5 Fakta Maria Ressa, Jurnalis Peraih Nobel Perdamaian 2021

Siapakah sosok Maria Ressa itu?

Beberapa waktu lalu, salah satu jurnalis asal Filipina, Maria Ressa, berhasil meraih penghargaan Nobel di bidang perdamaian. Maria Ressa memang dikenal sebagai jurnalis yang sangat lihat dalam menggunakan kebebasan berekspresi untuk mengungkap penyalahgunaan kekuasaan di negaranya. Maria Ressa juga merupakan pendiri media Rappler yang dikenal sangat tajam dalam melakukan investigasi. 

Pastinya terdapat beberapa hal dan fakta menarik dari seorang perempuan kelahiran tahun 1963 ini. Tak hanya itu, tentunnya juga ada inspirasi yang dapat diambil dari sosok yang satu ini. Berikut lima fakta Maria Ressa, jurnalis peraih Nobel Perdamaian 2021. 

1. Dulunya mahasiswa jurusan biologi molekuler dan teater

5 Fakta Maria Ressa, Jurnalis Peraih Nobel Perdamaian 2021potret Maria Ressa (dailyprincetonian.com)

Dilansir Philstar, Maria Ressa lahir di Manila pada 1963. Ayah kandung Ressa meninggal dunia saat dirinya masih berusia 1 tahun. Beberapa tahun kemudian, ibu Ressa menikah dengan seorang pria asal Italia dan membawa Ressa ke Amerika Serikat di saat dirinya berusia 10 tahun. Dia bersama kedua orang tuanya menetap di Toms River, New Jersey. 

Setelah lulus dari Toms River High School North, Ressa menempuh kuliah di Princeton University dengan mengambil jurusan biologi molekuler dan teater. Saat kuliah, dia merupakan teman sekelas dari Michelle Obama, istri Barack Obama. 

Setelah menyelesaikan studinya, dia mendapatkan beasiswa Fulbright dan menempuh studi master di University of the Philippines Diliman dengan mengambil jurusan teater politik. Di kampus itulah dia mulai diperkenalkan hal-hal yang berkaitan dengan jurnalisme. 

2. Maria Ressa pernah tinggal di Indonesia selama sedekade

5 Fakta Maria Ressa, Jurnalis Peraih Nobel Perdamaian 2021Penerima hadiah Nobel Perdamaian 2021, Maria Ressa (dok. Rappler, CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons)

Pekerjaan pertama Ressa ialah di PTV 4, televisi milik Pemerintah Filipina. Setelah itu, dia bekerja sebagai kepala biro CNN di Manila hingga tahun 1995. Setelah itu, dia ditugaskan untuk menjalankan biro CNN yang ada di Jakarta selama tahun 1995 hingga 2005. 

Di Indonesia, dia sempat membuah sebuah buku yang berjudul Seeds of Terror: An Eyewitness Account of Al-Qaeda's Newest Center. Kala itu, dia memang memiliki spesialisasi untuk meliput berita tentang jaringan teroris di Asia Tenggara, dilansir Reporters Without Borders. Ressa sendiri merupakan salah satu saksi sejarah yang menyaksikan betapa beratnya hidup di krisis moneter 1997—1998 di mana harga-harga komoditas melambung tinggi.

3. Maria Ressa merupakan salah satu pendiri dari media Rappler

5 Fakta Maria Ressa, Jurnalis Peraih Nobel Perdamaian 2021potret Maria Ressa (sea.mashable.com)

Maria Ressa merupakan salah satu pendiri dari media yang dikenal sangat kritis di Filipina, yaitu Rappler. Dia mendirikan media tersebut dengan belasan rekannya, termasuk Cheche Lazaro, Marites Dañguilan Vitug, dan Glenda Gloria. Pada awalnya, media ini hanya merupakan akun Facebook saja yang dibuat pada Agustus 2011 dengan nama awal MovePH. 

Pada awal tahun 2012, akun media tersebut telah berkembang menjadi webste berita yang saat ini dikenal dengan nama Rappler. Beberapa investigasi yang sempat menghebohkan ialah investigasi dugaan korupsi yang dilakukan oleh pemerintah setempat dan peserta pemilu terpilih.

4. Maria Ressa pernah divonis hukuman penjara akibat melanggar undang-undang siber di Filipina

5 Fakta Maria Ressa, Jurnalis Peraih Nobel Perdamaian 2021Penerima hadiah Nobel Perdamaian 2021, Maria Ressa (dok. Rappler)

Pada Juni 2020, Maria Ressa dinyatakan bersalah atas pengadilan di Filipina atas pencemaran nama baik atas artikel Rappler yang diunggah pada tahun 2012 lalu. Hakim Rainelda Estacio-Montesa memberikan vonis kepada Ressa dan Reynaldo Santos (peneliti di Rappler) dengan hukuman 6 bulan 1 hari hingga 6 tahun, dilansir Rappler. Walau begitu, Ressa dan Santos dapat tetap bebas dengan membayar uang jaminan selama upaya banding dilakukan. 

Kala itu, artikel yang menjadi perkara hukum memuat dugaan hubungan pengusaha Wilfredo Keng dengan mantan hakim di pengadilan tertinggi Filipina. Wilfredo Keng melaporkan Ressa dan Santos menggunakan undang-undang siber yang berlaku pada September 2012.

5. Penghargaan Nobel bukan penghargaan yang pertama bagi Maria Ressa

5 Fakta Maria Ressa, Jurnalis Peraih Nobel Perdamaian 2021(Maria Ressa terpilih sebagai salah satu Person of the Year 2018 Majalah Time) www.rappler.com

Maria Ressa merupakan salah satu jurnalis yang berhasil meraih berbagai penghargaan bergengsi, termasuk Nobel Perdamaian 2021. Sebelumnya pada April 2021, Ressa juga meraih penghargaan UNESCO/Guillermo Cano World Press Freedom Prize. Pada April 2019, dia juga masuk dalam 100 tokoh paling berpengaruh di dunia. 

Pada Juni 2018, dia juga berhasil meraih penghargaan World Association of Newspapers's Golden Pen of Freedom Award yang merupakan salah satu penghargaan di bidang jurnalisme yang paling bergengsi di dunia. Dia juga pernah meraih penghargaan Ka Pepe Diokno Human Rights Award dari  De La Salle University College of Law atas perjuangannya terkait hak asasi manusia (HAM).

Sosok Maria Ressa memang merupakan sosok yang inspiratif. Keberanian dan kegigihannya dalam menyampaikan kebenaran pastinya patut untuk diapresiasi. Dapat dikatakan Maria Ressa merupakan salah satu jurnalis paling berpengaruh di dunia saat ini. 

Anoraga Ilafi Photo Verified Writer Anoraga Ilafi

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kalyana Dhisty
  • Novaya

Berita Terkini Lainnya