PM Netanyahu Permudah Izin Warga Israel Miliki Senjata Api

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah mengumumkan rencana untuk mempermudah warga Israel mendapatkan senjata api. Keputusan itu diambil di tengah meningkatnya kekerasan di wilayah Palestina yang diduduki, sebuah langkah yang dilihat sebagai hukuman kolektif dan tindakan yang selanjutnya dapat meningkatkan kekerasan.
Netanyahu mengumumkan tindakan itu pada Sabtu (28/1/2023) malam, setelah mengadakan pertemuan dengan otoritas keamanan yang diisi dengan politisi garis keras, usai penembakan yang mencakup serangan di Yerusalem Timur yang diduduki.
Tujuh orang tewas dalam penembakan di luar sinagoga Yerusalem Timur pada Jumat (27/1/2023), dilansir Al Jazeera.
1. Israel telah membunuh 32 warga Palestina sepanjang Januari 2023
Penembakan terbaru terjadi menjelang akhir bulan konfrontasi yang berkembang dan mengikuti serangan Israel di kota Jenin Tepi Barat yang diduduki, yang menewaskan sembilan warga Palestina dan baku tembak antara Israel dan Gaza.
Secara keseluruhan, pasukan Israel telah membunuh 32 warga Palestina bulan ini.
Israel tidak melakukan serangan dalam skala operasinya di Jenin selama bertahun-tahun, tetapi itu adalah bagian dari serangan militer yang diintensifkan oleh tentara Israel ke Tepi Barat yang diduduki, yang menewaskan sedikitnya 200 warga Palestina pada tahun lalu.
Baca Juga: Israel Akan Cabut Hak Sosial Warga Palestina yang Dukung Teroris
2. Israel ingin balas dendam ke Palestina
Editor’s picks
Pada Sabtu, Netanyahu berjanji untuk mempercepat izin senjata bagi warga Israel dan meningkatkan upaya untuk mengumpulkan senjata ilegal. Dia menambahkan, rumah para tersangka penyerang juga akan segera disegel sebelum penghancuran.
“Sebagai mendapatkan harga (balasan) tambahan dari mereka yang mendukung terorisme,” kata Netanyahu.
Kantornya kemudian mengatakan tunjangan jaminan sosial untuk keluarga penyerang juga akan dibatalkan. Selain itu, ia menjanjikan langkah-langkah baru untuk memperluas dan memperkuat pemukiman ilegal Israel di Tepi Barat.
Juru bicara militer Israel mengatakan, satu batalion tambahan telah dikirim ke Tepi Barat untuk penguatan.
Netanyahu disebut berada di bawah tekanan dari garis keras di kabinetnya, termasuk Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir. Pemerintahan Netanyahu saat ini adalah sayap kanan paling ekstrem dalam sejarah Israel.
3. Disebut sebagai tindakan pelanggaran HAM secara terang-terangan
Redaktur Al Jazeera James Bays, melaporkan dari Yerusalem Timur yang diduduki, mengatakan bahwa ide Netanyahu mempersenjatai warga sipil datang karena polisi Israel juga mendorong kebijakan tersebut.
"Sementara Netanyahu mendesak orang Israel untuk tidak mengambil hukum ke tangan mereka sendiri, dia juga meletakkan lebih banyak senjata ke tangan yang sama," kata Bays, yang kemudian menggambarkan tindakan terhadap keluarga Palestina sebagai hukuman kolektif dan pelanggaran hak asasi manusia secara terang-terangan.
Menurut analis politik senior Al Jazeera, Marwan Bishara, mempersenjatai warga sipil di Israel hanya akan semakin meningkatkan kekerasan.
“Mereka mencoba mempersenjatai lebih lanjut orang-orang yang sudah bersenjata di Yerusalem dan Tepi Barat. Lebih banyak kekerasan dan lebih banyak penderitaan hanya akan terjadi di tangan (kelompok) paling ekstrem di Israel dan berpotensi di Palestina,” tutur Bishara.
Baca Juga: Puluhan Ribu Demonstran Israel Tolak Kebijakan Ekstrem PM Netanyahu
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.