5 Orang Tewas Akibat Penembakan Massal di Israel

Jakarta, IDN Times - Lima orang tewas akibat penembakan massal di Israel pada Kamis (8/6/2023). Penembakan ini merupakan salah satu insiden kriminal yang paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir di Israel.
Kelima korban sempat dievakuasi ke rumah sakit setelah terluka di tempat pencucian mobil di Yafa an-Naseriyye. Tidak lama mereka pun dinyatakan meninggal.
Korban jiwa tidak segera diidentifikasi, tetapi laporan mengatakan pembunuhan itu terkait perseteruan antara keluarga kriminal Bakri dan Hariri, yang sebelumnya telah merenggut 26 nyawa.
1. Netanyahu bertekad untuk menghentikan kejahatan kelompok kriminal
Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, mengaku terkejut terkait insiden ini. Netanyahu dan pemerintahnya bertekad untuk menghentikan rantai pembunuhan akibat kelompok-kelompok tersebut.
"Saya bertekad untuk membawa (dinas keamanan) Shin Bet sebagai bantuan untuk polisi Israel melawan para penjahat ini, melawan organisasi kriminal, melawan pembunuhan ini," kata Netanyahu, dilansir BBC.
Kepolisian Israel mengatakan, petugas telah memulai penyelidikan terkait penembakan itu dan sedang mencari tersangka.
Sebelumnya, seorang gadis berusia tiga tahun dan kerabat laki-lakinya terluka parah dalam penembakan lain di Kafr Kanna, kota lain dekat Nazareth. Penembakan itu diyakini polisi sebagai perselisihan antarkelompok kriminal.
Baca Juga: Buntut Baku Tembak, Israel Pulangkan Jenazah Polisi Mesir
2. Sudah ada 97 warga keturunan Arab di Israel yang tewas terbunuh pada 2023
Editor’s picks
Penembakan terbaru menjadi pembunuhan massal non-teror paling mematikan sejak 2009.
Pada 2009, terdapat enam anggota keluarga Ushrenko dibunuh di rumah mereka di Rishon Lezion.
Menurut Abraham Initiatives, kelompok pemantau anti-kekerasan, setidaknya 97 orang Arab di Israel telah terbunuh dalam kekerasan sejak awal 2023. Ini jauh lebih besar dari 35 pembunuhan pada 2022 lalu.
"Kami merasa ngeri dengan pembantaian lima orang di siang hari bolong dan berharap balita yang terluka hari ini akibat tembakan, semoga mereka dapat pulih sepenuhnya dan dengan cepat," kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan, dilansir The Times of Israel.
3. Keterlibatan Shin Bet melindungi komunitas Arab di Israel jadi perdebatan
Pimpinan koalisi oposisi Israel, Yair Lapid, mendesak Netanyahu untuk memerangi kekerasan terhadap masyarakat Arab.
"Tidak menyerahkan penanganan masalah ini kepada Ben Gvir, kegagalan menteri terburuk dan terbesar yang pernah diketahui polisi," kata dia.
Pimpinan Persatuan Nasional MK, Gideon Sa'ar, menuduh Netanyahu sama sekali tidak peduli dengan masalah tersebut.
Di sisi lain, pejabat senior di Shin Bet dilaporkan juga menentang keterlibatan badan tersebut dalam perang melawan organisasi kriminal. Mereka khawatir bahwa penggunaan alat yang digunakan dalam perang melawan teror Palestina terhadap warga sipil mungkin tidak legal dan berbahaya.
Dari internal Partai Likud, terdapat anggotanya mengancam untuk menghentikan pemungutan suara dengan koalisi kecuali RUU diajukan melibatkan badan keamanan Shin Bet untuk memerangi kejahatan di komunitas Arab.
Proposal tersebut telah ditolak oleh Komite Menteri Legislasi karena ditentang oleh Jaksa Agung Gali Baharav-Miara.
Baca Juga: Duh! 252 Pemukim Israel Serbu Kompleks Masjid Al-Aqsa
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.