Menhan Prabowo: Saya Sering Dituduh Merencanakan Kudeta

Jakarta, IDN Times – Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, berharap rezim militer Myanmar bisa belajar bagaimana angkatan bersenjata Indonesia menarik diri dunia politik. Pernyataan itu disampaikan Prabowo pada sesi tanya jawab dalam Shangri-La Dialogue di Singapura.
“Dan kami telah memberikan contoh, kami di Indonesia pada tahun 1998. Saya pikir kami adalah salah satu dari sedikit contoh di dunia militer, yang secara sukarela menarik diri dari politik. Militer yang secara sukarela menarik diri dari politik hingga hari ini, dan kami bangga akan hal itu,” kata Prabowo, diungkap dalam cuitan Aaron Connelly yang merupakan peneliti di International Institute for Strategic Studies (IISS).
“Tradisi militer Indonesia adalah kami merupakan tentara rakyat, kami bangkit dari rakyat, kami bukan siapa-siapa tanpa rakyat, maka dari itu kami dengan suka rela mundur dari politik,” tegasnya.
1. Prabowo sebut ASEAN tidak menerima praktik otoriter
Sebelumnya, Prabowo menegaskan bahwa ASEAN tidak menerima otoritarianisme yang sejak kudeta ditunjukkan oleh rezim junta Myanmar.
“Dan bagi Myanmar, sangat jelas bahwa ASEAN tidak menerima tindakan otoriter, aktivitas, serta tindakan mematikan rezim militer Myanmar terhadap rakyatnya sendiri,” katanya.
“Dan saya pikir Kamboja, sebagai pemimpin atau Ketua ADMM (ASEAN Defence Minster Meeting) sebelumnya, juga sangat jelas, dan Kamboja tidak mengundang para pemimpin politik Myanmar ke pertemuan ADMM, dan saya pikir itu juga posisi kami,” tambah Prabowo.
Baca Juga: Soal Proposal Perdamaian Ukraina, Jokowi Belum Bertemu Prabowo
2. Menjalin komunikasi dengan penguasa Myanmar tetap penting
Editor’s picks
Kendati mengapresiasi upaya Kamboja untuk mengalienasi Myanmar, Prabowo juga menyoroti pentingnya kehadiran representasi junta Myanmar dalam forum-forum regional. Menurutnya, forum itu bisa menjadi sarana komunikasi.
“Kami telah berdiskusi di antara anggota ASEAN bahwa kami harus mencoba untuk tetap melibatkan rezim militer Myanmar, jika hal itu dapat diterima oleh para penguasa politik kami, dan mencoba meyakinkan mereka untuk menurunkan, sekali lagi, untuk mencoba mencapai gencatan senjata dan resolusi demokratis dari konflik,” kata Prabowo.
3. Prabowo curhat soal dirinya dianggap sebagai dalang upaya kudeta
Tidak kalah menarik, Prabowo sempat bercerita bagaimana dirinya dianggap sebagai dalang kudeta pemerintahan sipil Indonesia. Ungkapan itu tidak lepas dari kerusuhan beberapa tahun silam, ketika simpatisan Prabowo menolak hasil pemilu yang memenangkan Joko “Jokowi” Widodo karena dianggap penuh kecurangan.
“Saya sendiri dituduh berkali-kali mempersiapkan kudeta, tapi saya tidak melakukannya. Saya bentuk partai politik, saya ikut empat pemilihan umum. Saya jadi calon presiden di dua pemilihan umum, saya bersiap untuk pergi untuk ketiga kalinya,” ungkapnya.
“Jadi kami bangga akan hal itu, dan kami ingin meyakinkan rekan-rekan kami di Myanmar bahwa militer harus selalu membela rakyatnya dan tidak melakukan tindakan kekerasan terhadap rakyatnya sendiri,” tambah Prabowo.
Sementara itu, Aaron mengatakan bahwa pada dasarnya ungkapan Prabowo soal Myanmar bukan hal baru. Tapi, dia menyoroti bagaimana Ketua Umum Gerindra itu menyinggung soal dirinya dianggap sebagai dalang upaya kudeta.
“Namun dalam konteks politik Indonesia, menarik untuk mendengar dia berbicara tentang sejarahnya sendiri, (yang dituduh) bekerja melawan demokratisasi, dan kemudian (bekerja) di dalam sistem (pemerintahan),” cuit Aaron.
Baca Juga: Soal Proposal Perdamaian Ukraina, Jokowi Belum Bertemu Prabowo
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.