PM Rishi Sunak: Era Keemasan Inggris-China Telah Berakhir!

Politisi Inggris desak Sunak lebih tegas terhadap China

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Rishi Sunak mengatakan bahwa China telah menimbulkan tantangan sistemik terhadap nilai-nilai dan kepentingan Inggris. Pernyataan itu merupakan bentuk kecaman terhadap Beijing, setelah jurnalis BBC dipukuli saat meliput protes Shanghai.

Dalam pidato kebijakan luar negeri pertamanya, Sunak mengatakan apa yang disebut sebagai era keemasan hubungan Inggris dengan China telah berakhir.

“(Berakhir) bersamaan dengan gagasan naif bahwa perdagangan secara otomatis akan mengarah pada reformasi sosial dan politik,” kata Sunak, dilansir Al Jazeera.

Sebagai akibatnya, Sunak yakin Inggris perlu mengembangkan pendekatan baru ke China.

1. Sunak tegaskan urusan ekonomi tidak bisa dipisahkan dengan keamanan

PM Rishi Sunak: Era Keemasan Inggris-China Telah Berakhir!Menteri keuangan Inggris, Rishi Sunak (Instagram/rishisunakmp)

Menurut Sunak, Beijing berusaha untuk mendapatkan pengaruh global dengan menggunakan semua tuas kekuasaan negara.

“Mari kita perjelas, apa yang disebut 'era emas' telah berakhir, bersama dengan gagasan naif bahwa perdagangan akan mengarah pada reformasi sosial dan politik,” kata Sunak, mengacu pada deskripsi mantan Menteri Keuangan, George Osborne, tentang hubungan Sino-Inggris di 2015.

Pemerintahannya akan fokus memperdalam hubungan perdagangan dan keamanan dengan sekutu Indo-Pasifik, katanya, seraya menambahkan bahwa ekonomi dan keamanan tidak dapat dipisahkan di kawasan tersebut.

Baca Juga: PM Sunak Janji Bantu Ukraina, Zelenskyy: Makin Yakin Menang Perang!

2. Sunak didorong untuk lebih tegas terhadap China

PM Rishi Sunak: Era Keemasan Inggris-China Telah Berakhir!Presiden China, Xi Jinping dan Ibu Negara China, Peng Liyuan mendarat di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, Senin (14/11/2022). (dok. Media Center G20)

Beberapa politisi di Partai Konservatif mengkritik Sunak, menganggapnya kurang hawkish terhadap China dibandingkan pendahulunya Liz Truss.

Saat mencalonkan diri untuk posisi teratas melawan Truss, dia berjanji akan bersikap keras terhadap China jika dia menang, menyebut negara adidaya Asia itu sebagai ancaman nomor satu terhadap keamanan domestik dan global.

Namun, pertemuan yang direncanakan antara Sunak dan Presiden China Xi Jinping pada KTT G20 bulan ini di Bali gagal. Pekan lalu, London melarang kamera keamanan buatan China dari gedung-gedung pemerintah yang sensitif.

“Kami menyadari China menimbulkan tantangan sistemik terhadap nilai-nilai dan kepentingan kami, tantangan yang semakin akut saat bergerak menuju otoritarianisme yang lebih besar,” katanya, mengacu pada pernyataan BBC, bahwa salah satu jurnalisnya telah diserang oleh polisi China.

“Tentu saja, kita tidak bisa begitu saja mengabaikan signifikansi China dalam urusan dunia, untuk stabilitas ekonomi global atau masalah seperti perubahan iklim. Amerika Serikat, Kanada, Australia, Jepang, dan banyak lainnya juga memahami hal ini,” tambahnya.

3. Hubungan buruk Inggris-China setelah kasus pemukulan jurnalis BBC

PM Rishi Sunak: Era Keemasan Inggris-China Telah Berakhir!ilustrasi jurnalis (IDN TImes/Arief Rahmat)

Pidato tersebut disampaikan ketika ketegangan semakin meningkat antara kedua negara setelah Ed Lawrence, yang bekerja di China sebagai jurnalis BBC terakreditasi, ditangkap pada demonstrasi penguncian COVID-19 di Shanghai dan ditahan selama beberapa jam.

Penyiar publik Inggris mengatakan dia diserang dan ditendang oleh polisi.

Setelah dibebaskan, Lawrence menyampaikan terima kasih kepada para followers-nya. Dia juga mencuit, "setidaknya satu warga negara lokal ditangkap setelah mencoba menghentikan polisi memukuli saya".

Menteri Luar Negeri Inggris, James Cleverly, menyebut insiden itu sangat mengganggu.

“Kebebasan media dan kebebasan untuk memprotes harus dihormati. Tidak ada negara yang dikecualikan. Jurnalis harus bisa melakukan pekerjaannya tanpa intimidasi,” katanya.

Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa Lawrence tidak mengidentifikasi dirinya sebagai seorang jurnalis.

“Berdasarkan apa yang kami pelajari dari otoritas Shanghai yang relevan, dia tidak mengidentifikasi dirinya sebagai jurnalis dan tidak secara sukarela menunjukkan surat persnya,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Zhao Lijian.

Dilansir AP, ratusan warga China di berbagai kota sedang menggelar aksi yang menentang kebijakan ketat nol COVID. Awalnya, mereka menggelar protes karena kebakaran. Kemudian, isunya bergulir menjadi upaya untuk melengserkan Presiden Xi Jinping dari jabatannya.

Baca Juga: Langka! Ini 5 Fakta Protes di China yang Desak Xi Jinping Mundur

Andi IR Photo Verified Writer Andi IR

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya