Myanmar Gunakan Pesawat Buatan Rusia untuk Serang Warga Sipil

Kesepakatan militer Rusia-Myanmar masih berlanjut

Jakarta, IDN Times - Militer Myanmar dituduh menggunakan pesawat Yak-130 buatan Rusia untuk menyerang warga sipil yang berada di daratan. Junta Myanmar kerap melakukan tindakan yang membahayakan warganya, untuk membasmi oposisi yang mengancam kekuasaan. 

Myanmar Witness, sebuah kelompok yang berbasis di London yang mengumpulkan bukti pelanggaran hak di Myanmar, mengatakan mereka dapat memverifikasi penyelidikan tersebut. Adapun senjata yang digunakan adalah roket dengan akurasi tinggi dan meriam 23 mm.

1. Junta Myanmar sudah sering menggunakan Yak-130 buatan Rusia untuk serang warga sipil

Baru-baru ini, sebuah video yang dibagikan di Facebook pada Juni lalu menunjukkan setidaknya satu Yak-130 melakukan dua kali manuver dan meluncurkan beberapa roket terarah ke daratan.

Video kedua menunjukkan satu Yak-130 melakukan lima manuver dan menembakkan sekitar 18 salvo roket terarah.

“Myanmar Witness telah memverifikasi penggunaan secara berkala Yak-130, jet canggih buatan Rusia dengan kemampuan serangan darat yang mematikan, di Myanmar,” kata Myanmar Witness dalam laporannya, dilansir Al Jazeera.

“Selama penyelidikan ini, laporan dan geolokasi yang kredibel telah mengungkapkan penggunaan Yak-130 di dalam wilayah sipil yang berpenduduk," tambah laporan itu. 

Baca Juga: Menlu Retno Minta Isu Myanmar Dibahas Khusus di ASEAN 

2. Pesawat Yak-130 dikirim Rusia ke Myanmar selama 2015-2019

Selama 2015 dan 2019, terdapat 12 pesawat Yak-130 dikirim Rusia ke Myanmar setelah perjanjian antara kedua negara disepakati. Setelah kudeta pada 2021, Rusia menyatakan niat untuk terus mendukung militer Myanmar dan terus memasok jet Yak-130.

Pada 15 Desember 2021, enam jet tambahan diluncurkan di pangkalan udara Meiktila sebagai bagian dari upacara ulang tahun ke-74 Angkatan Udara Myanmar. Perlu dicatat bahwa Rusia juga menyatakan niat untuk memasok varian ekspor yang lebih canggih dari Su-30, yaitu jet 2 tempat duduk supersonik dengan muatan maksimum 8 ribu kilogram.

Dalam menyusun laporan, bukti digital dikumpulkan atau diarsipkan dalam database yang aman dan disimpan dengan hashing untuk mengonfirmasi keaslian sumber tersebut. Hal ini membuat laporan ini menjadi lebih kredibel. 

3. Sekilas tentang awal mula tindakan represif junta Myanmar terhadap warga sipil

Awal mula krisis kemanusiaan di Myanmar berawal dari tindakan panglima militer Jenderal  Min Aung Hlaing merebut kekuasaan dari pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi. Kudeta itu memicu protes massa yang ditanggapi oleh militer dengan kekerasan yang sangat berlebihan.

Lebih dari 2 ribu orang tewas dalam tindakan keras itu. Sementara itu, hampir 700 ribu orang terpaksa meninggalkan rumah mereka, menurut laporan PBB. 

Rusia menjadi pemasok penting senjata dan peralatan untuk militer Myanmar dan Min Aung Hlaing dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan, pada Juli 2022, pejabat tinggi militer Myanmar berada di Moskow untuk menjalani kesepakatan lebih lanjut.

Ini bukan yang pertama kalinya Rusia terlibat secara tidak langsung dalam kekerasan yang terjadi di negara lain pada 2022. Selain melakukan invasi Ukraina, Rusia juga melancarkan serangan ke wilayah Suriah yang membuat korban sipil berjatuhan. 

Baca Juga: Jokowi Kecewa atas Eksekusi Mati 4 Aktivis oleh Junta Myanmar

Anoraga Ilafi Photo Verified Writer Anoraga Ilafi

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya