Hamas Sebut Serangan Polisi Israel di Masjid Al-Aqsa Provokasi Besar

Serangan itu melukai lebih dari 150 warga Palestina

Jakarta, IDN Times - Polisi Israel telah menggerebek kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang merupakan wilayah yang dianeksasi. Juru bicara Hamas Fawzi Barhoum mengecam serangan tersebut. Palestina menilai penempatan polisi di masjid Al-Aqsa merupakan bentuk provokasi besar dari Israel. 

"Ini adalah serangan brutal oleh tentara pendudukan Israel terhadap jamaah di Masjid Al-Aqsa," ujar juru bicara salah satu partai terbesar di Palestina tersebut dikutip Sky News.

Polisi Israel mulai melancarkan aksinya dan masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa sebelum fajar pada Jumat (15/4/2022). Saat itu, ribuan jemaah sedang berkumpul di masjid untuk menjalankan salat subuh. Petugas medis mengatakan lebih dari 150 warga Palestina telah terluka akibat peristiwa tersebut. 

Baca Juga: Polisi Israel Tembaki Kompleks Al Aqsa, 152 Warga Palestina Terluka 

1. Konflik berawal dari rencana polisi Israel yang akan pindahkan batu di kompleks Masjid Al-Aqsa

Israel mengatakan pasukannya masuk untuk memindahkan batu dan batu yang telah dikumpulkan untuk mengantisipasi kekerasan. Video yang beredar online menunjukkan warga Palestina melemparkan batu dan polisi menembakkan gas air mata dan granat, tulis Al Arabiya.

Ada juga video yang menunjukkan jamaah membuat barikade di dalam masjid saat pasukan Israel menyemprotkan gas air mata. Red Crescent Palestina mengatakan telah mengevakuasi 59 orang yang terluka ke rumah sakit. Dewan Masjid mengatakan salah satu penjaga di lokasi ditembak di mata dengan peluru karet oleh polisi Israel

Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan puluhan pria bertopeng membawa bendera Palestina dan Hamas berbaris ke kompleks Jumat pagi dan mengumpulkan batu. "Polisi dipaksa masuk ke halaman untuk membubarkan kerumunan dan memindahkan batu dan batu, untuk mencegah kekerasan lebih lanjut," cuit Kementerian Luar Negeri Israel. 

Baca Juga: Strategi Zionisme: Israel Siap Tampung Ribuan Pengungsi Yahudi Ukraina

2. Polisi Israel klaim ingin bubarkan pengacau yang lemparkan batu ke ruang doa umat Yahudi

Red Crescent Palestina menambahkan bahwa pasukan Israel telah menghalangi kedatangan ambulans dan paramedis untuk mencapai masjid. Padahal, ambulans dan paramedis ingin menangani puluhan jemaah yang terluka masih terjebak di dalam kompleks.

Polisi Israel mengatakan mereka memasuki kompleks, situs tersuci ketiga dalam Islam dan dihormati oleh orang-orang Yahudi sebagai Temple Mount, untuk membubarkan kerumunan "pengacau" yang tersisa pada akhir salat subuh.

Mereka mengatakan mereka masuk "untuk membubarkan dan mendorong kembali" kerumunan setelah sekelompok orang Palestina mulai melemparkan batu ke arah ruang doa untuk umat Yahudi di Tembok Barat.

Di sisi lain, dilaporkan dari Gerbang Damaskus, Najwan al-Samri dari Al Jazeera mengatakan pasukan polisi Israel menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsha tanpa alasan dan menyerang jemaah di dekat ruang sholat Qibly setelah salat shubuh.

Baca Juga: Israel Bubarkan Salat, Bentrokan di Al-Aqsa Terjadi Jelang Idul Adha

3. Penempatan polisi di masjid Al-Aqsa dianggap sebagai provokasi besar

Warga Palestina memandang penempatan polisi dalam jumlah besar di Al-Aqsa sebagai provokasi besar, tulis Sky News. Masjid ini merupakan situs tersuci ketiga dalam Islam dan dibangun di atas puncak bukit yang merupakan situs paling suci bagi orang Yahudi, yang menyebutnya sebagai Temple Mount.

Untuk pertama kalinya dalam 30 tahun, perayaan Paskah dan Ramadan jatuh pada hari yang sama pada hari Jumat. Jutaan orang diperkirakan akan merayakannya di dalam tembok kota Yerussalem. 

Serangan kepolisian Israel di Masjid Al-Aqsa merupakan sebuah pelanggaran HAM terlepas awal mula konflik tersebut berasal. Sebelumnya, Israel dilaporkan telah menerapkan sistem apartheid terhadap etnis Palestina. 

Anoraga Ilafi Photo Verified Writer Anoraga Ilafi

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya