Rusia Ogah Dialog dengan Jepang soal Sengketa Pulau Gegara Ukraina

Jepang harus menghormati Rusia jika ingin berdialog

Jakarta, IDN Times - Rusia, pada Minggu (29/01/2023), menyampaikan bahwa pihaknya tidak akan mengadakan pembicaraan tahunan dengan Jepang untuk memperbarui pakta yang memungkinkan nelayan Jepang untuk beroperasi di dekat pulau sengketa. Rusia sendiri menganggap Jepang telah mengambil tindakan anti-Rusia saat ini. 

Pulau-pulau tersebut terletak di utara pulau Hokkaido yang dikenal di Rusia sebagai Kuril.  Jepang menyebut pulau-pulau tersebut sebagai Teritori Utara yang merupakan wilayah para nelayan Jepang beraktivitas.

1. Moskow menganggap Jepang telah melakukan sikap anti-Rusia

Rusia Ogah Dialog dengan Jepang soal Sengketa Pulau Gegara UkrainaPresiden Rusia Vladimir Putin (twitter.com/KremlinRussia_E)

Jepang merupakan salah satu negara yang memberikan sanksi kepada Rusia terkait invasi Ukraina. Bahkan, Jepang turut menyumbangkan senjatanya kepada Kiev demi mempertahankan wilayahnya.

"Dalam konteks tindakan anti-Rusia yang diambil oleh pemerintah Jepang, pihak Rusia memberi tahu Tokyo bahwa mereka tidak dapat menyetujui diadakannya konsultasi antarpemerintah tentang pelaksanaan perjanjian ini," ungkap Kementerian Luar Negeri Rusia, dilansir Reuters. 

Rusia menganggap Jepang tidak menghormati negaranya. Jepang sendiri sudah meminta Rusia agar pertemuan bilateral digelar untuk membahas wilayah yang sengketa.

Baca Juga: Ukraina Ancam Boikot Olimpiade 2024 jika Rusia Tetap Ikut 

2. Rusia mau berdialog lagi dengan Jepang jika Tokyo menunjukkan rasa hormat

Rusia Ogah Dialog dengan Jepang soal Sengketa Pulau Gegara Ukrainabendera negara Rusia(freepik.com/jannoon028)

Pada Juni 2022, Rusia menangguhkan perjanjian 1998 yang mengizinkan kapal Jepang untuk menangkap ikan di dekat pulau-pulau tersebut.

Sekretaris Kabinet Jepang, pada Senin (23/01/2023), mengatakan bahwa Tokyo akan menuntut Moskow terlibat dalam pembicaraan tahunan sehingga operasi penangkapan ikan di wilayah tersebut dapat dimulai kembali.

Walau begitu, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan tidak akan ada perbaikan dalam hubungan bilateral kecuali Jepang menunjukkan rasa hormat. Walau tak menyebutkan secara implisit rasa hormat apa yang dimaksud, sanksi-sanksi Jepang terhadap Rusia dan pengiriman senjata ke Ukraina diyakini menjadi alasan Rusia saat ini. 

“Untuk kembali ke dialog normal, Jepang harus menunjukkan rasa hormat yang mendasar terhadap negara kami, keinginan untuk meningkatkan hubungan bilateral,” kata Kementerian Luar Negeri, dilansir Al Arabiya News.

3. Jepang turut menyumbang peralatan militer kepada Ukraina

Rusia Ogah Dialog dengan Jepang soal Sengketa Pulau Gegara Ukrainailustrasi bendera Jepang (pixabay.com/David_Peterson)

Jepang memang menjadi salah satu negara yang menyumbang senjata kepada Ukraina selama invasi Rusia. Walaupun pengiriman terbatas pada peralatan yang tidak mematikan, langkah untuk memasok Ukraina belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah modern Jepang.

Bantuan militer sejauh ini termasuk 40 UAV pengintai kecil, 6.900 helm, dan 1.900 rompi antipeluru. Upaya Jepang untuk membantu Ukraina dimulai dengan surat dari Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov kepada Menteri Pertahanan Jepang Nobuo Kishi pada 25 Februari 2022.

Dalam surat tersebut, Reznikov meminta Jepang untuk mengirim peralatan militer demi membantu Ukraina mengusir pasukan Rusia. Jepang juga telah mengirimkan bantuan kemanusiaan kepada warga Ukraina dalam jumlah yang signifikan.

Baca Juga: Jepang Akan Turunkan Kategori COVID-19 Menjadi Influenza per 8 Mei

Anoraga Ilafi Photo Verified Writer Anoraga Ilafi

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya