NATO: Sekutu Barat Harus Siap Dukung Ukraina Jangka Panjang

Negara-negara Barat didorong untuk menyiapkan anggaran

Jakarta, IDN Times - Sekretaris Jenderal North Atlantic Treaty Organization (NATO), Jens Stoltenberg, memperingatkan negara-negara Barat untuk mendukung Ukraina dalam jangka panjang. Sebab, Presiden Rusia Vladimir Putin tidak memiliki untuk berdamai dengan Ukraina dalam waktu dekat.

Stoltenberg meminta negara-negara Barat menguatkan diri untuk memasok bantuan ke Ukraina. Dia menekankan pentingnya anggaran militer yang besar dalam beberapa tahun mendatang. 

1. Putin merencanakan lebih banyak perang

NATO: Sekutu Barat Harus Siap Dukung Ukraina Jangka PanjangPresiden Rusia Vladimir Putin (twitter.com/KremlinRussia_E)

Stoltenberg ingin negara-negara anggota NATO setuju untuk membelanjakan minimal 2 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Dia juga menjelaskan situasi perang di Ukraina masih berlangsung sengit.

"Hanya mengerahkan ribuan dan ribuan tentara lagi, telah mengambil banyak korban demi keuntungan minimal. Presiden Putin tidak merencanakan perdamaian, dia merencanakan lebih banyak perang,” kata Stoltenberg, dilansir The Guardian.

Dia menambahkan bahwa Rusia meningkatkan produksi industri militer di negara lainnya.

"Menjangkau rezim otoriter seperti Iran atau Korea Utara, dan lainnya untuk mencoba mendapatkan lebih banyak senjata," tambahnya.

Baca Juga: Fakta-Fakta Pertemuan Xi Jinping-Putin, Bahas soal Ukraina!

2. NATO dan Ukraina akan mengadakan pertemuan tingkat tinggi

NATO: Sekutu Barat Harus Siap Dukung Ukraina Jangka PanjangPresiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy (twitter.com/ZelenskyyUa)

Stoltenberg mengatakan, NATO akan mengadakan pertemuan tingkat tinggi forum organisasi militer untuk kerja sama dengan Ukraina bulan depan. Dia pun meyakinkan bahwa keberatan yang diajukan Hungaria tidak akan memengaruhi keputusan tersebut.

Komisi NATO-Ukraina belum bertemu di tingkat menteri selama beberapa tahun lalu. Pertemuan terakhir diadakan di tingkat yang lebih rendah pada 2019 di Kiev, dengan Duta Besar NATO bergabung untuk bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

Hungaria dan Ukraina berselisih tentang undang-undang bahasa yang diadopsi di Ukraina pada 2017, di mana Budapest bersikeras menghentikan anggota etnis minoritas Transkarpatia untuk belajar di Hungaria.

Adapun Hungaria secara rutin memblokir pertemuan Komisi NATO-Ukraina sejak perselisihan itu.

3. Kebutuhan amunisi Ukraina sangat besar untuk melawan Rusia

Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis, Jerman, dan negara barat lainnya harus siap mendukung Ukraina dengan senjata dan amunisi dalam waktu yang lama.

“Kebutuhan akan terus ada, karena ini adalah perang gesekan, ini tentang kapasitas industri untuk mempertahankan dukungan terhadap Ukraina,” kata sekjen NATO itu.

Saat ini, pertempuran begitu sengit sehingga penggunaan peluru artileri Ukraina mencapai 4 ribu hingga 7 ribu per hari.

"Tingkat pengeluaran amunisi saat ini lebih tinggi daripada tingkat produksi saat ini,” kata Stoltenberg.

Awal pekan ini, anggota Uni Eropa setuju untuk memasok Ukraina dengan sejuta peluru yang cukup untuk enam bulan ke depan. Walau begitu, Stoltenberg ingin anggota NATO bersiap untuk menghabiskan lebih banyak anggaran demi mengimbangi Rusia.

Baca Juga: Selain Vladimir Putin, Ini 3 Kepala Negara yang Pernah Didakwa ICC

Anoraga Ilafi Photo Verified Writer Anoraga Ilafi

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya