Presiden Korsel Bersumpah Akan Membalas Provokasi Korea Utara

Jakarta, IDN Times - Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol berjanji, pada Jumat (24/3/2023), untuk membuat Korea Utara membayar provokasi sembrononya. Hal tersebut tak lepas dari simulasi tambahan serangan nuklir oleh Korea Utara terhadap negara yang dianggap musuh.
Yoon mengeluarkan peringatan setelah Korea Utara melakukan simulasi minggu ini yang melibatkan peluncuran rudal jelajah dan serangan nuklir bawah laut.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un juga mengancam akan membuat Seoul dan Washington jatuh ke dalam keputusasaan.
1. Presiden Yoon mengatakan sumpahnya pada peringatan Hari Pertahanan Laut Barat
Presiden Yoon mengutarakan sumpahnya dalam upacara peringatan Hari Pertahanan Laut Barat di Pemakaman Nasional Daejon.
"Korea Utara memajukan senjata nuklirnya dari hari ke hari, dan melakukan provokasi rudal dengan intensitas yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Yoon, dilansir The Korea Times.
"Saya akan memastikan Korea Utara membayar harga atas provokasi sembrononya," tambahnya.
Hari Pertahanan Laut Barat memperingati 55 tentara yang tewas dalam aksi saat mempertahankan Garis Batas Utara.
Garis itu sendiri merupakan perbatasan laut barat de facto antara Korea Selatan dan Korea Utara, antara tahun 2002 dan 2010. Sekitar 55 pasukan yang tewas iu itu termasuk 46 pelaut di atas korvet Cheonan pada Maret 2010 dalam serangan torpedo yang dilakukan Korea Utara.
Baca Juga: Laporan AS soal HAM Korut: Warga Dipaksa Nonton Eksekusi Publik
2. Korea Selatan siap melawan provokasi dari Korea Utara
Editor’s picks
Yoon juga mengatakan bahwa negaranya siap menghadapi provokasi Korea Utara.
“Pemerintah dan militer kami akan secara dramatis memperkuat sistem tiga sumbu Korea Selatan menghadapi kemajuan dan provokasi nuklir dan rudal Korea Utara," katanya.
"Semakin memperkuat kerja sama keamanan antara Korea Selatan dan Amerika Serikat, dan antara Korea Selatan, AS dan Jepang," tambah Yoon, dilansir Yonhap News Agency.
Korea Selatan sendiri memiliki sistem pertahanan anti-rudal yang mumpuni dan dianggap mampu menangkal serangan Korea Utara.
Pyongyang telah mengintensifkan uji senjatanya dalam beberapa pekan terakhir sebagai protes atas latihan militer Seoul dan Washington yang diperluas. Korea Utara menganggap latihan itu sebagai latihan untuk invasi.
3. Yoon juga memberikan penghormatan kepada mereka yang gugur di depan pemakaman
Sebelum memulai pidatonya, Yoon sempat menahan air mata saat dia membacakan absen dari 55 korban yang gugur. Menjelang upacara, Yoon dan ibu negara Kim Keon Hee juga memberikan penghormatan kepada mereka yang gugur di pemakaman mereka.
"Anggota keluarga dan kawan Anda yang berharga adalah pahlawan yang membela kebebasan kami dalam menghadapi provokasi Korea Utara. Bersama dengan rakyat kita, saya akan selamanya mengingat para pahlawan besar yang membela kebebasan Republik Korea atas nama bangsa," kata Yoon.
Hubungan antara Korea Selaran dan Korea Utara dapat dikatakan masih panas. Kedua pihak saling menyalahkan satu sama lain sebagai provokator panasnya hubungan kedua negara itu.
Baca Juga: Siap Perang, Warga Korut Berbondong-Bondong Daftar Tentara Relawan
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.