Cari Pengobatan Anak, Atlet Pakistan Tewas di Kecelakaan Kapal Migran

Shahida Raza meninggalkan Pakistan sejak empat bulan lalu

Jakarta, IDN Times - Shahida Raza, seorang atlet sepak bola dan hoki, termasuk di antara mereka yang tewas dalam kecelakaan kapal di lepas pantai Italia pekan lalu. Shahida meninggalkan kampung halamannya di Pakistan untuk mendapatkan perawatan medis bagi putranya.

Shahida sendiri merupakan pemain pro di kompetisi domestik Pakistan. Walau begitu, Shahida mengalami kehidupan personal yang susah di Pakistan di mana dirinya harus menjadi seorang janda di usianya yang berusia 29 tahun. 

Baca Juga: Kapal Migran Karam di Laut Italia, 45 Orang Tewas

1. Belum jelas jasad Shahida bisa dibawa ke Pakistan atau tidak

Teman dekat Shahida, Sumaiya, mengatakan bahwa atlet itu bepergian ke Eropa secara ilegal dengan harapan mendapatkan masa depan yang lebih baik untuk putranya yang berusia tiga tahun. Keluarganya mengatakan putranya tidak ada di kapal.

“Kami hanya ingin tubuhnya kembali, tidak lebih,” kata Sumaiya. “Kami tidak tahu di mana tubuhnya. Tidak ada yang memberi kami informasi atau memberi tahu kami apa yang harus dilakukan," tambahnya, dilansir CNN.

Sedikitnya 64 orang tewas ketika sebuah perahu kayu yang membawa migran dari Turki pecah di bebatuan lepas pantai Calabria. Setidaknya empat di antara korban itu adalah warga negara Pakistan.

Baca Juga: Kapal Pengangkut Migran Tenggelam di Italia, 30 Orang Tewas 

2. Shahida sempat memasuki Iran dan Turki dahulu sebelum pergi ke Italia

Cari Pengobatan Anak, Atlet Pakistan Tewas di Kecelakaan Kapal Migranbendera Iran (unsplash.com/mostafa meraji)

Kepastian bahwa Shahida ada dalam daftar korban tewas kecelakaan tersebut dilaporkan otoritas setempat pada Kamis (2/3/2023). Shahida Raza meninggalkan rumahnya di pinggiran Quetta, di barat daya provinsi Baluchistan, empat bulan lalu ke negara tetangga Iran dan kemudian Turki. Shahida memang bertujuan untuk mencapai Italia atau Australia dan mencari suaka di sana.

Shahida merupakan anggota minoritas Syiah Muslim Hazara, sebuah kelompok yang sering menjadi sasaran militan Islam di Pakistan. Shahida memilih untuk mencari suaka karena dia percaya lebih mudah untuk mendapatkan status pengungsi setelah secara ilegal memasuki negara-negara tersebut.

Presiden Italia Sergio Mattarella pada Kamis (2/3/2023) mengunjungi Kota Crotone, di mana puluhan jenazah para migran yang meninggal dibaringkan di gedung olahraga. Mattarella berdoa selama beberapa menit di depan peti mati kayu.

Baca Juga: Kapal Migran Tiba di Italia, PM Meloni: Berlabuh yang Jauh di Utara!

3. Sekitar 80 korban kapal tenggelam mampu diselamatkan

Cari Pengobatan Anak, Atlet Pakistan Tewas di Kecelakaan Kapal MigranIlustrasi Kapal Feri (Kapal Penyeberangan) (IDN Times/Sukma Shakti)

Ada perdebatan sengit di Italia tentang kesalahan yang dilakukan pihak berwenang dalam upaya pencarian dan penyelamatan para korban kapal tenggelam pekan lalu.  Setidaknya 67 orang tewas ketika kapal mereka pecah dan tenggelam di lepas pantai. 

Korban tewas termasuk belasan anak-anak yang dibawa orang tuanya. Masih ada korban hilang yang dikabarkan masih dicari.  Sekitar 80 penumpang berhasil diselamatkan dalam insiden itu. 

Baru-baru ini, seorang juru bicara dari Kementerian Luar Negeri Pakistan juga mengatakan bahwa 17 orang Pakistan telah diselamatkan. Sementara itu, ada dua warga Pakistan yang dinyatakan masih hilang.

Anoraga Ilafi Photo Verified Writer Anoraga Ilafi

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya