Buntut Serangan Rudal ke Ukraina, Sanksi Uni Eropa Siap Menanti Rusia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Uni Eropa siap untuk menjatuhkan sanksi kesembilannya ke Rusia sebagai tanggapan atas serangan Rudal Rusia ke Ukraina pada Rabu lalu. Hal ini disampaikan oleh ketua Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, pada Kamis (24/11/2022).
"Kami bekerja keras untuk memukul Rusia untuk menumpulkan lebih jauh lagi kemampuannya untuk melancarkan perang di Ukraina dan saya dapat mengumumkan hari ini bahwa kami bekerja dengan kecepatan penuh pada sanksi kesembilan (untuk Rusia)," kata von der Leyen, dikutip dari Reuters.
Namun, ia tidak menjelaskan lebih rinci mengenai langkah-langkah yang akan dimuat dalam sanksi terbarunya ini.
Baca Juga: Rusia Beri Sanksi PM Irlandia dan Jajarannya
1. Ukraina kesulitan penuhi biaya perbaikan yang bertambah akibat serangan Rusia
Menyusul serangan rudal Rusia ke Ukraina pada Rabu lalu, Menteri Keuangan Ukraina, Serhiy Marchenko, mengungkapkan negaranya sangat memerlukan bantuan lebih banyak dari Barat. Bantuan itu dalam hidup rangka memenuhi biaya perbaikan yang kian bertambah akibat kerusakan yang disebabkan serangan tersebut.
Berdasarkan perkiraan Bank Dunia pada Agustus lalu, dibutuhkan 105 miliar dolar AS untuk memperbaiki infrastruktur fisik Ukraina. Marchenko mengungkapkan jumlah tersebut terus bertambah seiring serangkaian serangan yang terus dilancarkan Rusia ke Ukraina.
Baca Juga: Akrab dengan Putin, Presiden Kuba Kecam Sanksi AS ke Rusia
2. Serangan menyasar pembangkit listrik, Ukraina kesulitan pasokan energi
Serangan yang dilakukan Rusia pada Rabu lalu telah menargetkan jaringan pembangkit energi di Ukraina. Hal ini menyebabkan seluruh pembangkit listrik harus dipadamkan, dan membawa dampak terburuk ke Ukraina sejauh ini. Dilaporkan pada Jumat (25/11/2022), jutaan orang masih terdampak kekurangan energi seiring suhu di seluruh negeri turun di bawah nol derajat.
Sementara itu, hampir 48 jam setelah serangan, operator jaringan energi nasional, Ukrenergo, melaporkan 30 persen pembangkit listrik di Ukraina masih tidak dapat beroperasi untuk memenuhi permintaan.
Baca Juga: Hungaria Sebut Sanksi Uni Eropa ke Rusia Seperti Bom Bunuh Diri
3. Negara-negara G7 akan gelar pertemuan bahas pasokan energi Ukraina
Menyusul krisis pasokan energi di Ukraina akibat serangkaian serangan Rusia yang menargetkan pembangkit listrik, Menteri Luar Negeri dari negara-negara G7 akan menggelar pertemuan di Bukares pada minggu depan. Pertemuan ini untuk membahas dukungan lebih lanjut kepada Ukraina dalam mengamankan pasokan energinya.
Hal ini diungkap Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, dalam Twitter pribadinya.
"Minggu depan, sebagai kepresidenan G7 di Bukares, kami akan mengundang mitra lain di tingkat menteri luar negeri ke pertemuan untuk memulai dukungan lebih lanjut untuk pasokan energi Ukraina," tulisnya.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.