Joe Biden Cari Dana Rp173 Triliun untuk Bantu Ukraina
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Gedung Putih akan meminta Kongres untuk memberikan dana bantuan tambahan kepada Ukraina pada tahun fiskal yang dimulai 1 Oktober 2022.
Pemerintahan Joe Biden sedang mencari 11,7 miliar dolar AS (sekitar Rp173 triliun) untuk bantuan keamanan dan ekonomi Ukraina pada kuartal pertama tahun fiskal 2023, kata seorang pejabat senior administrasi pada Jumat (2/9/2022).
Selain itu, pemerintah juga berupaya untuk mendapatkan 2 miliar dolar AS (sekitar Rp29,7 triliun) untuk mencegah kenaikan biaya energi domestik, jika suatu saat Rusia menahan pasokannya tiba-tiba, dilansir Bloomberg.
1. Rincian anggaran yang dibutuhkan Gedung Putih
Pejabat Amerika Serikat (AS) itu mengatakan bahwa dana terkait Ukraina sangat dibutuhkan.
Presiden Biden pada Mei menandatangani undang-undang pada yang menyediakan bantuan senilai 40 miliar dolar AS (sekitar Rp594 triliun) untuk Ukraina. Tapi dana itu hanya dimaksudkan hingga September.
"Sampai saat ini, kira-kira tiga perempat dari dukungan militer dan anggaran langsung yang sebelumnya diberikan Kongres untuk Ukraina telah dicairkan atau diberikan, bahkan diharapkan lebih pada akhir tahun fiskal," kata pajabat itu.
Permintaan pendanaan untuk kuartal pertama tahun fiskal 2023 akan mencari 7,2 miliar dolar AS (sekitar Rp106 triliun) untuk Departemen Pertahanan.
Dari dana tersebut, 4,5 miliar dolar AS (sekitar Rp66 triliun) akan digunakan untuk peralatan Ukraina dan untuk mengisi kembali stok Pentagon, serta 2,7 miliar dolar AS (sekitar Rp40 triliun) untuk dukungan militer, intelijen, dan pertahanan lainnya.
Gedung Putih juga mencari dana 4,5 miliar (sekitar Rp66 triliun) untuk Departemen Luar Negeri dan USAID guna melanjutkan dukungan bagi pemerintah Ukraina.
Baca Juga: Alasan AS Tak Kunjung Setujui Visa dari Rusia: Kekurangan Staf Kedubes
2. Pemerintahan Biden juga minta anggaran untuk penanganan COVID-19 dan cacar monyet
Pemerintah juga merinci prioritas pengeluaran lainnya untuk tahun fiskal mendatang, termasuk pendanaan tambahan untuk memerangi pandemik COVID-19.
Gedung Putih akan meminta 22,4 miliar dolar AS (sekitar Rp332 triliun) untuk pengujian, percepatan penelitian dan pengembangan vaksin, serta langkah antisipasi jika varian baru muncul.
Permintaan itu muncul ketika AS merencanakan kebijakan booster COVID-19 dengan suntikan yang diformulasikan ulang untuk menangani varian Omicron.
Selain itu, pemerintah juga mencari dana 4,5 miliar dolar AS (sekitar Rp66 triliun) untuk memerangi wabah cacar monyet.
3. Prancis juga sampaikan komitmennya untuk Ukraina
Selain AS, komitmen soal dukungan kepada Ukraina baru-baru ini juga disampaikan oleh Prancis.
Dilansir AP, Presiden Emmanuel Macron berjanji bahwa Prancis akan memberikan segala bantuan untuk Ukraina dan tidak akan membiarkan Rusia memenangkan Perang.
"Kita tidak bisa membiarkan Rusia memenangkan perang secara militer," kata Macron pada Kamis (1/9/2022).
Selain perang, Prancis juga akan mendukung Ukraina dalam konteks negosiasi dan diplomasi, agar Kiev memiliki daya tawar ketika duduk di meja perundingan dengan Moskow.
Baca Juga: Rusia Dukung Korut Kirim Tenaga Kerja ke Ukraina untuk Bangun Donbass
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.