Fiji: Ancaman Terbesar Kami adalah Krisis Iklim, Bukan AS atau China 

Fiji tak tertarik membahas isu geopolitik internasional

Jakarta, IDN Times - Menteri Pertahanan Fiji, Inia Batikoto Seruiratu, mengatakan pada Minggu (12/6/2022) bahwa perubahan iklim merupakan ancaman keamanan terbesar di kawasan Asia-Pasifik.

Di saat banyak menteri pertahanan dari negara lain yang menyinggung perang Ukraina-Rusia dan memanasnya hubungan antara China dan Amerika Serikat, Batikoto memilih untuk membahas perubahan iklim. 

Kepulauan Pasifik merupakan dataran rendah, yang meliputi Fiji, Tonga dan Samoa,. Negara-negara tersebut merupakan beberapa negara paling rentan di dunia akibat perubahan iklim. 

1. Menteri Pertahanan Fiji menganggap perubahan iklim merupakan isu utama negaranya

Seruiratu merupakan salah satu menteri pertahanan yang kerap menyinggung dampak perubahan iklim terhadap keamanan di berbagai negara. Isu yang sempat disinggung dalam KTT Shangri-La Dialogue adalah cara organisasi pertahanan agar dapat mengurangi jejak karbonnya, untuk berkontribusi pada upaya menekan dampak pemanasan global.

“Di benua Pasifik biru kami, senapan mesin, jet tempur, kapal abu-abu, dan batalion hijau bukanlah perhatian keamanan utama kami,” kata Seruiratu.

“Satu-satunya ancaman terbesar bagi keberadaan kita adalah perubahan iklim. Ini mengancam harapan dan impian kemakmuran kita,” tambah dia. 

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Maladewa, Mariya Ahmed Did, berbicara tentang bukti bahwa perubahan iklim dapat membuat ancaman layaknya konflik dan kekerasan. Mariya juga menyinggung situasi ini dapat membuat masyarakat lebih rentan terhadap indoktrinasi ekstremis.

Baca Juga: China Tantang AS Perang, Ini Perbandingan Kekuatan Militer Mereka

2. Fiji tak merasa terancam dengan kompetisi geopolitik yang ada di Pasifik

Situasi geopolitik di Pasifik juga pastinya tak lepas dari perhatian banyak negara. Pakta keamanan China-Kepulauan Solomon dianggap telah mengancam keamanan beberapa negara seperti Australia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat. 

Wlaau begitu, Menteri Pertahanan Fiji merasa hal tersebut bukan merupakan ancaman nyata bagi negaranya. Batikoto tak terlalu khawatir tentang persaingan untuk pengaruh di kepulauan Pasifik.

"Di Fiji, kami tidak terancam oleh persaingan geopolitik. Kami harus menyesuaikan cara kami bekerja dan dengan siapa kami bekerja untuk mencapai stabilitas," tambahnya, dilansir Channel News Asia.

3. Fiji sudah memulai langkah-langkah untuk menekan dampak perubahan iklim

Dalam forum tersebut, Fiji memang memiliki kepentingan untuk menyadarkan negara-negara lain tentang isu-isu yang kurang menjadi perhatian Kementerian Pertahanan. Walau Inggris sempat menyinggung isu lingkungan pada forum tersebut, Fiji merupakan negara yang paling dominan dalam menyuarakan isu ini.

"Perubahan iklim adalah satu-satunya ancaman keamanan terpenting bagi Fiji. Kami sedang membangun kemampuan pertahanan kami untuk menghadapi tantangan yang ditimbulkan bukan oleh hipersonik, tetapi banjir, virus, dan disinformasi," kata Batikoto. 

Shangri-La Dialogue 2022 memang telah membahas berbagai isu dalam perspektif keamanan. Isu Rusia-Ukraina, hubungan AS-China, hubungan Pakistan-India, geopolitik internasional, dan ketahanan pangan juga tak lepas dari perhatian para menteri pertahahanan atau delegasi yang mewakili forum tersebut.

Baca Juga: Belajar dari Ukraina, Prabowo: Pertahanan Negara Tak Bisa Diabaikan

Anoraga Ilafi Photo Verified Writer Anoraga Ilafi

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya