Kelebihan Muatan, Kapal Pengangkut 15.800 Domba dari Sudan Tenggalam
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Sebuah kapal yang diketahui melebihi muatan tenggelam di Laut Merah pada Minggu (12/06/2022) pagi hari waktu setempat. Kapal tersebut membawa sekitar 15.800 domba dari Sudan untuk dikirim ke Arab Saudi.
Seluruh kru kapal dinyatakan selamat dalam insiden tersebut. Namun, kebanyakan domba yang diangkut dikabarkan tenggelam, yang pastinya dapat berdampak pada ekosistem di laut tersebut.
1. Kapal hanya mampu menampung 9 ribu domba
Kapal Badr 1, yang membawa puluhan ribu domba tersebut, tenggelam akibat kelebihan muatan. Kapal tersebut diketahui hanya mampu membawa sekitar 9 ribu domba saja saat berlayar.
Artinya, terdapat 6 ribu domba yang seharusnya dialihkan ke kapal lain.
"Kapal Badr 1, tenggelam pada dini hari Minggu pagi," kata seorang pejabat senior pelabuhan Sudan, dilansir Al Jazeera.
“Itu membawa 15.800 domba, yang melampaui batas muatannya,” tambah petugas yang tak menyebutkan namanya itu.
Belum diketahui secara pasti berapa ekor domba yang mampu diselamatkan atas insiden tersebut.
Baca Juga: PBB: 142 Orang Sudan Selatan Diduga Lakukan Kejahatan Perang
2. Nilai dari seluruh domba yang hilang mencapai 4 juta dolar
Editor’s picks
Pejabat lain menyuarakan keprihatinan atas dampak ekonomi dan lingkungan dari kecelakaan itu.
“Kapal yang tenggelam akan memengaruhi operasional pelabuhan,” kata dia.
“Kemungkinan juga akan berdampak pada lingkungan karena kematian sejumlah besar hewan yang dibawa oleh kapal," tambahnya. Omar
al-Khalifa, kepala asosiasi eksportir Sudan, mengatakan kapal membutuhkan waktu beberapa jam untuk tenggelam di lautan.
Nilai total ternak yang hilang adalah 4 juta dolar, kata Saleh Selim yang merupakan kepala divisi peternakan asosiasi.
Selim mengatakan, pemilik ternak hanya menemukan sekitar 700 domba yang selamat, namun dia tidak berharap domba itu dapat hidup lama karena kondisinya yang sakit.
3. Pelabuhan Suakin sebenarnya sudah tak jadi pusat perdagangan luar negeri utama di Sudan
Kota pelabuhan bersejarah Suakin tidak lagi menjadi pusat perdagangan luar negeri utama Sudan sejak perannya telah diambil oleh Pelabuhan Sudan. Jarak kedua pelabuhan tersebut sekitar 60 kilometer (40 mil) jauhnya di sepanjang pantai Laut Merah.
Sebenarnya, ada langkah untuk membangun kembali pelabuhan, tetapi kesepakatan 2017 dengan Turki untuk memulihkan bangunan bersejarah dan memperluas dermaga ditangguhkan setelah penggulingan presiden lama Omar al-Bashir.
Krisis politik Sudan akibat kudeta militer tahun lalu, yang dipimpin oleh panglima militer Abdel Fattah al-Burhan, membuat renovasi pelabuhan ini masih sekedar wacana.
Bulan Mei lalu, kebakaran hebat terjadi di area kargo pelabuhan Suakin yang berlangsung berjam-jam dan menyebabkan kerusakan parah. Tidak jelas apa yang menyebabkan kebakaran tersebut, dilansir Ahram Online.
Baca Juga: Ngeri! Pasien Rumah Sakit Sudan Tewas Tertembak Peluru Nyasar
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.