Partai Koalisi Membelot, Posisi PM Pakistan Semakin Terancam

177 kursi legislator siap menjatuhkan PM Khan

Jakarta, IDN Times - Posisi Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, semakin di ujung tanduk. Pasalnya, Partai Gerakan Muttahida Qaumi Pakistan (MQM-P), kekuatan politik utama di Provinsi Sindh, pada Rabu (30/03/2022) mengumumkan akan meninggalkan pemerintah koalisi pimpinan Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) yang sedang berkuasa. 

Tekanan meningkat pada Perdana Menteri Pakistan Imran Khan untuk mundur setelah sekutu penting beralih ke oposisi menjelang mosi tidak percaya di parlemen Pakistan. Sidang akan dimulai Kamis (31/03/2022) dan pemungutan suara akan digelar sepekan setelahnya. Jika diloloskan, pemakzulan PM Khan akan ditentukan dalam sidang istimewa nanti. 

Baca Juga: Pakistan Larang Warga yang Belum Divaksinasi Salat di Masjid

1. Partai Gerakan Muttahida Qaumi Pakistan (MQM-P) resmi keluar dari koalisi pemerintah

Keluarnya Partai Gerakan Muttahida Qaumi Pakistan (MQM-P) dari koalisi pemerintah Pakistan, merupakan ancaman nyata bagi PM Khan. Langkah itu dilakukan menyusul negosiasi yang berlarut-larut antara MQM-P dan para pemimpin oposisi sejak Selasa malam (29/03/2022). 

“Keputusan untuk berpisah dengan pemerintah telah disahkan oleh komite koordinasi partai,” kata pemimpin senior MQM-P Aminul Haq dalam konferensi pers di Islamabad, Rabu (30/03/2022), dilansir Al Jazeera

Partai MQM-P yang diketahui diberi jatah kursi menteri resmi mengundurkan diri dari kabinet federal Pakistan. "Kami telah mengajukan pengunduran diri kami dari kabinet federal," kata Aminul. 

Baca Juga: PM Pakistan Tantang Narendra Modi Debat Terbuka di TV Nasional

2. Partai Rakyat Pakistan (PPP) jadi inisiator mosi tidak percaya terhadap PM Khan

Inisiatif mosi tidak percaya digalang kekuatan oposisi terbesar, Partai Rakyat Pakistan (PPP), yang mengajak partai lainnya untuk mengajukan mosi tidak percaya. Dukungan elektoral bagi partai pengusung Imran Khan, Pakistan Tehreek-ekInsaf(PTI ), menyusut akibat memburuknya situasi ekonomi.

ingginya angka inflasi harga bahan pokok diyakini membuat Imran Khan sulit untuk terpilih kembali pada pemilu berikutnya. Partai pemerintah, Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI), saat ini menguasai 155 kursi di parlemen.

Khan terpilih sebagai perdana menteri dengan dukungan 176 suara. Sebelum Partai MQM-P mundur dari koalisi pemerintah, diperkirakan mayoritas 172 anggota parlemen berpeluang untuk menjatuhkan PM Khan. 

Baca Juga: Lama Tak Menjalin Hubungan, PM Pakistan akan Kunjungi Moskow

3. PM Khan butuh 172 dari 342 suara untuk melawan mosi tidak percaya

PM Khan membutuhkan 172 suara dari 342 kursi yang tersedia di Majelis Nasional untuk mengalahkan mosi tidak percaya yang digerakkan oleh oposisi. Namun, jumlah kursi dari partai oposisi telah membengkak menjadi 177 kursi, dilansir Firstpost

Hal tersebut tak lepas dari puluhan legislator dari Partai PTI dikabarkan meninggalkan Khan. Artinya, posisi Khan di pemerintahan benar-benar diujung tanduk. 

Tidak ada perdana menteri Pakistan yang pernah menyelesaikan masa jabatannya dalam 75 tahun sejarah negara itu. Sebelumnya, kudeta yang sering dilakukan oleh militer pada zaman masing-masing. 

Sementara itu, setelah Imran Khan menuduh beberapa orang mencoba menggulingkan pemerintahannya dengan bantuan dana asing, menteri federal Asad Umar mengklaim bahwa PM siap menunjukkan surat kepada Ketua Mahkamah Agung Pakistan (CJP) Umar Ata Bandial untuk mendukungnya.

Anoraga Ilafi Photo Verified Writer Anoraga Ilafi

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya