Uni Eropa Akan Pertimbangkan Pembatasan Visa bagi Warga Rusia

Negara Uni Eropa berbeda sikap soal kebijakan ini

Jakarta, IDN Times - Para menteri luar negeri Uni Eropa (UE), yang bertemu di Praha pada Selasa dan Rabu (30-31/8/2022), kemungkinan bakal membahas pengetatan atau bahkan larangan penerbitan visa untuk turis Rusia.

Perang di Ukraina yang telah bergulir selama 6 bulan tetap menjadi prioritas kebijakan luar negeri UE dan larangan visa bagi Rusia, yang didorong oleh beberapa negara di Eropa timur, akan menjadi agenda utama.

1. Ada perbedaan sikap di internal UE

Uni Eropa Akan Pertimbangkan Pembatasan Visa bagi Warga RusiaKepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrel. (Twitter.com/Josep Borrel)

Sumber diplomatik UE, pada Senin (29/8/2022), mengatakan bahwa para menteri luar negeri pada prinsipnya setuju untuk menangguhkan perjanjian fasilitasi visa dengan Rusia. Artinya, Rusia akan membayar 80 euro alih-alih 35 euro untuk visa UE, dan juga menghadapi prosedur yang lebih panjang.

"Hasil Gymnich (pertemuan menteri luar negeri) mungkin tidak akan menjadi kesepakatan untuk memperluas sanksi dengan memasukkan visa. Tetapi (penangguhan) perjanjian fasilitasi akan menjadi langkah pertama, dan kami akan berbicara tentang bagaimana memasukkan visa ke dalam sanksi,” kata sumber itu, dilansir Reuters.

Ceko, yang memegang jabatan presiden bergilir Uni Eropa, telah berhenti mengeluarkan visa reguler ke Rusia dan telah mendorong larangan visa turis Rusia di seluruh UE, sebuah gagasan yang didukung terutama oleh negara-negara Baltik.

Namun, Jerman dan beberapa negara anggota lainnya, serta Josep Borrell selaku pejabat UE menentang langkah tersebut. Menurut mereka yang kontra, kebijakan itu mungkin melanggar aturan UE dan memotong rute pelarian bagi para pembangkang Rusia.

"Saya tidak berpikir memutuskan hubungan dengan penduduk sipil Rusia akan membantu (menyelesaikan perang), dan saya tidak berpikir bahwa ide ini akan memiliki kebulatan suara yang diperlukan," kata Borrell, yang memimpin pertemuan menteri luar negeri UE.

Baca Juga: Olaf Scholz: Jerman Akan Bantu Ukraina Selama Apa Pun yang Dibutuhkan 

2. Sudah ada beberapa negara UE yang menerapkan pembatasan visa

Uni Eropa Akan Pertimbangkan Pembatasan Visa bagi Warga RusiaIlustrasi Kremlin, Rusia (unsplash.com/Eluoec)

Sumber UE menambahkan, mungkin dibutuhkan diskusi lebih lanjut tentang bagaimana menjatuhkan sanksi pada visa, sertamungkin ada pengecualian untuk anggota keluarga, perwakilan masyarakat sipil atau pelajar.

Menteri Luar Negeri Lithuania, Gabrielius Landsbergis, mengatakan bahwa Estonia, Latvia, Lithuania, Polandia dan Finlandia, yang semuanya berbatasan dengan Rusia, dapat bertindak sendiri untuk memblokir turis Moskow jika UE tidak menyetujui larangan tersebut.

Pada pertengahan Agustus, Estonia menutup perbatasannya untuk lebih dari 50 ribu orang Rusia dengan visa yang dikeluarkan sebelumnya. Estonia menjadi negara pertama di UE yang membatasi visa kepada warga Rusia.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, juga meminta Barat awal bulan ini untuk memberlakukan larangan perjalanan terhadap seluruh orang Rusia.

3. Para menteri akan membahas soal pelatihan UE bagi pasukan Ukraina

Uni Eropa Akan Pertimbangkan Pembatasan Visa bagi Warga RusiaBendera Uni Eropa dan beberapa bendera anggota dari Uni Eropa. (Pixabay.com/Dusan_Cvetanovic)

Pada pertemuan di Praha, kemungkinan UE juga akan membahas opsi pelatihan militer kepada prajurit Ukraina, termasuk pelatihan menembak jitu hingga ranjau. Borrell akan mengusulkan misi pelatihan UE untuk Ukraina dengan tujuan mendapatkan dukungan politik dari para menteri pertahanan.

Meski kebutuhan fundamental Ukraina masih sangat dinamis, tapi Kiev telah mengidentifikasi beberapa kebutuhan pelatihan khusus, termasuk untuk misi medis, ranjau dan penembak jitu, serta berbagai jenis pelatihan perwira, menurut dokumen yang diperoleh Bloomberg.

Di bawah kebijakan keamanan dan pertahanan bersama, UE telah membentuk misi pelatihan di Republik Afrika Tengah, Mozambik, dan Mali untuk mendukung angkatan bersenjata di sana dan membantu mereka menjadi lebih efisien dan mandiri.

Berbagai upaya pelatihan untuk tentara Ukraina juga telah dilakukan, termasuk oleh Amerika Serikat dan Inggris. London telah bergabung dengan Kanada dan Swedia untuk menawarkan ribuan pelatihan dasar tentara Ukraina selama beberapa bulan mendatang. Belanda dan Jerman juga melatih tentara Ukraina untuk menggunakan howitzer self-propelled Panzerhaubitze 2000.

Baca Juga: Rusia: Perang Gak Akan Berhenti Walau Ukraina Batal Gabung NATO

Andi IR Photo Verified Writer Andi IR

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya