PBB: Asia Tenggara Jadi Rute Baru Perdagangan Narkoba

Sindikat narkoba di Asia Tenggara semakin kuat

Jakarta. IDN Times - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan negara-negara di Asia Tenggara bahwa kawasannya telah menjadi tujuan baru para sindikat narkoba. Mereka mengirimkan sejumlah besar metamfetamin dan narkoba lainnya ke seluruh kawasan melalui Asia Tenggara. 

Hampir 151 ton metamfetamin disita di negara-negara Asia Tenggara dan Timur tahun lalu, kata Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC) pada Jumat (2/6/2023). Angka ini meningkat sebesar 167 persen jika dibandingkan dengan 2021.

1. Aktivitas pengedaran narkoba di perbatasan Thailand lebih intens dari sebelumnya

PBB: Asia Tenggara Jadi Rute Baru Perdagangan Narkobabendera Thailand (pixabay.com/confused_me)

Dalam upaya menghindari deteksi, kelompok kejahatan terorganisir telah memindahkan sejumlah besar sabu dari Thailand melalui wilayah tengah Myanmar. Sebagian rute tersebut juga melalui Laos. 

“Kelompok kejahatan transnasional mengantisipasi, beradaptasi, dan mencoba menghindari apa yang dilakukan pemerintah pada 2022," kata Jeremy Douglas, perwakilan regional UNODC untuk Asia Tenggara dan Pasifik. 

"Kami melihat mereka bekerja di sekitar perbatasan Thailand di Golden Triangle (Thailand, Laos, dan Myanmar) lebih intens dari sebelumnya,” tambahnya, dilansir Al Jazeera.

Douglas juga menyatakan para sindikat memiliki kemungkinan yang kecil untuk menggunakan rute Myanmar tengah yang rawan bentrokan antara junta Myanmar dan pasukan pro-demokrasi. 

Baca Juga: Forum PBB Hening Gegara Sekjen PBB Percepat Target Emisi Nol Karbon

2. Perdagangan semakin mengkhawatirkan

PBB: Asia Tenggara Jadi Rute Baru Perdagangan Narkobabendera Kamboja (pixabay.com/jorono)

UNODC juga menyatakan keprihatinannya bahwa Kamboja telah menjadi transit utama dan titik produksi tertentu untuk perdagangan narkoba di Asia Tenggara. Ini menunjukkan bahwa sindikat narkoba mulai beroperasi di negara lainnya demi memperkuat kekuasannya. 

Laboratorium dan fasilitas ketamin skala industri untuk memproses dan menyimpan zat tersebut ditemukan di seluruh Kamboja. 

“Kelompok kejahatan terorganisir telah melakukan ekspansi pasar yang digerakkan oleh sindikat serupa dengan pendekatan yang diambil untuk memperluas pasar metamfetamin di wilayah tersebut yang dimulai pada 2015,” tulis laporan tersebut, dilansir ABC News

Di sisi lain, laporan UNODC itu juga menyebut Laos merupakan negara yang paling lemah dalam menyatakan perang melawan perdagangan narkoba. 

3. Etnis bersenjata Myanmar disebut bekerja sama dengan sindikat narkoba

PBB: Asia Tenggara Jadi Rute Baru Perdagangan Narkobailustrasi bendera Myanmar (pixabay.com/adamlapunik)

Asia Selatan juga menjadi lebih terintegrasi dengan sindikat narkoba Asia Tenggara.

“Sabu-sabu diperdagangkan dalam jumlah besar dari Myanmar ke Bangladesh dan, (dengan) frekuensi yang meningkat, ke timur laut India,” kata UNODC, dilansir Al Jazeera

“Harga grosir dan jalanan metamfetamin tetap pada, atau jatuh ke, rekor terendah pada 2022 di seluruh wilayah, menunjukkan pasokan tidak terganggu,” tambah UNODC.

Laporan itu juga mengatakan bahwa sabu dan obat-obatan lain yang diproduksi di laboratorium Negara Bagian Shan Myanmar biasanya memasuki Laos dengan menyeberangi sungai Mekong. 

Kelompok pemberontak di Myanmar seperti Tentara Negara Bagian Wa, Tentara Aliansi Demokrasi Nasional Myanmar, Tentara Aliansi Demokrasi Nasional, dikabarkan bekerja sama dengan sindikat kejahatan terorganisir transnasional terkait narkoba.

Baca Juga: Militer Myanmar Bertahan, 5 Poin Konsensus Jadi Tak Efektif 

Anoraga Ilafi Photo Verified Writer Anoraga Ilafi

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya