Rusia Jadi Tuan Rumah Dialog Internasional dengan Taliban, Bahas Apa?

Pejabat China dan Pakistan hadir pada pertemuan tersebut

Jakarta, IDN Times – Rusia menyambut Taliban, yang saat ini menjadi pemimpin de facto Afghanistan, untuk menghadiri dialog di Moskow pada Rabu (20/10/2021). Pada pertemuan itu, Rusia mengatakan bahwa Taliban harus membentuk pemerintahan yang inklusif, dengan melibatkan seluruh etnis dan kekuatan politik di Afghanistan. 

Menteri Luar Negeri, Sergey Lavrov, menyampaikan bahwa Rusia mengakui upaya Taliban untuk menstabilkan Afghanistan, sejak mengambil alih pemerintahan pada pertengahan Agustus. 

“Pemerintahan baru sedang berkuasa sekarang. Kami mencatat upaya mereka untuk menstabilkan situasi militer dan politik serta mengatur kerja aparatur negara,” kata Lavrov, dilansir Al Jazeera.

1. Dihadiri 10 pejabat dari berbagai negara

Rusia Jadi Tuan Rumah Dialog Internasional dengan Taliban, Bahas Apa?Ilustrasi para pejabat Taliban yang terdiri dari anggota kantor politik Taliban Abdul Latif Mansoor (kiri), Shahabuddin Delawar (tengah) dan Suhail Shaheen menghadiri konferensi pers di Moskow, Rusia, Jumat (9/7/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Tatyana Makeyeva.

Menurut Lavrov, perdamaian dan stabilitas di Afghanistan bisa tercapai jika Taliban tidak hanya mengakomodir kepentingan kelompok etnis, tetapi mereka juga harus memperhitungan kekuatan politik yang ada di negara tersebut. 

Pada konferensi itu, ada sekitar 10 pejabat yang hadir dari berbagai negara, termasuk China, Pakistan, India, Iran, Kazakhstan, Kirgistan, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan. Dialog itu menjadi salah satu pertemuan internasional paling signifikan bagi Taliban sejak menguasai Afghanistan, sekaligus memperlihatkan pengaruh Rusia.

Kendati Amerika Serikat (AS) tidak hadir pada pertemuan tersebut, Lavrov mengaku tidak menyesal dan menyampaikan bahwa Washington siap menghadiri diskusi di masa depan.

Delegasi Taliban dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri, Abdul Salam Hanafi, seorang tokoh senior dalam kepemimpinan baru Afghanistan yang memimpin pembicaraan dengan Uni Eropa dan AS pekan lalu.

Baca Juga: Taliban: Anggota Kami yang Tewas Berjihad Akan Diberi Uang dan Tanah

2. Rusia berkomitmen untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan

Rusia Jadi Tuan Rumah Dialog Internasional dengan Taliban, Bahas Apa?Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, bersama perwakilan Taliban dan Pemerintah Afghanistan di Rusia pada tahun 2019. twitter.com/ZaidZamanHamid

Salah satu hasil pertemuan itu adalah komitmen bantuan kemanusiaan dari Rusia, China, dan Pakistan. Lavrov mengatakan bahwa Rusia akan segera mendistribusikan bantuan kemanusiaan dan mendesak masyarakat internasional untuk segera memobilisasi sumber daya. Semua itu dibutuhkan demi mencegah bencana kemanusiaan di Afghanistan. 

Kendati begitu, Moskow menjelaskan bahwa mereka belum mengakui pemerintahan Taliban. Lavrov menuturkan, Kremlin akan memberikan legitimasi kepada Taliban setelah mereka membuktikan janji-janji reformisnya, termasuk inklusivitas politik.

“Pengakuan resmi terhadap Taliban tidak sedang dibahas untuk saat ini. Seperti kebanyakan negara lainnya di kawasan ini, kami berhubungan dengan mereka. Kami mendorong mereka untuk memenuhi janji yang mereka buat ketika mereka berkuasa,” ujar Lavrov.

3. Tujuan pertemuan untuk memprediksi masa depan Afghanistan

Rusia Jadi Tuan Rumah Dialog Internasional dengan Taliban, Bahas Apa?Presiden Rusia Vladimir Putin (ANTARA FOTO/REUTERS/Maxim Zmeyev)

Dilaporkan Reuters, perwakilan khusus presiden Rusia untuk Afghanistan, Zamir Kabulov, mengatakan bahwa dirinya tidak mengharapkan terobosan apa pun usai pertemuan tersebut. 

Juru bicara presien, Dmitry Peskov, menambahkan bahwa tujuan pertemuan itu adalah untuk mengetahui dan memprediksi apa yang akan terjadi di Afghanistan di masa mendatang. 

Upaya Putin untuk ‘merangkul’ Taliban tidak lepas dari informasi intelijen, dikatakan bahwa jumlah warga Afghanistan yang loyal terhadap ISIS mencapai ribuan orang. Laporan itu juga menyebut bahwa mereka hendak menyusup melalui gelombang pengungsi kemudian memicu konflik antar etnis di Asia Tengah, wilayah pecahan Uni Soviet. 

Tidak seperti kebanyakan negara, Rusia belum memindahkan kedutaan besarnya di Kabul dan duta besarnya telah mempertahankan kontak rutin dengan Taliban dalam beberapa bulan terakhir.

Baca Juga: Amerika Serikat Puji Diplomasi Taliban yang Jujur dan Profesional

Andi IR Photo Verified Writer Andi IR

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya