AS Akan Jual Anti-Drone ke Qatar Sebesar Rp15,7 Triliun

Qatar resmi menjadi sekutu utama AS non-NATO

Jakarta, IDN Times - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) menyetujui penjualan sistem anti drone canggih kepada Qatar pada Selasa (29/11/2022). Nilai penjualan tersebut dikabarkan mencapai sekitar 1 miliar dolar AS (sekitar Rp15,7 triliun). 

Qatar meminta untuk membeli 10 Fixed Site-Low, Slow, Small Unmanned Aircraft System Integrated Defeat System (FS-LIDS) kepada AS, menurut pernyataan dari Pentagon.

AS sendiri menyatakan kesediannya mendukung keamanan Qatar melalui kebijakan luar negerinya. 

1. AS bertekad mendukung keamanan di Qatar dengan menjual senjata

AS Akan Jual Anti-Drone ke Qatar Sebesar Rp15,7 TriliunPresiden Amerika Serikat Joe Biden (twitter.com/POTUS)

AS mengatakan bahwa penjualan itu akan mendukung kebijakan luar negeri dan tujuan keamanan nasional AS di tingkat global.

“Dengan membantu meningkatkan keamanan negara sahabat yang terus menjadi kekuatan penting bagi stabilitas politik dan kemajuan ekonomi di Timur Tengah," kata Pentagon, dilansir Al Arabiya News

Qatar juga menunggu tanggapan dari AS terkait permintaan mereka setahun lalu, untuk membeli empat drone MQ-9B Predator bersenjata. Empat pesawat tanpa awak tersebut diprediksi memiliki nilai sebesar 600 juta dolar AS.

Dalam beberapa tahun terakhir, hubungan bilateral AS-Qatar semakin kuat. Presiden AS Joe Biden sempat berpartisipasi dalam pertemuan bilateral dengan Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani, emir Qatar pada 31 Januari 2022 lalu di Oval Office Gedung Putih, Washington. 

Baca Juga: Ini Bisikan Joe Biden yang Bikin Jokowi Adem Saat KTT G20 Bali

2. Qatar menyusul Bahrain dan Kuwait sebagai sekutu utama AS non-NATO

AS Akan Jual Anti-Drone ke Qatar Sebesar Rp15,7 TriliunBendera Qatar (flagsonline.it)

Presiden Biden menyebut Qatar sebagau sekutu utama negaranya yang bukan merupakan anggota NATO. Qatar sendiri merupakan lokasi dari Al Udeid, pangkalan udara AS dan markas operasi semua pasukan AS di Timur Tengah.

Sejauh ini, hanya ada tiga negara yang dijuluki sekutu AS bukan anggota NATO, yaitu Qatar, Bahrain dan Kuwait. Ketiga negara mendapat beberapa manfaat dari kerja sama tersebut seperti akses istimewa ke peralatan dan teknologi militer AS, bahan surplus gratis, dan pelatihan khusus.

Kontraktor utama dalam kerja sama antara AS dan Qatar adalah Raytheon Technologies, SRC dan Northrop Grumman, kata Pentagon dalam sebuah pernyataan.

AS juga akan mengirimkan 15 perwakilan kontraktor ke Qatar selama lima tahun untuk mendukung kegiatan lapangan, pelatihan, dan pemeliharaan.

3. Hubungan Qatar dengan negara-negara Arab lainnya mulai membaik

AS Akan Jual Anti-Drone ke Qatar Sebesar Rp15,7 TriliunPresiden Mesir Al-Sisi dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman (twitter.com/Saudi_Gazette)

Di sisi lain, hubungan Qatar dengan negara-negara Arab lainnya dikabarkan mulai membaik. Arab Saudi dan Uni Emirat Arab telah memimpin boikot terhadap Qatar atas dukungannya terhadap Ikhwanul Muslimin dan mendukung kelompok seperti Hizbullah yang didukung Iran.

Sebuah ultimatum sempat mengajukan 13 tuntutan kepada Qatar. Beberapa di antaranya adalah memutus hubungan dengan Iran, mengakhiri semua bantuan untuk Ikhwanul Muslimin dan organisasi teror Islam.

Selain itu, Qatar juga diminta menutup saluran Al Jazeera dan menutup pangkalan militer yang didirikan oleh Turki pada 2014. Namun, pada Januari 2021, negara-negara tersebut menandatangani kesepakatan Al-Ula yang menyelesaikan banyak perbedaan di antara mereka

Baca Juga: NATO Bakal Tingkatkan Bantuan ke Ukraina Selama Musim Dingin 

Anoraga Ilafi Photo Verified Writer Anoraga Ilafi

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya