Pemerintah Laos Didesak Bantu Korban Penipuan Asal Malaysia

Laos dikabarkan tak berkomitmen menangani kasus ini

Jakarta, IDN Times - Beberapa lembaga swadaya masyarakat (LSM) asal Malaysia telah meminta Pemerintah Laos untuk membantu mengamankan pembebasan warga Malaysia yang ditahan di negara tersebut pada Senin (26/9/2022).

Warga Malaysia tersebut dikabarkan merupakan korban penipuan oleh sindikat pekerjaan penipuan yang telah menipu mereka dengan tawaran pekerjaan bergaji tinggi.

Beberapa LSM seperti Malaysia International Humanitarian Organisation (MHO), Malaysia Community Crime Care (MCCC) dan Semboyan Malaysia Consumers Association (PPSM)  sebelumnya telah menyerahkan memorandum tentang masalah tersebut kepada kedutaan Laos di Malaysia. Walau begitu, belum ada tindakan nyata yang dilakukan oleh Laos dalam menangani kasus ini. 

Baca Juga: Pengusaha Malaysia Penyuap Angkatan Laut AS Ditangkap

1. Ada 700 warga Malaysia yang diyakini menjadi korban penipuan di Laos

Pemerintah Laos Didesak Bantu Korban Penipuan Asal MalaysiaIlustrasi Perdagangan Perempuan (IDN Times/Mardya Shakti)

Sekitar 700 orang Malaysia diyakini terjebak di Laos dalam kondisi yang mengerikan setelah mereka menjadi korban penipuan pekerjaan. Para sindikat dilaporkan memukul dan menyiksa korban untuk bekerja sebagai penipu dan memikat lebih banyak anak muda yang tidak bersalah ke dalam jaringan mereka.

Menurut para korban yang telah melarikan diri dari Laos, beberapa gadis Malaysia yang ditipu dengan tawaran pekerjaan yang menggiurkan akhirnya dipaksa menjadi pelacur. Jika mereka menolak untuk menuruti kemauan sindikat tersebut, warga Malaysia itu akan ditembak langsung.

Sekretaris jenderal Malaysia International Humanitarian Organisation (MHO), Datuk Hishamuddin Hashim, juga menuduh bahwa otoritas lokal di Laos melindungi para pelaku dari tindakan hukuman.Sejauh ini, Hashim mengatakan empat korban telah berhasil melarikan diri dari negara itu sementara enam lainnya berhasil diselamatkan melalui intervensi kedutaan Malaysia di Laos.

Baca Juga: Tidak Punya Pantai, Ini 5 Tempat Wisata Sejarah di Laos 

2. Sindikat penipuan di Laos sediakan dana 30 miliar untuk menangkap para korban yang kabur

Terdapat laporan bahwa sindikat itu menawarkan hadiah setinggi 2 juta dolar AS untuk menangkap mereka yang melarikan diri. Jika dirupiahkan, angka tersebut setara Rp30,2 miliar. 

Presiden LSM MCCC, Tan Sri Musa Hassan, menyarankan para korban yang telah kembali ke Malaysia untuk mengajukan laporan polisi karena pernyataan mereka akan berguna dalam mengidentifikasi warga Malaysia. 

“Tolong laporkan ke polisi agar pernyataan anda bisa direkam karena kami ingin tahu apakah ada anggota sindikat di sini yang terlibat membawa warga kami ke negara itu," kata Hassan, dilansir The Star

"Saat ini, kami bekerja sama dengan Wisma Putra dan Kepolisian Kerajaan Malaysia untuk mendapatkan semua informasi (yang relevan) dan membebaskan mereka (korban) untuk kembali ke keluarga mereka," tambahnya.

Baca Juga: Pengusaha Malaysia Penyuap Angkatan Laut AS Ditangkap

3. Modus penipuan pekerjaan oleh sindikat Laos di Malaysia

Pemerintah Laos Didesak Bantu Korban Penipuan Asal Malaysiabendera Malaysia (pixabay.com/terimakasih0 )

Menurut Datuk Hishamuddin Hashim yang sudah melakukan pendalaman terkait sindikat ini, para korban ditipu dengan gaji yang menggiurkan. “Korban ditipu oleh sindikat penipuan pekerjaan dengan tawaran gaji tinggi. Namun, setibanya di Laos, mereka dipaksa bekerja sebagai scammers, judi online dan pekerjaan ilegal lainnya," kata Hashim, dilansir New Straits Times

"Beberapa korban diyakini dijual dari satu agen ke agen lain, dari satu perusahaan ke perusahaan lain, atau lebih buruk, diperdagangkan antar negara yang berbeda," tambahnya. 

Sindikat penipuan juga menuntut uang tebusan dari keluarga korban yang berkisar antara 50 ribu -100 ribu ringgit Malaysia untuk membebaskan para korban. Jika dirupiahkan, angka ini mencapai Rp170 juta hingga Rp328 juta. 

“Akibat perlakuan tidak manusiawi yang diterima, para korban membuat laporan polisi di Laos. Sayangnya, tindakan yang tidak memadai dan tidak efisien dari pihak berwenang mengakibatkan para korban terdampar di Laos," kata Hashim.

Pemerintah Laos dan Myanmar terus membiarkan sindikat keji yang berkembang di wilayah mereka mereka. Laos dikabarkan tak memiliki komitmen dalam menangani kejahatan perdagangan manusia dan penipuan yang berasal dari negaranya.

Anoraga Ilafi Photo Verified Writer Anoraga Ilafi

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya