Ukraina: Butuh Ratusan Tank untuk Merebut Wilayah yang Dikuasai Rusia

Ukraina minta sekutu Barat segera kirim tank

Jakarta, IDN Times – Kepala Staf Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Andriy Yermak, mengatakan bahwa negaranya membutuhkan ratusan tank dari sekutu Barat untuk merebut kembali wilayah yang telah dikuasai Rusia.

"Kami membutuhkan tank, bukan 10-20, tetapi beberapa ratus," kata Yermak, pada Senin (23/1/2023), melalui aplikasi Telegram.

“Tujuan kami adalah (memulihkan) perbatasan tahun 1991 dan menghukum musuh, yang akan membayar kejahatan mereka,” tambahnya, dikutip dari Reuters.

1. Kiev berharap dapat kiriman tank Leopard 2 buatan Jerman

Ukraina: Butuh Ratusan Tank untuk Merebut Wilayah yang Dikuasai RusiaTank Leopard 2A4 milik Angkatan Darat Polandia. twitter.com/DeptofDefense

Kiev memohon pasokan tank, khususnya Leopard 2 buatan Jerman yang digunakan oleh banyak anggota NATO dan yang memerlukan persetujuan Berlin, untuk diekspor kembali ke Ukraina.

Perdana Menteri Polandia, pada Senin, mengatakan bahwa pemerintahnya akan meminta izin kepada Jerman untuk mengirim tank Leopard ke Ukraina, dan berencana untuk mengirimnya jika Berlin setuju.

Hal itu diperlukan karena Jerman memiliki regulasi ketat terkait pengiriman senjata berat. Aturan juga mengikat negara mitra yang membeli tank dari Jerman.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Jerman mengatakan bahwa Berlin tidak akan menghalangi jika Polandia ingin melakukannya. Menurut daftar senjata PBB 2019, Polandia memiliki 247 tank Leopard 2.

Baca Juga: Jerman Izinkan Polandia Kirim Tank Leopard Buatannya ke Ukraina 

2. Aneksasi Rusia mengubah wilayah Ukraina sesuai ketetapan 1991

Ukraina: Butuh Ratusan Tank untuk Merebut Wilayah yang Dikuasai RusiaIlustrasi perang/konflik. (IDN Times/Aditya Pratama)

Rusia menempati wilayah timur dan selatan Ukraina, serta semenanjung Krimea, yang dianeksasi Moskow pada 2014. Perbatasan kedaulatan Ukraina didirikan pada 1991, setelah runtuhnya Uni Soviet.

Kiev menyebut penarikan pasukan Rusia dari seluruh wilayahnya sebagai salah satu syarat utama untuk mengakhiri perang yang telah memasuki bulan kesebelas.

Saat ini, Rusia telah menganeksasi empat wilayah Ukraina dan meresmikannya melalui referendum, sebagai dalih bahwa warga Ukraina memilih untuk bergabung dengan Rusia. Di sisi lain, komunitas internasional menentang hasil referendum tersebut dan menyebutnya sebagai ilegal.

3. Ancaman Rusia ke Barat jika terus memasok senjata

Ukraina: Butuh Ratusan Tank untuk Merebut Wilayah yang Dikuasai RusiaIlustrasi Kremlin, Rusia (unsplash.com/Eluoec)

Ketua Majelis Rendah Rusia, Vyacheslav Volodin, mengancam bahwa negaranya bakal menghancurkan Ukraina jika Barat terus memasok senjata ke Ukraina.

Pernyataan Volodin itu disampaikan usai sekitar 50 menteri pertahanan dan pejabat senior negara Barat hadir pada Jumat di pangkalan Ramstein, Jerman. Mereka berkumpul untuk membicarakan cara membantu senjata ke Ukraina, termasuk dengan senjata berat.

"Jika Washington dan NATO memasok senjata yang akan digunakan untuk menyerang kota-kota yang damai dan melakukan upaya untuk merebut wilayah kami seperti yang mereka ancam, itu akan memicu pembalasan dengan senjata yang lebih kuat," kata Volodin, dikutip Tass.

Volodin juga meminta parlemen negara Barat, dari Kongres AS, Bundestag Jerman, Majelis Nasional Prancis hingga Parlemen Eropa, untuk menyadari tanggung jawab terhadap umat manusia. Perang saat ini bisa jadi bencana jika Washington dan Brussel terus mendorongnya.

"Mengingat keunggulan teknologi senjata Rusia, politisi Barat yang telah membuat keputusan (membantu senjata) seperti itu harus menyadari bahwa ini dapat menyebabkan bencana global yang akan menghapus negara mereka," jelas Volodin.

Baca Juga: Saling Usir Duta Besar Rusia-Estonia, Latvia Ikut Murka  

Andi IR Photo Verified Writer Andi IR

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya