Korsel Ancam Korut dengan Sanksi Khusus jika Nekat Uji Coba Nuklir

"Respons yang belum pernah terjadi sebelumnya"

Jakarta, IDN Times - Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol, memperingatkan bahwa pihaknya bersama sekutu di kawasan bakal memberi tanggapan yang belum pernah terjadi sebelumnya kepada Korea Utara (Korut) jika nekat melanjutkan uji coba nuklirnya.

Namun, Yoon menolak untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai bentuk tanggapan tersebut. 

Pernyataan ini disampaikan menyusul kekhawatiran yang terus berkembang terkait uji coba nuklir ketujuh Korut setelah serangkaian peluncuran rudal baru-baru ini.

Dalam wawancaranya dengan Reuters pada Senin (28/11/2022), Yoon juga meminta China, sebagai sekutu dekat Korut sekaligus anggota tetap Dewan Keamanan PBB, untuk meningkatkan perannya dalam mencegah Pyongyang mengembangkan senjata nuklir yang telah dilarang PBB.

1. Pyongyang berambisi membangun kekuatan nuklir terkuat di dunia 

Korsel Ancam Korut dengan Sanksi Khusus jika Nekat Uji Coba Nuklirilustrasi rudal korut (twitter.com/JosephHDempsey)

Dilaporkan media pemerintahan pada Sabtu lalu, Pemimpin Korut, Kim Jong-un, mengungkapkan bahwa negaranya akan menjadi negara yang memiliki kekuatan nuklir terkuat di dunia.

Ia juga menambahkan, dengan membangun kemampuan nuklir, maka akan melindungi martabat dan kedaulatan negara serta rakyatnya. 

"Tujuan akhir (Korut) adalah untuk memiliki kekuatan strategis paling kuat di dunia, kekuatan absolut yang belum pernah terjadi sebelumnya di abad ini," kata Kim.

Dilansir The Korea Times, Presiden Yoon mengatakan, setiap uji coba nuklir baru yang dilakukan Korut akan menuai tanggapan internasional. 

Baca Juga: Kim Jong-un: Korut akan Jadi Negara Nuklir Terkuat di Dunia!

2. Korea Selatan minta China untuk berperan lebih aktif 

Korsel Ancam Korut dengan Sanksi Khusus jika Nekat Uji Coba Nuklirilustrasi bendera China (unsplash.com/Yan Ke)

Yoon juga mendesak China untuk berperan lebih aktif mencegah provokasi nuklir Korut. Yoon mengungkapkan bahwa negara itu tidak hanya memiliki tanggung jawab, tetapi juga kemampuan untuk mempengaruhi perilaku negara pengembang senjata mematikan tersebut. 

"Yang pasti, China memiliki kemampuan untuk mempengaruhi Korut, dan memiliki tanggung jawab untuk terlibat dalam proses tersebut," kata Yoon.

Dilansir Asiana Times, Yoon menambahkan, keputusan untuk menggunakan pengaruh China dalam upaya perdamaian dan stabilitas sepenuhnya ada di tangan Beijing. 

Permintaan ini juga pernah disampaikannya secara langsung dalam pertemuan bilateral dengan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G20, yang ditanggapi Xi dengan menyerukan perbaikan hubungan antara Korsel dan Korut. 

3. Korea Selatan, Jepang, dan AS perkuat kerja sama di kawasan

Korsel Ancam Korut dengan Sanksi Khusus jika Nekat Uji Coba Nuklirilustrasi serangan rudal balistik (unsplash.com/Maciej Ruminkiewicz)

Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat memperkuat kerjas amanya dalam melawan provokasi Pyongyang. Mereka sepakat untuk saling berbagi informasi secara real time dalam melacak uji coba rudal balistik negara tersebut. 

Dalam pernyataannya, Presiden Yoon turut menyinggung Jepang yang saat ini menghadapi lebih banyak ancaman, usai rudal balistik yang diluncurkan Korut beberapa waktu lalu mendarat di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Jepang. 

"Saya percaya pemerintah Jepang tidak bisa tidur dengan rudal Korea Utara terbang di atas wilayah mereka," kata Yoon.

Baca Juga: Xi Jinping Surati Kim Jong-un, AS Bujuk China Kendalikan Korut

Angga Kurnia Saputra Photo Verified Writer Angga Kurnia Saputra

Self-proclaimed foreign policy enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya