Meski Sering Ribut, AS Tetap Ingin Berkomunikasi dengan China

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken, pada Rabu (31/5/2023), meminta Beijing untuk menyetujui jalur komunikasi yang lebih besar setelah insiden jet tempur pekan lalu yang dia tuduhkan pada seorang pilot China.
Militer AS mengatakan, seorang pilot pesawat tempur China terbang secara agresif minggu lalu di dekat pesawat pengintai Amerika di atas Laut China Selatan. Beijing beralasan Washington telah melakukan provokasi yang menyebabkan peristiwa itu terjadi.
Pentagon juga mengatakan, Menteri Pertahanan China Li Shangfu menolak pembicaraan dengan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, ketika keduanya berada di Singapura pekan ini untuk Dialog Shangri-La tahunan.
1. AS tegaskan bahwa pesawatnya tidak melanggar hukum
Blinken menjelaskan bahwa pesawat AS saat itu sedang terbang di wilayah udara internasional untuk misi rutin.
“Ada serangkaian tindakan yang ditujukan tidak hanya kepada kami tetapi juga negara lain dalam beberapa bulan terakhir,” katanya saat mengunjungi Swedia, dilansir The Straits Times.
“Saya pikir itu hanya menggarisbawahi mengapa sangat penting bahwa kita memiliki jalur komunikasi reguler dan terbuka, termasuk antara menteri pertahanan kita,” kata Blinken.
Baca Juga: China Embargo Chip Amerika Serikat Produksi Micron
2. AS tekankan pentingnya jalur komunikasi
Editor’s picks
Blinken menyoroti pentingnya komunikasi sekalipun saat kedua pihak bertikai.
“Hal yang paling berbahaya adalah tidak berkomunikasi dan akibatnya terjadi kesalahpahaman dan miskomunikasi,” katanya.
“Dan seperti yang kami katakan berulang kali, meskipun kami memiliki persaingan nyata dengan China, kami juga ingin memastikan hal itu tidak mengarah ke konflik dan titik awal terpenting untuk itu adalah jalur komunikasi reguler,” tambahnya.
3. Hubungan AS-China memburuk sejak insiden balon udara
Sebelum perkara jet tempur, hubungan kedua negara merenggang akibat insiden balon pengintai. AS menuduh China sengaja mengirim balon udara pengintai, yang berujung pembatalan kunjungan Blinken ke Negeri Tirai Bambu pada Februari lalu, dikutip dari AFP.
Washington bahkan menembak balon udara, yang menurut China balon tersebut digunakan untuk pemantauan cuaca.
"AS menggunakan kekuatan untuk menyerang pesawat tak berawak sipil kami, yang jelas-jelas merupakan reaksi berlebihan. Kami menyatakan protes serius terhadap tindakan pihak AS ini," kata juru bicara Kementerian Pertahanan China Tan Kefei, beberapa bulan lalu.
Baca Juga: Orang Dalam Diduga Bocorkan Dokumen Rahasia Amerika Serikat
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.