AS Sebut Rusia Kekurangan Amunisi di Ukraina: Skala Konflik Menurun!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Direktur Intelijen Nasional Amerika Serikat (AS) Avril Haines, pada Sabtu (3/12/2022), memperkirakan bahwa intensitas perang Rusia-Ukraina akan terus berkurang dalam beberapa bulan ke depan.
"Kami melihat semacam penurunan tempo konflik dan kami berharap itu mungkin yang akan kami lihat dalam beberapa bulan mendatang," kata Haines, dikutip dari Reuters.
Haines menambahkan, keinginan Ukraina untuk membalas tidak berkurang, meskipun serangkaian serangan yang dilakukan Rusia telah menyasar infrastruktur pentingnya.
1. Rusia mulai kekurangan amunisi militer
Haines juga mengungkapkan, militer Rusia mulai menghadapi beberapa masalah, salah satunya kekurangan amunisi militer, yang membuatnya harus memenuhinya dari negara lain.
"Kami melihat kekurangan amunisi, masalah pasokan, logistik, serangkaian kekhawatiran yang mereka (Rusia) hadapi. Itulah mengapa Anda melihat mereka pergi ke negara lain untuk mencoba mendapatkan amunisi, dan kami telah mengindikasikan bahwa amunisi mereka habis lebih cepat," katanya, dikutip dari Aljazeera.
Baca Juga: Serbia Lawan UE: Jangan Paksa Kami Patuhi Sanksi Barat ke Rusia
2. Dukungan terhadap Rusia turun drastis
Editor’s picks
Dilansir Associated Press, perkiraan terbaru Intelijen Kementerian Pertahanan Inggris menyatakan, dukungan publik untuk kampanye militer Rusia turun secara signifikan.
Survei opini terbaru di Rusia, yang dilakukan oleh Federal Protection Service, menunjukkan 55 persen responden mendukung pembicaraan damai dengan Ukraina. Sementara 25 persen menginginkan perang berlanjut.
Selain itu, survei lembaga independen lainnya menunjukkan, 53 persen responden mendukung pembicaraan damai, 41 persen mendukung pertempuran berlanjut, dan 6 persen lainnya ragu-ragu.
3. Rusia tidak serius untuk lakukan pembicaraan damai
Dalam kunjungannya ke Ukraina, Wakil Menteri AS bidang politik, Victoria Nuland, mengungkapkan Presiden Vladimir Putin tidak serius dengan pembicaraan damainya. Ia juga menambahkan bahwa diplomasi harus dilakukan dengan mitra yang saling bersedia.
"Dan sangat jelas, apakah itu serangan energi, apakah itu retorika dari Kremlin dan sikap umum bahwa Putin tidak tulus atau siap untuk itu (pembicaraan damai). Diplomasi jelas merupakan tujuan semua orang, tetapi Anda harus memiliki mitra yang bersedia (untuk melakukannya)," kata Nuland.
Baca Juga: Perangi G7, Rusia Ancam Setop Pasok Minyak ke Sekutu Ukraina
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.