Malaysia Berencana Datangkan Pekerja Migran dari India dan Pakistan

Malaysia tak ingin bergantung pada pekerja migran Indonesia

Jakarta, IDN Times - Dalam sesi tanya jawab Dewan Rakyat Malaysia pada Selasa (02/08/2022), Datuk Zuraida memberikan jawaban terkait kekurangan pekerja migran yang bekerja di sektor perkebunan sawit. Datuk Zuraida menyebutkan pekerja migran asal Pakistan dan India menjadi opsi untuk menjawab permasalahan tersebut. 

Kekurangan pekerja migran di sektor sawit dikabarkan telah merugikan Malaysia dalam skala besar. Dalam pernyataan Datuk Seri Mohd Salim Sharif, Malaysia telah mengalami kerugian sebesar miliaran ringgit akibat permasalahan tersebut. 

1. Perekrutan pekerja migran India dan Pakistan jadi opsi jangka pendek bagi Malaysia

Malaysia Berencana Datangkan Pekerja Migran dari India dan Pakistanilustrasi pekerja (pixabay.com/Vertax)

Datuk Zuraida telah berkoordinasi dengan para pelaku industri untuk mempertimbangkan pekerja migran dari kedua negara tersebut. “Kami juga meminta para pelaku industri untuk terbuka menerima tenaga kerja dari India dan Pakistan yang siap (bekerja di Malaysia)," kata Zuraida, dilansir The Star

Zuraida mengatakan pengadaan pekerja dari India dan Pakistan akan menjadi langkah jangka pendek. Malaysia sendiri sedang menghadapi permasalahan terkait kerja asma distribusi pekerja migran dengan Bangladesh dan Indonesia karena dianggap tak memberikan pelindungan yang sungguh-sungguh.

“Kami merasa dengan segera menyelesaikan masalah ini, kami harus mendatangkan pekerja ini untuk mengelola buah,” tambahnya. Zuraida mengatakan Kementerian Ketenagakerjaan Malaysia juga telah membentuk komite untuk membantu industri dengan aplikasi mereka untuk mendatangkan pekerja asing. 

Baca Juga: Indonesia Cabut Pembekuan Pengiriman TKI ke Malaysia Mulai 1 Agustus

2. Malaysia ingin mengurangi ketergantungan terhadap pekerja migran Indonesia

Selain itu, Zuraida mengatakan industri perkebunan juga telah memulai upaya otomasi untuk mengurangi ketergantungan terhadap pekerja migran. Para pekerja migran itu memang memegang peran penting di berbagai sektor industri strategis Malaysia. 

Asosiasi Minyak Sawit Malaysia (MPOA) mengatakan bahwa mereka memperkirakan sekitar 52.000 pekerja migran akan tiba pada akhir tahun 2022 ini. Wacana kerja sama dengan India dan Pakistan sebenarnya sudah direncanakan sejak lama. 

Datuk Zuraida mengatakan kerja sama dengan India dan Pakistan bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pekerja migran asal Indonesia dan Bangladesh. Per 1 Mei 2022, upah yang diterima pekerja migran yang berada di sektor sawit sebesar 1500 ringgit atau sekitar Rp5.000.000,-. 

3. Indonesia-Malaysia sebenarnya sudah menandatangani MoU pelindungan PMI

Pada 1 April 2022, Indonesia dan Malaysia sepakat menandatangani MoU terkait pelindungan pekerja migran Indonesia (PMI) di Negeri Jiran. Penandatangan ini memberikan harapan baru bagi para PMI yang sedang atau akan bekerja di Malaysia.

Penandatanganan MoU tersebut disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri (PM) Malaysia Ismail Sabri bin Yaakob di Istana Merdeka menurut laporan Kementerian Luar Negeri. 

Namun, pada pertengahan Juli 2022 lalu, pengiriman PMI ke Malaysia sempat disetop. Hal tersebut tak lepas dari indikasi adanya pelanggaran MoU antara kedua negara yang dilakukan oleh Malaysia. 

Setelah menjalani proses yang cukup panjang dalam menyusun nota kesepamahan, pengiriman PMI ke Malaysia dibuka kembali per Senin (01/08/2022). Berdasarkan data Bank Indonesia, jumlah PMI di Malaysia mencapai 1,6 juta orang. Jumlah tersebut belum termasuk PMI nonprosedural. 

Baca Juga: Indonesia-Malaysia Sepakat Gabungkan Sistem Perekrutan TKI 

Anoraga Ilafi Photo Verified Writer Anoraga Ilafi

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya