China Puji Kontribusi Prancis sebagai Penjaga Perdamaian di Eropa

Prancis diharapkan dapat menjadi penghubung China ke UE

Jakarta, IDN Times - China telah meminta Prancis untuk membantu negaranya dalam menjalin hubungan dengan Eropa di jalur yang sehat. Di saat yang sama, Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, menegaskan peran penting Presiden Prancis Emmanuel Macron sebagai mediator perang di Ukraina.

Dalam panggilan telepon dengan penasihat diplomatik Emmanuel Bonne, Wang mengatakan hubungan China dengan Prancis telah ditingkatkan sejak April 2022. Prancis sendiri dinilai memiliki peran penting dalam menghubungkan China dengan negara-negara Eropa di saat tensi diplomatik China-Amerika Serikat (AS) meningkat. 

Di sisi lain, China dikabarkan telah melakukan dialog dengan para perwakilan Uni Eropa (UE) pada Selasa (19/7/2022). Salah satu topik yang dibahas pada dialog tersebut adalah kerja sama perdagangan. 

1. China sadar hubungannya dengan Uni Eropa harus dibenahi

China Puji Kontribusi Prancis sebagai Penjaga Perdamaian di EropaPresiden China Xi Jinping (fmprc.gov.cn)

Hubungan antara China dan Uni Eropa telah dibayangi oleh serangkaian perselisihan atau perbedaan pandangan. Salah satu isu panas yang menyelimuti hubungan antara China-Uni Eropa adalah dugaan pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang dan Hong Kong.

Di saat China dan AS meningkatkan perhatian mereka ke Taiwan, UE juga diketahui lebih condong untuk sependapat dengan AS terkait Taipei. Ihwal invasi Rusia di Ukriana, China juga tak mengecam Rusia di saat UE memberikan banyak sanksi terhadap Moskow. 

Walau UE dan China telah mengadakan dialog untuk membahas potensi kerja sama perdagangan, tampaknya Beijing masih membutuhkan bantuan dari pihak ketiga untuk mempererat hubungannya dengan UE. Prancis dinilai menjadi negara yang tepat dalam mewujudkan langkah China tersebut. 

Baca Juga: Parlemen Makedonia Utara Setujui Proposal Prancis soal Bulgaria

2. Prancis punya perang penting dalam menghubungan China dan Uni Eropa

China Puji Kontribusi Prancis sebagai Penjaga Perdamaian di EropaPresiden Prancis Emmanuel Macron (kiri) (twitter.com/EmmanuelMacron)

Wang juga mengatakan hubungan antara China dan Prancis tergolong baik setelah terpilihnya kembali Macron. Dalam pemilu tersebut, Macron berhasil mengalahkan Le Pen dengan torehan suara sebesar 58,55 persen. 

"China bersedia bekerja sama dengan Prancis untuk mendorong perkembangan yang lebih energik bagi kemitraan strategis komprehensif China-Prancis," kata Wang, menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri China. 

“Sebagai salah satu negara utama UE, China berharap Prancis dapat memainkan peran positif dalam memfasilitasi perkembangan hubungan China-UE yang sehat," tambah pernyataan tersebut, dilansir South China Morning Post

Wang mengatakan China menghargai upaya mediasi Macron dalam perang Ukraina. Selain itu, China percaya Prancis akan terus bisa memainkan peran unik sebagai negara besar Eropa dalam memulihkan perdamaian di kawasan tersebut. 

3. China kesal negara-negara Uni Eropa menyamakan situasi di Ukraina dengan Taiwan

China Puji Kontribusi Prancis sebagai Penjaga Perdamaian di Eropailustrasi perang antara Ukraina dan Rusia (pixabay.com/Alexandra_Koch)

China dikabarkan bersedia memperkuat koordinasi dengan Prancis.

“China bersedia memperkuat koordinasi dengan Prancis dan memberikan kontribusi yang semestinya untuk menjaga perdamaian, stabilitas, dan pembangunan,” katanya.

Di sisi lain, Wang mengatakan bahwa krisis Ukraina telah memengaruhi Eropa secara serius. Dampak invasi Rusia di Ukraina juga telah menyebar pada skala global. 

Namun, invasi Rusia di Ukraina semakin mengekspos perpecahan antara China dan UE, karena tak ada kecaman yang dilayangkan China kepada Moskow.  Sementara itu, Beijing kesal dengan perbandingan antara Ukraina dan Taiwan.

China sangat sensitif jika ada negara yang mencoba untuk memberikan pandangannya terhadap situasi di Taiwan, termasuk komentar dari AS. China juga telah berulang kali memperingatkan terhadap ekspansi NATO ke Asia, dengan mengatakan itu hanya akan memicu lebih banyak konflik.

Baca Juga: Biden: AS Tidak Mau Rusia, China, Iran Menguat di Timur Tengah

Anoraga Ilafi Photo Verified Writer Anoraga Ilafi

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya