Ratusan Diplomat Walk Out Saat Menlu Rusia Pidato di PBB

Ada apa kok tiba-tiba walk out?

Jakarta, IDN Times - Lebih dari 100 diplomat dari 40 negara melakukan walk out saat Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, berbicara dalam sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Sidang tersebut dilaksanakan di Jenewa pada Selasa (01/03/2022). 

Aksi tersebut merupakan bentuk protes para diplomat atas invasi yang dilakukan Rusia di Ukraina sejak Kamis (24/02/2022). Aksi walk out tersebut diketahui dipimpin oleh Duta Besar Ukraina untuk PBB. 

Lavrov dikabarkan tidak menghadiri sidang tersebut secara fisik akibat tidak dapat melakukan penerbangan ke luar negeri. Hal tersebut tak lepas dari sanksi-sanksi yang dijatuhkan kepada Rusia, termasuk larangan bagi penerbangan Rusia untuk beroperasi di sejumlah negara. 

1. Menteri Luar Negeri Rusia malah menuduh Ukraina melanggar HAM

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, dikabarkan sedang berbicara tentang pelucutan senjata saat aksi walk out di sidang PBB tersebut terjadi. Selain itu, dia juga membenarkan "operasi militer" yang dilakukan negaranya terhadap Ukraina.

Di sisi lain, Lavrov menuduh bahwa Ukraina telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) kepada etnis-etnis minoritas yang ada di negara tersebut, dilansir Al Jazeera. Dia juga menuduh Uni Eropa terlibat dalam “kegilaan Russophobic” dengan memasok senjata mematikan bagi Ukraina selama invasi Rusia berlangsung. 

Rusia mengklaim bahwa invasi yang dilakukan Rusia merupakan langkah untuk denazifikasi di wilayah Ukraina. Istilah denazifikasi kerap diartikan sebagai tindakan untuk memberantas pengaruh Nazi atau praktik fasisme" dan "tindakan represif" yang terjadi di suatu wilayah.

2. Para diplomat dan menlu buka suara terkait aksi walk out ini

Beberapa diplomat dan menteri luar negeri yang hadir dalam sidang PBB tersebut juga buka suara terkait aksi yang telah mereka lakukan. “Klaim aneh Menteri Luar Negeri Lavrov harus diungkap apa adanya: distorsi sinis dari fakta,” ungkap Duta Besar Jerman Katharina Stasch.

Menteri Luar Negeri Kanada Melanie Joly menyebut pernyataan versi Lavrov "salah" dan mengatakan "karena itu kami ingin menunjukkan sikap yang sangat kuat bersama-sama", dilansir The Hindustan Times

Duta Besar Prancis, Jerome Bonnafont, mengatakan "setiap invasi merupakan pelanggaran hak asasi manusia". Dia juga menambahkan "penting bagi Dewan Hak Asasi Manusia menunjukkan dengan walk out ini bahwa mereka bersatu dengan Ukraina dan dengan rakyat Ukraina".

Duta Besar Ukraina, Yevheniia Filipenko, juga mengatakan "Ini adalah pertunjukan dukungan yang luar biasa bagi warga Ukraina yang berjuang untuk kemerdekaan mereka."

Baca Juga: Presiden Ukraina Terima Ancaman Pembunuhan

3. Diplomat China, Suriah, dan Venezuela tak ikut aksi walk out

Dari puluhan negara yang mengikuti aksi walk out, ada tiga negara yang dipastikan tidak mengikuti aksi protes tersebut. ketiga negara tersebut adalah China, Suriah, dan Venezuela. Ketiga negara tersebut memang diketahui tidak mengecam invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina. 

Suriah memang diketahui memiliki hubungan yang erat dengan Rusia. Suriah bahkan turut mendukung pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam mengakui kedaulatan Republik Rakyat Luhansk dan Republik Rakyat Donetsk. 

Venezuela sendiri dikabarkan memiliki hubungan kerja sama yang kuat di bidang perdagangan dan militer dengan Rusia. Begitu pula dengan China yang diketahui juga memiliki kerja sama ekonomi yang kuat dengan Rusia. China, Suriah, dan Venezuela merupakan negara-negara yang tak mengutuk invasi Rusia terhadap Ukraina sejak Kamis (24/02/2022) lalu. 

Baca Juga: Perang Rusia-Ukraina dan Harga Minyak Bikin Rupiah Anjlok Hari Ini

Anoraga Ilafi Photo Verified Writer Anoraga Ilafi

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya