Presiden Paraguay Akan Kunjungi Taiwan Pekan Depan

Jakarta, IDN Times - Presiden Paraguay, Mario Abdo, akan mengunjungi Taiwan minggu depan. Abdo sedang berusaha menopang hubungan dengan salah satu sekutu tertuanya menjelang pemilihan pada April. Adapun hasil pemilu itu dapat mengakhiri hubungan Paraguay dengan Taipei, dan beralih ke Beijing.
Paraguay adalah satu dari 14 negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Taiwan, dan Beijing telah meningkatkan upaya untuk membuat sekutu yang tersisa meninggalkan Taipei.
Paraguay akan memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan dan membuka hubungan dengan China jika oposisi memenangkan pemilihan, kata calon presidennya Efrain Alegre, dilansir Reuters.
1. Usia hubungan Taiwan-Paraguay mencapai 65 tahun
Kementerian Luar Negeri Taiwan, pada Kamis (9/2/2023), mengatakan bahwa Abdo akan didampingi oleh menteri luar negeri dan perdagangannya. Mereka akan melawat ke Taiwan pada 14-18 Februari, bertemu dengan Presiden Tsai Ing-wen dan menghadiri pengarahan tentang promosi daging dan peluang investasi.
“Taiwan dan Paraguay memiliki hubungan diplomatik selama lebih dari 65 tahun dan persahabatan yang mendalam,” tambah kementerian tersebut.
Abdo tidak mencalonkan diri lagi untuk kursi kepresidenan. Santiago Pena, kandidat Partai Colorado yang berkuasa, mengatakan hubungan Paraguay dengan Taiwan akan tetap utuh jika dia menang pada 30 April.
Baca Juga: 5 Fakta Taiwan Lantern Festival 2023, Padukan Teknologi dan Budaya!
2. Nikaragua pada 2021 mengalihkan hubungannya ke China
Editor’s picks
Hubungan Paraguay-Taiwan mendapat tekanan dalam beberapa tahun terakhir, terutama dari produsen dan petani daging sapi negara itu, yang melihat hubungan tersebut sebagai hambatan untuk mendapatkan akses ke pasar terbesar dunia untuk produk mereka.
China menganggap Taiwan sebagai provinsi pemberontak yang harus dipersatukan kembali, jika perlu dengan kekerasan.
Amerika Latin dan Tengah, serta Karibia, secara tradisional menjadi benteng diplomatik untuk Taiwan. Tetapi China telah menggerogoti negara-negara tersebut, dengan Nikaragua menjadi negara terbaru yang pindah ke Beijing pada akhir 2021.
Masalah ini telah mengambil signifikansi geopolitik yang lebih luas di tengah kekhawatiran Amerika Serikat tentang China yang memperluas pengaruhnya di wilayah tersebut, dikutip dari The Straits Times.
3. China marah karena Presiden baru Ceko hubungi Tsai Ing Wen
Sejauh ini, China belum memberikan tanggapan atas rencana kunjungan tersebut. Namun, Beijing tidak pernah absen memberikan respons jika ada pejabat negara lain yang mendatangi Taipei.
Pada akhir Januari 2023, China mengutuk tindakan Presiden terpilih Ceko Petr Pavel yang menelepon Tsai Ing-Wen.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, mengatakan bahwa Pavel telah menentang penolakan dan keluhan Beijing, serta menginjak-injak garis merah China.
“China sangat menentang dan menyesalkan hal ini dan telah membuat keluhan serius dengan pihak Ceko,” kata Mao pada Selasa (31/1/2023), dikutip dari Associated Press.
Baca Juga: Biden Dikritik karena Tunda Tembak Balon Diduga Mata-Mata China
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.