Presiden UEA Tunjuk Putra Sulung Jadi Putra Mahkota Abu Dhabi

Sheikh Mohammed juga menunjuk beberapa pejabat top lainnya

Jakarta, IDN Times - Presiden Uni Emirat Arab (UEA), Sheikh Mohammed bin Zayed Al-Nahyan, menunjuk putra sulungnya Sheikh Khaled menjadi putra mahkota Abu Dhabi pada Rabu (29/3/2023). 

Sheikh Mohammed juga menunjuk saudaranya Sheikh Mansour bin Zayed Al-Nahyan sebagai wakil presiden UEA bersama Sheikh Mohammed bin Rashid Al-Maktoum.

Selain itu, dia juga menunjuk saudara laki-lakinya Sheikh Tahnoun bin Zayed Al-Nahyan dan Sheikh Hazza bin Zayed Al-Nahyan sebagai wakil penguasa Abu Dhabi.

Sebelumnya, Sheikh Khaled sudah menjadi anggota Dewan Eksekutif Abu Dhabi dan Ketua Kantor Eksekutif Abu Dhabi.

1. Sheikh Khaled memiliki pengalaman yang banyak di Uni Emirat Arab

Sheikh Khaled adalah ketua beberapa dewan, termasuk Dewan Genomik UEA, Komite Eksekutif Perusahaan Minyak Nasional Abu Dhabi, dan Dewan Riset Teknologi Lanjutan. Sheikh Khlaed sendiri sudah menikah dan memiliki seorang putra dan dua putri.

Selain itu, ada pula beberapa perombakan jabatan yang menjadi perhatian di UEA. Sheikh Tahnoun, yang juga penasihat keamanan nasional UEA dan mengendalikan kerajaan bisnis besar, ditunjuk sebagai ketua Otoritas Investasi Abu Dhabi.

Ada pula Sheikh Mansour, pemilik klub sepak bola Manchester City, sebagai ketua Mubadala yang merupakan pengelola dana kekayaan terbesar kedua di Abu Dhabi. Sheikh Masnsour akan membantu wewenang dari Sheikh Mohammed bin Zayed.

Baca Juga: UEA Siap Bantu Suriah Berdamai dengan Seluruh Negara Arab

2. Abu Dhabi jadi salah satu investor terkaya di dunia

Presiden UEA Tunjuk Putra Sulung Jadi Putra Mahkota Abu Dhabipotret uang (unsplash.com/Jason Leung)

Awal bulan ini, Abu Dhabi mengendalikan beberapa dana kekayaan negara dan resmi menjadi salah satu investor negara terkaya di dunia. Selama pemerintahan Sheikh Mohamed, Uni Emirat Arab (UEA) memupuk hubungan dekat dengan negara tetangga Arab Saudi.

UEA telah bergabung dengan Arab Saudi dalam perang melawan pemberontak Houthi yang didukung Iran. Pada akhirnya, UEA mulai memutuskan untuk tidak terlibat secara langsung dalam pertempuran itu.

UEA saat ini sedang  memproyeksikan kekuatan militer di seluruh wilayah. Pada 2020, UEA menormalisasi hubungan dengan Israel dalam perjanjian pertama yang disebut Abraham Accords, diikuti oleh Bahrain, Maroko, dan Sudan.

3. UEA masih menjadi mitra militer AS utama di Timur Tengah

Presiden UEA Tunjuk Putra Sulung Jadi Putra Mahkota Abu Dhabiilustrasi tentara (pixabay.com/WikiImages)

Ihwal politik luar negeri dan militer, UEA masih menampung sekitar 3.500 tentara AS. Kebanyakan dari mereka ditempatkan di Pangkalan Udara Al-Dhafra Abu Dhabi. 

Pangkalan itu merupakan tempat di mana drone dan jet tempur menerbangkan misi memerangi kelompok Daesh/ISIS di Irak dan Suriah. Selain itu, Dubai merupakan pelabuhan panggilan tersibuk Angkatan Laut AS di luar negeri.

Di sisi lain, UEA dan Arab Saudi khawatir dengan kesepakatan nuklir pada 2015 lalu yang juga mengikat Iran, AS, dan kekuatan dunia lainnya. Terlepas dari hal itu, UEA sendiri masih menjadi salah satu negara di Timur Tengah yang paling stabil dalam hal keamanan.

Baca Juga: Imbas Kelakuan Menteri Netanyahu, Hubungan Israel-UEA Merenggang

Anoraga Ilafi Photo Verified Writer Anoraga Ilafi

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya