosiasi dan pada rakyat Myanmar, saudara dan saudari kita,” beber dia.
1. Kamboja optimis sikap junta akan berubah
Pada saat yang sama, Prak juga menyayangkan sikap pemimpin junta sekaligus Perdana Menteri sementara Myanmar, Min Aung Hlaing, yang tidak mengizinkan Erywan menemui Aung San Suu Kyi dan politisi Liga Nasional Demokrasi yang dikudeta.
Prak juga sepakat dengan keputusan ASEAN untuk tidak melibatkan Min Aung Hlaing dalam KTT 38 dan 39 ASEAN yang dihelat 26-28 Oktober 2021. Kendati begitu, Prak masih yakin bahwa pada suatu waktu Min Aung Hlaing akan mengubah sikapnya.
"Hal-hal mungkin dan akan berkembang. Itu akan sangat bergantung pada Myanmar," tambah dia.
Baca Juga: Meski Tidak Diundang KTT, Myanmar Masih Tetap Anggota ASEAN
2. Komitmen Myanmar terhadap ASEAN dipertanyakan
Dua diplomat regional, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan bahwa ASEAN akan memanfaatkan pelibatan Min Aung Hlaing di ASEAN sebagai instrumen untuk menekan junta.
Editor’s picks
Sebelumnya, junta menjelaskan bahwa Erywan tidak diizinkan menemui Aung San Suu Kyi karena dia sedang menjalani persidangan atas berbagai tuduhan pelanggaran.
Para diplomat mengatakan, ujian ASEAN yang paling dekat adalah pertemuan puncak ASEAN-China bulan depan, dalam artian apakah organisasi kawasan itu berani tidak melibatkan Min Aung ketika mereka bertemu dengan Presdien China Xi Jinping. Diketahui bahwa China merupakan negara yang memiliki hubungan dekat dengan Myanmar.
Di sisi lain, para diplomat yakin bawah Min Aung Hlaing tidak mungkin menghadiri KTT ASEAN-Uni Eropa akhir tahun ini. Sebab, blok tersebut tergolong sebagai aktor yang paling menentang kudeta militer.
Menteri Luar Negeri Malaysia, Saifuddin Abdullah, juga tidak mengetahui sejauh mana komitmen Myanmar terhadap ASEAN.
“Itu adalah pertanyaan (bernilai) satu juta dolar yang tidak dapat saya jawab,” kata Saifuddin dalam konferensi pers terpisah, dikutip dari The Straits Times.
3. Myanmar masih menjadi anggota ASEAN
Evan Laksmana, peneliti senior di Universitas Nasional Singapura, mengatakan bahwa ASEAN kini lebih bersatu dan tegas dalam menghadapi Myanmar demi mendorong kemajuan. Dia menyebut, beberapa saat lalu ASEAN sempat mengalami perpecahan dalam menyikapi dinamika Burma.
"Sekarang ada momentum dan junta berada di bawah tekanan, ASEAN harus menyerang saat besi (baca: momen) panas," katanya.
Ketua ASEAN saat ini, Brunei Darussalam, menegaskan bahwa Myanmar masih menjadi anggota organisasi kawasan Asia Tenggara.
"Myanmar adalah bagian integral dari keluarga ASEAN dan keanggotaan mereka tidak dipertanyakan. ASEAN akan selalu ada untuk Myanmar dan kami terus menawarkan bantuan melalui implementasi konsensus lima poin," kata Brunei.
Baca Juga: 10 Poin yang Dilaporkan pada Pembukaan KTT ASEAN 38-39
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.